webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.261 Salah Prediksi

Dengan tumbangnya monster yang satu ini, kami akhirnya menyerang dengan sebisa mungkin ke segala titik yang memungkinkan. Namun setelah menyerang semua titik itu, tidak ada yang bisa ditembus. Akhirnya kami memutuskan untuk membunuh monster ini dengan sihir. Ada bukan monster yang memiliki pertahanan fisik kuat, tetapi lemah dengan sihir?

"Sial, ternyata memang benar lemah dengan sihir. Kalau saja aku tidak menghemat mana dan sihir dalam rencanaku, sudah kelar dari tadi tuh."

"Ya sudahlah, tetapi akhirnya monster kelas evolusi tujuh sudah selesai bukan? Moga-moga dengan ini tersisa monster kroco-kroco saja."

"Kelihatannya begitu, mau kita kerahkan saja semua yang tersisa dari kita?"

"Seriusan? Tapi tidak masalah sih, sejak sisanya adalah penghabisan. Okelah, semuanya maju!! Kita habis-habisan saja di yang terakhir."

Sudah selesai ya? Akhirnya setelah lewat hampir dua jam, kami berhasil juga menangani portal monster yang berisi 2300 monster lebih ini. Tidak ada tanda monster yang keluar lagi sih, jadi mungkin ini memang benar-benar akhirnya.

Ujung-ujungnya daripada kami mengakhiri setengah-setengah, aku, Shin, Kiera, Lala, juga Jurai maju semua untuk membunuh semua yang tersisa. Untuk portal yang kali ini berujung di satu monster kelas evolusi tujuh ya? Tidak buruk, aku mendapatkan data gerak-gerik serangan dan kelemahan yang dimilikinya. Jadi ke depannya tidak perlu khawatir melawan kelas evolusi tujuh.

"Monster yang tersisa ini jadi kayak mainan ya setelah kita melawan monster yang besar tadi. Gerakan monster itu memang lambat, tetapi melihat monster-monster kecil ini semuanya jadi terlihat lebih lambat."

"Itu namanya pengalaman kita bertambah. Baguslah kalau kita berhasil menambah kecepatan kita secara alami bukan dengan sihir."

"Kita selesaikan semuanya ini dan pulang serta beristirahat!! Ah, tapi sayang pasti dimarahi Feliha sih soal ini."

"Arghh, jangan mengingatkanku itu sekarang dong."

Ugh… Kiera kalau berbicara suka kejam denganku, ucapannya selalu benar dan mengenai diriku tepat pada titik paling lemahku. Pada dasarnya Kiera itu bisa membaca memori orang, membaca kelemahan banyak orang dari memahami memori itu, jadi memang tidak ada yang bisa kabur darinya bahkan sedetik pun.

Aku mengetahui itu, Kiera pun tahu, tetapi dia hanya bersikap seperti ini kepadaku, tidak pernah yang lain digodainya seperti ini. Ya tidak salah juga sih, kalau yang lain selain diriku digodai seperti ini oleh Kiera, aku tidak akan terima. Namun aku tahu Kiera tidak akan, walau itu ke teman-teman kami sendiri yaitu ke dua pasangan lain.

Untuk sekarang fokusku kembali keluruskan kepada monster-monster yang tersisa ini dan kembali pulang juga beristirahat. Entah Jurai dan Aeria mau pergi ke rumahku atau Shin dulu, yang penting aku punya cukup botol mana untuk membuka portal baginya.

Sebenarnya mengetahui fakta bahwa portal yang Jurai miliki tidak bisa dipakai untuknya sendiri itu sedikit mengesalkanku. Waktu itu aku sudah mengetahui bahwa Jurai pernah memanggil maasal orang-orang dari Terra ke Heiya dengan sihir portalnya, tetapi saat dia mencoba untuk dirinya sendiri, tidak bisa.

Penjelasan yang didapatnya dari Drakaon, dewa pertama yang dilawannya dan akhirnya memiliki kekuatannya, itu mengatakan bahwa Jurai secara 'tidak sadar' mengikat kontrak untuk selalu terikat dengan dunia Heiya. Namun bisa dipahami memang bahwa aku bisa pergi ke mana pun karena sejak awal aku tidak terikat dunia mana pun dan pergi lewat portal.

"Hoi, bagian kalian sudah selesaikah?"

"Kelar semua. Portalnya sudah tertutup belum? Dari sini tidak kelihatan."

"Sudah, sudah, sebaiknya kita bereskan lapangan ini seperti semula. Banyak darah dan retakan karena monster-monster itu."

Terlalu mengerikan kerusakan yang diberikan oleh segerombolan besar para monster yang sudah kami hajar dan tuntaskan. Darahnya tidak ikut terbawa semua karena target yang diambil bukan keseluruhannya, tetapi tubuhnya. Jadi memang kalau ada darah yang sudah berada di luar tubuh monster, tidak akan terhitung masuk.

Lagipula darah monster itu menjijikkan, warnanya biru tua kehijauan dan kekentalannya begitu berbeda dari darah manusia normalnya. Selain itu baunya juga menyengat di hidung, kadar asamnya juga terlalu tinggi. Memang selain tanduk, kulit, dan bagian lainnya yang bisa dimanfaatkan, tidak ada yang spesial dari monster-monster ini.

"Tempatku sudah kelar dari tadi, kalian saja yang terlalu lambat. Aku mau bereskan barang-barangku ke mobil dulu. Sekalian menyuruh pegawaiku untuk kembali ke perusahaan dengan semua barang yang ada."

"Okelah, kami tidak lama lagi selesai. Oh ya Sin, kasih kami biaya perawatan senjata gratis dong. Di tempatmu ada ahli pandai besi bukan?"

"Gila luh, ogah banget, biaya perawatan senjata satu ke orang itu saja mengerikan. Padahal senjataku yang diproduksi massal itu senjata yang normal kualitasnya."

Ini anak kalau membuat permintaan seenak jidat sendiri. Pandai besi yang kupekerjakan itu serakah sekali orangnya, kalau tidak dibayar tinggi, tidak mau. Namun kalau aku mau cari yang lain, semuanya tidak mau dipekerjakan pribadi, hanya yang satu ini mau hanya melayani semua yang diinginkan oleh perusahaanku.

Makanya jangan tanya soal harganya melejit, anggap saja biaya tidak membiarkannya bekerja untuk orang lain. Lagipula dialah yang membuat pedang lima ratus buah itu dengan model yang sama walau kualitasnya rendahan. Jujur permintaanku juga berlebihan, waktu baginya membuat semua itu benar-benar singkat dan terbatasi sekali.

Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan harganya, sejak asalkan saja aku menjual satu produk baru, ide baru yang tidak pernah muncul sebelumnya ke pasaran dunia, uang akan masuk dengan sendirinya. Lagipula permasalahan soal popularitas dan kepercayaan pelanggan sudah terjamin karena namaku sudah dikenal semua orang mungkin.

Yang kupermasalahkan hanya satu, aku tidak ingin mendengar protesan dari pandai besi itu. Oh ya, apa aku lupa memberi tahu ya bahwa pandai besi itu bukan laki-laki, tetapi perempuan? Makanya dia banyak protes kepadaku soal hal ini. Benar-benar salah satu pegawaiku yang paling cerewet dan tidak memandangku tinggi seperti yang lain.

"Ayolah, biaya segitu kan kecil untukmu."

"Biayanya memang kecil, tetapi orangnya yang bikin males. Lagipula nanti kau akan ketagihan minta kepadaku di pertarungan yang selanjut-selanjutnya. Aku tahu sifatmu."

"Kayak tahu aku aja."

"Memang aku tahu!! Bikin kesal aja kau, udah buruan selesaiin sana terus pulang. Bawel bener jadi orang. Apa jangan-jangan kau goblin yang menyamar jadi manusia?"

"Enak aja, yang goblin itu paling kamu, aku mah manusia alami."

"Ya kali kau manusia buatan. Aneh-aneh aja emang kau Shin."

Shin orangnya kocak, tapi kalau udah mengesalkan, ngeselinnya sampai ke ujung bumi. Jangan tanya deh soal dirinya, paling males kalau udah keingat soal itu semua. Yang bagus dari Shin ada sih, tetapi jarang terlihat. Makanya jangan mengharapkan selain dia sama istrinya. Beh… kalau sama istrinya luluh, yang baik-baik muncul. Kalau udah sama temen kayak sialan.

Namun justru apa yang tidak biasa inilah yang membuatku untuk bisa bertahan walau aku tahu bahwa yang menjadi tujuan akhirku itu mengerikan dan sulit untuk dilawan. Diam-diam aku berlatih sebenarnya juga mencari cara untuk melawannya. Makanya setelah aku menyuruh para pekerjaku untuk mempersiapkan untuk pertarungan yang sudah lewat barusan, mereka langsung melakukan riset soal bagaimana cara meningkatkan kekuatanku.

Pada akhirnya memang aku membuat perusahaan ini untuk diriku sendiri, keluargaku, dan orang-orang yang terdekat denganku. Tidak pernah ada niatan untukku bekerja terlalu keras untuk orang lain. Dunia ini biarkan seperti ini, perusahaanku hanya akan membawa dampak buruk.

"Sudah kelar? Oh ya, sedari pagi tadi kita belum makan pagi, kalian sudah kah?"

"Sebenarnya sudah sih, tetapi kalau mau makan siang boleh juga, anggap saja mengisi energi kita sehabis bertarung. Paling setelah pulang kita mandi lalu tertidur kan?"

"Hahaha, gak salah sih. Tapi kalau Shin mah beda, raja tidurrr wkwkwkw."

"Enak aja, aku itu rajin, bangunnya pagi-pagi, gak pernah dalam kamusku bangun siang atau tidur di jam sembarangan."

Kalau sudah bercanda rasanya beban hidup kami hilang. Coba saja, kalau sudah bercanda, apa yang menjadi beban itu tiba-tiba berlalu tanpa disadari. Bahkan biasanya yang paling cepat berlalu adalah waktu. Suka lupa waktu kadang kalau sudah bercanda tanpa batasan.

Namun yang membuatku heran itu satu, kenapa dari semua orang yang menjadi temanku, yang benar-benar bisa kuanggap itu hanya Shin, dan istrinya, juga Jurai dan istrinya. Anak-anak mereka jangan dihitung, kastanya berbeda. Seperti apa ya? Kalau bercerita soal kehidupan satu sama lain, tidak akan ada yang menilai terlalu buruk sampai menjelek-jelekan. Yang ada kita malah saling bantu satu sama lain kalau ada masalah.

"Sudah ah, mending sesuai rencanamu tadi makan dulu baru pulang. Jurai, Aeria mau ikutan? Jarang-jarang lho kalian ke sini."

"Ae-chan bagaimana? Tidak apa-apa kah?"

"Kenapa tidak? Lagipula kita semua sudah teman dekat bukan? Tidak perlu banyak pikir dua kali kalau mau berkumpul."

"Wuih, sekali buka mulut, omongannya tepat sasaran. Mantap, mantap."

"Woi, istri orang jangan digodai, kena gampar mampus lu Shin."

Memang, ini anak satu aktifnya paling berbeda dari aku atau Jurai. Makanya jangan heran kalau dulu dia berani mendonasi ke sekolah dengan jumlah yang tidak tanggung-tanggung. Aku dan Jurai mah menutupi, tetapi kalau Shin membuka dirinya terlalu berlebihan.

Ada bagusnya sih, dia tidak akan pernah berbohong soal apa pun kalau begitu jadinya. Namun ucapannya terkadang membuat orang kesal kalau salah paham dan tidak mengenalnya. Untung saja kumpulannya Shin hanya kami, tidak banyak yang dekat dengannya.

"Tunggu, tunggu, itu kenapa portal kebuka lagi?"

"Tidak mungkin… prediksiku yang kulupakan benar ternyata? Monster kelas evolusi delapan muncul? Tinggi lebih besar dari yang tadi. Juga yang lebih besar lagi juga ada? Jadi sampai monster kelas evolusi sembilan!?"

"Sial, padahal barusan saja kita berpikir bahwa semuanya sudah selesai. Juga muncul yang lebih kuat beberapa kali lipat lagi."

"Kurasa kita terlalu meremehkan kondisi ini. Sebaiknya kita selesaikan ini dengan benar-benar dan memastikannya