webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.35 Terpaksa

Kalau saja bukan karena menjemput semua anakku, pasti tidak akan dihujani pertanyaan seperti ini. Dibalik tindakanku aku mulai menyesalinya, sedikit.

"Katakan papa. Kenapa kau begitu ceroboh dan masih menyetir menjemput kami!?" teriakan Migusa mengejutkanku dan anak-anakku yang lain.

Pertanyaan ini sangat memaksa diriku untuk menjawabnya, apa boleh buat, jawab yang sama seperti kujawab pertanyaan anak-anak laki-lakiku tadi.

"Papa sudah baikkan. Tidak perlu khawatir, lihat?" aku menjawab dengan sedikit rasa takut.

Mana ada orang tua yang ingin anaknya membenci dirinya? Diriku tidak termasuk dalam kelompok orang tua yang dibenci anaknya. Aku tidak ingin hal itu terjadi.

"Apanya baikkan? Mana mama? Akan kuberitahu mama untuk tidak membiarkan papa pergi ke mana-mana selama seminggu." Furisu pun ikut-ikutan memarahiku.

Ahhh, apa salahku coba, kan aku hanya ingin menjemput anak-anakku. Haduh~ serba salah deh kalau udah begini caranya.

"Maaf, maaf. Ndak usah bilang mama deh, papa ndak akan ke mana-mana." aku hanya bisa menyerah dalam ancaman kedua anak perempuanku.

Jujur saja sewaktu mereka kecil mereka sungguh menggemaskan, sekarang sih masih peduli, tapi pedulinya mereka bahkan melebihi pedulinya Kiera terhadap diriku. Contohnya karena kejadian kemarin itu, mereka jadi seperti ini sekarang. Sedangkan Kiera hanya membantuku agar sembuh kembali.

"Apa pun yang papa katakan, aku akan tetap bilang ke mama. Nanti pasti papa curi-curi kesempatan untuk pergi ke mana pun." ugh, cerdik sekali mereka.

Di dalam ancaman mereka aku hanya bisa menyerah, mereka terlalu ganas. Aku yang dulunya raja saja bisa dikalahkan. Inikah yang disebut kekuatan sebuah anak yang terpendam ketika orang tua terlalu menyayanginya?

"Ampun, ampun. Jangan bilang ke mama dong, nanti papa bisa-bisa hanya di kamar aja nanti, bahkan mandi pun gak bisa."

Ngomong-ngomong kalau Kiera marah, duniaku bisa hancur sekejap. Tak terbayangkan ketika dia marah, aku saja sampai tunduk di bawah kakinya kalau Kiera marah. Dan kalau aku tidak menuruti perkataan anakku dan anakku lapor ke Kiera, maka dia akan marah besar, sangat besar. Dibilang tidak sayang anak keh dan lain sebagainya. Ugh, sedikit penghinaan kalau sudah begini.

"Tunggu penghakiman mama nanti, hehehe." tawa jahat Migusa membuatku sangat takut.

Kurasa memang ini kesalahanku pergi menjemput anak-anakku. Seharusnya tidak kulakukan, ahh bodohnya diriku ini selalu saja melakukan kesalahan-kesalahan yang menjatuhkan diriku sendiri.

"Shouko, Kyosei, bantu papa dong tolong." aku hanya bisa meminta bantuan dari kedua anak laki-lakiku yang dari tadi terdiam duduk menggunakan Pentarundum buatanku.

Oh ya, Pentarundum sudah kusebar untuk keluargaku, mereka masing-masing punya satu sekarang. Jaga-jaga kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Hmm, urus sendiri lah pa. Kalau urusan sama nee-san sama mama aku dan Kyosei gak ikutan."

"Yahh, tolong dong."

Kedua anak laki-lakiku memang tidak bisa diharapkan. Memang mereka jenius, tetapi cueknya berlebihan. Sifat dari mana itu, aku dan Kiera tak punya sifat seperti itu, mungkin.

"Hah~ apa boleh buat deh, sudah tidak bisa mengelak lagi."

Aku pun hanya bisa pasrah terhadap kondisi ini. Tetapi perasaanku tiba-tiba tidak enak, aku sedikit merinding juga, ada apa ini?

"Arghhh, cepat lari." oh tidak, tiba-tiba ada teriakan dari luar mobil.

Kejadian ini, sensasi ini, semuanya sama seperti dua hari lalu. Sangat menakutkan, bahkan kali ini tekanan mananya jauh lebih berat dan lebih pekat. Tidak usah melihatnya, hanya dengan diam diri dan merasakkannya pun sudah terasa sangat aneh.

"Papa, lihatlah keluar, semua orang berlarian ke sana ke mari." peringatan salah satu anakku.

Oh tidak, baru saja manaku pulih, apakah aku harus menghadapinya lagi? Kiera sudah bilang kalau aku butuh bantuan aku bisa menelponnya, tetapi mana ada aku mau membahayakan istri dan keluargaku.

Tapi problema selanjutnya adalah anak-anakku sedang ada bersamaku, kalau mereka melihat diriku bisa terbang dan melakukan sihir akan sangat sulit menjelaskannya. Arghh, keputusan apa yang harus aku ambil, aku sangat bingung.

"Papa! Jawab!" anakku semakin berteriak setelah melihat kerumunan itu.

Haruskah aku melawannya? Haruskah aku membiarkannya? Aku tak tau apa yang akan terjadi setelah ini. Bagaimana aku harus menghadapi anak-anakku, bagaimana aku harus bertahan hidup? Semua ini taruhan hidup dan mati, banyak nyawa yang dipertaruhkan atas keputusanku ini.

"Nak, buatlah panggilan suara ke mama. Kalian tunggu di sini, jangan ke mana-mana." aku keluar dari mobil setelah memparkirkannya di pinggir jalan.

Dengan sangat terpaksa aku harus melakukan hal ini, lagi. Kalau bukan saja aku tidak bisa menemukan latar belakang dibalik kasus ini, pasti kejadian seperti ini sudah bisa ditanggulangi dengan mudah. Kurasa aku harus melakukan segalanya sendirian sampai Kiera datang membantuku.

"Bagaimana aku bisa melupakan hal sepenting ini. Aku barusan saja ingat bahwa aku mengenal Shin, tetapi mana bisa aku mengganggu hidupnya, lupakan saja deh."

Aku membuka sayap-sayapku. Tentu saja, sekarang semua orang sudah mengenalku karena aku melakukan hal yang sama dua hari yang lalu. Hanya saja beberapa orang awalnya tidak mengetahui siapa diriku, tetapi sekarang mereka tau. Aku harap aku tidak selemah kemarin.

"Apa!? Ini…." yang kulihat sangatlah mengejutkanku.

Di depan mataku bukan hanya monster, atau portal saja, ini benar-benar buruk. Sebuah portal muncul di langit, sama seperti sebelumnya, tetapi yang membedakan hanyalah satu hal, seseorang. Ada seorang yang muncul di depan monster itu dan monster-monster itu pun tunduk di belakangnya.

Dengan memberanikan diri aku datang mendekat dalam keadaan terbang dalam jarak aman. Kalau saja bukan karena ada orang ini, pasti sudah kubabi buta lagi monster-monster itu sama seperti kejadian yang lalu.

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan di dunia ini?" aku mencoba mengajak berbicara orang yang di depan pasukan monster itu.

"Maafkan kelancangan hamba tuan. Hamba kemari hanya ingin membawa tuan pulang." apa yang dikatakan orang ini?

Orang ini ngelindur kali ya? Tuan? Memang dia siapa, aku tak pernah kenal dirinya. Bahkan berani-beraninya masuk ke bumi sembarangan.

"Hah, tuan? Aku tidak mengenalimu. Katakan, siapa atasanmu? Siapa yang mengirimmu kemari?" aku terus menginterogasi orang ini.

"Kalau itu yang tuan inginkan, akan hamba katakan segalanya. Nama hamba tidaklah begitu penting, tapi sebut saja Eshaon. Hamba adalah suruhan yang baru saja diminta oleh istri-istri tuan untuk mencari keberadaan tuan."

Hah, istri? Kiera? Tidak mungkin, tidak mungkin, Kiera tak akan melakukan hal ini, tetapi siapa? Jangan-jangan….

'Lucifer, apakah kau bisa mendengarkanku?' aku berbicara dalam batinku sendiri.

[Tentu saja, apa yang kau pikirkan selalu terdengar olehku dan Ryuuou. Katakan apa yang kau inginkan dariku?]

'Kali ini bukan masalah membaca memori lagi, gunakan mataku untuk melihat kejadian di luar sebentar saja.'

Berusaha membujuk Alter Ego diriku, Lucifer, aku hanya berharap pada memorinya. Semoga dikenalinya.

[Hah? Kenapa orang itu masih hidup dan ada di sini? Bukankah seharusnya sudah menghilang 500 tahun yang lalu?]

Walau Lucifer tidak menjawab pertanyaanku, tetapi sudah bisa memastikan suatu hal, orang ini dikirimkan oleh istri Lucifer. Tidak ada tebakan lain yang paling mendekati kebenaran fakta ini.

'Kalau begitu kau boleh kembali, aku akan tangani dari sini.' aku membuat Lucifer kembali ke tempatnya.

[Berhati-hatilah, orang ini tidak simpel.] peringatan Lucifer cukup membuatku sadar akan banyak hal.

Aku sudah tau bahwa mereka tidak akan menyerah untuk mencariku setelah meninggalkan mereka semua, tetapi aku tidak mengira bahwa akan mengirimkan monster-monster ini hanya untuk menemukanku.

Mungkin kalau saja dua hari yang lalu aku tidak ikut campur, kota ini pasti akan jadi sangat berantakan. Entah apa yang akan dilakukan oleh monster-monster itu.

"Kalau begitu pulanglah dan bawalah pesan, aku tidak akan kembali." untung saja aku belum menggunakan mana dalam jumlah banyak.

Menggunakan sayap untuk terbang memang mengagumkan, tetapi konsekuensi menggunakannya adalah menguras mana setiap satu menit. Jumlah yang diserap pun tidak main-main, tiga persen dari total kapasitas mana. Walau kelihatannya tidak besar, tetapi kalau sambil menggunakan sihir perlahan-lahan mana akan hilang sama seperti kejadian yang lalu.

"Tuan, mohon ikut hamba sebentar, kalau tidak nyonya akan datang kemari." kelihatannya aku bisa melihat ketakutan dalam mata orang ini.

"Aku tidak peduli, kalau kau membantahku, aku akan mengusirmu dengan cara kasar dan paksa." aku sedikit mengancam dirinya.

"Maafkan kelancangan hambamu ini, aku dan pasukanku akan kembali sekarang."

Orang bernama Eshaon itu dan seluruh monster yang ada pergi masuk lagi ke dalam portal dan menghilang setelah itu. Ugh, tingkat manaku turun sampai di bawah 30 persen, membebani diri sendiri.

Tidak bisa menyeimbangkan diriku, aku mulai jatuh perlahan karena kehilangan kontrol atas sayapku sendiri. Diriku terlalu lemah, sial.

"Aku menangkapmu." tiba-tiba aku yang sedang terjatuh ini, berhenti seketika.

"Siapa? Kiera?" istriku datang walau tidak terjadi apa-apa.

Tunggu ini bukannya masih dalam keadaan terbang ya? Kalau begitu…? Dugaanku tepat sasaran, Kiera bisa memakai sihir dan sayap juga. Bedanya sayapnya hanyalah sepasang, tetapi itu tidak masalah.

"Tepat, aku datang menolongmu sayang." Kiera membawa kami turun mendekat di mobil.

Oh tidak, bagaimana aku menjelaskan kondisi ini kepada anakku, aku tidak tahu harus apa lagi.

"Papa! Bagaimana dirimu bisa seceroboh itu, apakah kau tidak khawatir bahwa diri kami akan kesepian nantinya?" ucapan Furisu membuatku sedikit terharu.

Kurasa inilah yang namanya perhatian totalitas yang selalu kudambakan? Sebaiknya rasa senang ini bisa bertahan selamanya.

"Maaf, aku sangat panik melihat kejadian ini lagi. Aku khawatir akan terjadi sesuatu kepada banyak orang dan kepada kalian." walau senang diperhatikan, tetapi aku tetap murung pada kebodohanku dan kesalahanku.

"Tidak apa-apa sayang, sifatmu yang heroik itu sudah menjadi teladan buat anak-anak dan orang lain. Mereka sekarang tau apa yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah." ucapan Kiera sedikit membingungkanku.

Walau pun aku sedikit kebingungan, tetapi aku tidak mempermasalahkan hal ini. Kurasa sudah jadi masalah umum kejadian seperti ini.

"Tunggu, apa maksud papa dan mama kejadian ini lagi? Ini sudah pernah terjadi sebelumnya?" Migusa gantian bertanya.

"Akan kami jelaskan nanti, sebaiknya kita pergi dulu dari sini atau akan menjadi perhatian banyak orang dan terjebak di sini." Kiera menyela dan mengalihkan perhatian.

Tidak ada salah dari kata-kata Kiera, kita harus pergi. Langsung saja tanpa protes, semuanya masuk ke dalam mobil dan aku menginjak gas pulang ke arah rumah.