Seperti hari biasa, Rex bangun dan memulai harinya dengan berlari pagi mengelilingi gua. Dirinya yang sekarang sudah terbiasa dengan rutinitas baru sejak terlahir kembali di dunia ini.
Mengambil beberapa potong dari daging kelinci bakar yang ia simpan di Inventory, dimana waktu berhenti jadi menjaga kehangatan dari daging tersebut, dia memakannya sebagai sarapan.
Keluar dari gua, Rex segera menghirup udara segar dari alam sekitar untuk beberapa saat. Hal ini dapat menenangkan pikirannya dan juga membuatnya lebih bertenaga.
'Karena aku punya sihir sekarang, sepertinya aku akan berlatih dalam menggunakannya dulu.' Berpikir demikian, Rex melanjutkan perjalanannya.
Kali ini dia ingin lebih dalam ke hutan untuk melihat monster atau binatang magis lainnya sekaligus mencoba sihir yang baru saja ia dapatkan kemarin malam.
Melewati beberapa kelinci dan landak yang sudah biasa ia temui, Rex dengan mudah menebas mereka bahkan duri dari landak raksasa itu tidak mampu menahan kekuatan dari Rex dan hancur.
Dalam perjalanan, dia menemukan sungai dan menyadari bahwa dia belum mandi sejak saat itu dan memutuskan untuk mandi di sungai.
Mencopot bajunya, yaitu hanya kaos polos dan celana hitam, dia langsung masuk ke dalam sungai dan membasuh dirinya sebersih mungkin.
Selesai dengan membersihkan dirinya, dia kemudian mengambil baju yang dia letakkan di atas batu samping sungai dan mencucinya bersih.
"Ouch!" Teriak Rex tiba-tiba dan segera keluar dari sungai. Saat dia sudah sepenuhnya keluar, di kaki kanannya dapat terlihat sesuatu yang menggeliat sedang menggigitnya.
"Lintah...?" Kata Rex heran. Lintah yang ada di depannya dapat dibilang sangat besar dengan ukuran lebih dari 30 cm, sudah pasti akan terasa sangat sakit saat tergigit olehnya.
Mengambil pedangnya, Rex menusuk lintah itu tepat di kepala yang kemudian membuat semua darah yang telah di sedot untuk bercipratan mengotori Rex lagi.
"Ha... Aku pikir aku akan mati... Yang benar saja, kalau aku tidak cepat-cepat tadi bisa-bisa semua darahku habis terhisap." Kata Rex merinding.
Melihat ke arah lintah tadi, yang sekarang hanyalah sebuah gumpalan coklat lembek dengan darah disekelilingnya, Rex menggunakan [Perfect Polymorph] dan berubah menjadi lintah tadi.
Dia juga mendapat skill [Bloodsucking] dan ketika dia berubah menjadi Imp lagi, gigi taringnya bertambah panjang dan lebih tajam dari sebelumnya.
"Woah, sekarang aku terlihat seperti hybrid dari Vampire dan Imp..." Kata Rex kagum.
Karena dirinya yang kotor lagi, Rex membasuh tubuhnya lagi. Dia tidak masuk ke dalam sungai karena takut akan adanya lintah yang lebih banyak menunggunya di dalam.
Selesai membasuh badannya, Rex memakai bajunya yang masih basah, karena tidak mau berlama-lama di sungai, dan segera pergi dari sana.
Tepat disaat dia sudah bosan dengan membantai kelinci dan landak sepanjang jalan, dia bertemu dengan seekor ular hitam.
Mendekati ular itu, Rex menjulurkan tangannya ke depan dan lingkaran sihir merah keluar dari telapak tangannya.
"Fireball." Mengucapkan nama dari sihir yang ia gunakan, bola api berukuran sebesar bola basket keluar dari lingkaran sihir dan melaju dengan cepat ke arah ular hitam yang masih belum menyadarinya.
*Boom!
Bola api itu meledak tepat ketika mengenai ular hitam dan membakarnya habis sampai menjadi abu. Di sisi lain, Rex hanya bisa melongo melihat betapa dahsyatnya ledakan dari sihir tingkat 1 yang baru saja ia keluarkan.
"Wow... Ini sangat luar biasa aku sampai tidak bisa berkata-kata apapun..." Gumam Rex terkagum-kagum.
Selain itu, dirinya juga naik level sebanyak 5 kali, jadi sudah pasti ular hitam tadi seharusnya sangatlah kuat. Kemudian, seperti biasa Rex menggunakan [Perfect Polymorph] dan mendapatkan skill dari ular hitam.
Rex menyadari bahwa masih ada sesuatu di dalam sana, mendekati hal itu, dia menemukan sebuah telur yang dapat dia simpulkan sebagai telur dari ular tadi.
Yang membuatnya heran adalah, area sekitar telur itu sudah hancur terkena ledakan sedangkan telur itu tanpa memiliki sedikit pun goresan di cangkangnya.
"Aneh... Apa cangkang telur bisa begitu kuatnya untuk tahan dari ledakan...?" Tanya Rex heran.
Mengambil telur itu, Rex menyimpannya di dalam Inventory. Siapa tahu telur itu akan berguna nantinya setelah menetas. Hari berlanjut sampai petang dan sudah saatnya bagi Rex untuk kembali.
Memasuki gua, dia pergi ke ruang penyimpanan seperti biasa dan meletakkan beberapa hasil buruannya disana. Setiap Imp yang lewat dan melihatnya hanya bisa menelan ludah mereka dan merasa kagum atas kehebatan dari Rex.
Malam hari, di depan gua berbaring di atas ranting pohon adalah Rex yang seperti biasa mengagumi keindahan bintang di malam hari.
'Ibu pasti akan bahagia ketika melihat ini...' Pikir Rex dalam benaknya.
Ibunya sangat menyukai bintang yang bahkan sampai menjalar sampai ke Rex yang dulu membuatnya juga menjadi suka terhadap konstelasi dan bintang-bintang.
Menggelengkan kepalanya, Rex mencoba menghilangkan pikirannya yang tidak baik dan kembali ke melihat bintang lagi.