webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.210 Riset Sihir

Karena aku masih sebenarnya tidak tahan untuk mencari sihir yang bisa membangkitkan seseorang. Aku tahu hal ini bisa terbilang mustahil bahkan untuk seorang dewa pencipta yaitu aku. Membuat sihir itu tidak mudah sebenarnya, ada dasar-dasar yang harus dimengerti sebelum aku bisa membuat sihir itu.

Contoh saja misal, untuk bisa membuat api, kau bisa saja mengimajinasi korek api yang terbilang stabil daripada api unggun. Namun kalau imajinasimu lebih dari sekedar korek api, dan mendalami makna dibaliknya seperti api bisa bertahan karena ada oksigen yang menjadi 'bahan bakar' untuk api, maka kau bisa membuat api yang lebih besar juga efektif.

Sebelumnya aku mencoba riset sihir pembangkit ini, tetapi aku terhalang tembok yang membuatku hanya bisa menghasilkan sihir pembangkit mayat layaknya Necromancer. Jujur itu adalah salah satu sihir yang paling tidak masuk akal yang kubuat, dan aku tidak ingin menggunakannya lagi.

Daripada itu, aku rasa sebaiknya aku kembali ke dasarnya dulu, sejak latar belakang dari hidup manusia itu tidak simpel. Yang aku ingin buat itu adalah manusia normal yang bisa kuajak bicara, tetapi kalau terlalu jauh hasilnya aku malah membuat manusia baru. Walau memang bisa dengan cara seperti itu, tetapi tidak mungkin aku bisa menarik arwah seseorang.

Tadi permasalahannya soal tubuh, sekarang aku lebih bingung lagi soal roh. Sampai sekarang masih belum ada yang bisa mengetahui cara kerja roh walaupun aku sendiri sudah pernah keluar dari tubuhku dalam bentuk roh. Imajinasiku rasanya ada kemungkinan sampai sana, tetapi terlalu jauh untuk kujangkau.

"Arghh, kenapa sihir ini susah sekali?"

"Tante tidak apa-apa? Dari tadi kami lihat tante sedang berpikir keras tentang apa pun yang ada dipikiran tante. Apa tidak sebaiknya tante istirahat dulu?"

"Mungkin memang sesuai ucapan kalian, tante harus beristirahat dan melepaskan diri dari mencoba memahami hal paling dasar dari manusia."

Apanya yang disebut sihir itu fiksi, di mataku sihir tidak lebih dari sebuah fenomena sains dengan dasar-dasar yang terlalu kompleks untuk dipahami manusia. Kalau tidak percaya kenapa Shin dulu juga mempelajari sihir? Jika iya sihir itu adalah hal fiksi dan fantasi dari imajinasi seseorang, seharusnya ilmuwan seperti Shin tidak bisa mencapai di titik ini.

Itu kenapa aku harus kembali ke hal yang paling dasar. Namun sampai kapan pun aku tidak bisa membayangkan sesuatu yang astral dan abstrak. Tubuh manusia masih masuk akal sebenarnya karena terbentuk dari atom-atom yang jumlahnya terlalu banyak bahkan dihitung oleh kakulator. Itu tubuh manusia, walau sedikit rumit tetapi lebih simpel daripada membayangkan hal tentang roh. Tidak mungkin bukan roh juga terbentuk dari atom?

Sebelumnya sudah pernah kubilang bahwa sihir itu juga bekerja layaknya atom, tetapi susunannya berbeda dan lebih unik. Jika atom tersusun dari proton, netron, dan elektron, maka atom yang mengaktifkan sihir itu terbentuk dari bentuk paling dasar api, udara, air, dan tanah. Agak sulit membayangkannya, tetapi entah kenapa selama ini penyihir tetap bisa memakai sihir walau tanpa mengetahui dasarnya, aneh memang.

"Kalau begitu kenapa tidak tidur sejenak saja tante? Kantung mata tante mulai terlihat itu, tanda tante kurang istirahat. Juga tante harus menjaga nutrisi yang tante konsumsi."

"Iya, tante tahu kok, terima kasih Tsuzumi, Chiharu, Kirume, Yuuna dan Einri."

"Hehehe, senang bisa membantu tante walau hanya sedikit memberi peringatan."

Mereka adalah bukti dari keberadaanku, semua anak-anak perempuan Shin dan Lala bisa terbilang ceria, apalagi Tsuzumi. Namun anak-anak laki-lakinya juga tidak jauh berbeda, hanya saja mereka menahan diri untuk mengekspresikan sesuatu yang terlalu berlebihan. Walau begitu kalau soal sihir mereka semua, entah yang laki atau yang perempuan jadi tertarik.

Oh ya, terkadang saat hari libur setiap akhir minggu, kami pergi entah ke mana bersama-sama, tentu saja dengan kedua orang tuaku juga untuk bersenang-senang. Jujur di usiaku yang sudah 25 tahun lebih ini, semua masih terasa begitu menyenangkan. Apa ini yang sering disebut masa kecil kurang bahagia ya oleh banyak orang? Hahahaha, lucu sekali.

"Fuh~ belajar sihir membuat seluruh kemampuan di otakku terkuras habis."

Walau aku punya banyak pengetahuan, bahkan hampir semua, tetap saja hal yang di luar akal manusia tidak bisa aku ketahui. Tidak ada penjelasan untuk hal yang paling dasar walaupun sebenarnya itu terbilang adalah hal yang paling penting. Coba saja kau mengerti dasar dari segalanya, kemungkinan akan sesuatu apa pun itu akan melonjak tinggi.

Kalau mau dibilang mengetahui dasar itu adalah hal terutama yang tidak bisa ditinggalkan. Coba saja kau tidak punya kemampuan dasar untuk bertahan hidup di alam bebas, lihat saja kalau tidak dalam waktu seminggu kau sudah meninggal. Itu kenapa aku suka membaca buku, bukan sebagai kutu buku, tetapi terbilang untu, menutupi ketidaktahuanku yang menyulitkanku.

[Kelihatannya kau bekerja begitu keras ya Rie.]

'Ohhh, sudah lama aku tidak mendengar suaramu Lucifer, adakah yang lain?'

[Tentu saja kami di sini semua dasar Rie aneh.]

'Kalau begitu kutambahkan sesuatu pada pertanyaanku. Apakah kalian semua ada di situ termasuk Rie yang asli?'

[Kalau itu baru saja kami bertemu dengan dirinya dan hanya menyapanya, sekejap menghilang lagi.]

Hoou… oke, tidak banyak membuatku tertarik tapi ya biarkan begitu saja. Kurasa mereka datang kepadaku saat aku sudah menjauh dari yang lain dan diam di kamarku sendiri. Karena aku berpikir di otakku yang terhitung alam bawah sadarku juga, mereka pasti tahu apa yang sedang kupikirkan sekarang.

Jujur yang paling mengerti kondisiku itu Sin. Dirinya seharusnya juga tahu seberapa inginnya untuk bertemu Kiera sekali lagi, bukan hanya ilusi, atau memanggil arwah, tetapi bertemunya dalam darah daging.

'Lupakan saja soal dirinya, aku hanya ingin memastikan dia masih ada di situ saja atau tidak. Ada apa kalian memanggilku, tumben sekali?'

[Tidak ada yang besar, tetapi kurasa tidak sepantasnya kau memikirkan hal yang begitu besar sendirian bukan? Masih ada kami dan kami masih bisa membantumu Rie.]

'Aku berterima kasih kalian mau membantuku, tetapi karena kita secara kasar punya kemampuan dan pengetahuan yang sama, itu tidak akan membantu banyak. Maaf, bukannya tidak percaya kepada kalian, itu kenyataannya.'

Memang sih berdiskusi bisa membantu untuk menyelesaikan masalah lebih cepat, tetapi itu berlaku hanya kalau setiap orang memiliki ide yang berbeda. Kalau mau dibilang, aku percaya sih percaya saja kepada mereka, tetapi untuk kasus yang kali ini, bukan hanya aku, di kehidupan lamaku pun tidak pernah ada yang berpikir soal sihir sejauh ini.

Sebenarnya bukan aku tidak bisa melakukan ini, tetapi aku terlalu takut kalau aku gagal, maka penyesalanku akan lebih besar. Makanya aku mencoba dengan penuh hati-hati karena tubuh bisa saja dibuat terus-menerus, tetapi jiwa seseorang itu hanya ada satu.

[Dirimu butuh istirahat seperti kata anak-anak Shin dan Lala, Rie.]

[Apa yang dikatakan Sin benar, Rie sudah terlalu berjuang keras sampai melupakan bahwa Rie juga manusia. Ingat, walau kita adalah dasarnya dewa, kita juga masih mortal, bisa saja mati kelelahan.]

'Terima kasih Sin, Eriene, aku akan istirahat setelah melanjutkan risetku sebentar lagi.'

'This is the point of no return, there is no turning back anymore.' Apa yang kulakukan ini sudah lebih jauh dari membuat manusia, dan kalau aku berhasil, maka mati pun buat manusia itu adalah hal yang tidak perlu ditakutkan lagi. Sudah tidak ada titik balik untuk aku mundur dari riset ini, aku sudah berada di tempat yang membuatku terus maju, dan terpaksa maju.

Ini akan jadi dobrakan besar untuk para penyihir kalau memang aku berhasil. 'A rotten flesh, fully and trully like the ol' one.' Mungkin orang tidak akan percaya kalau aku bisa berhasil. Namun tembok ini bukan hanya tidak bisa kuhancurkan, kucoba lampaui, kucoba panjat, tetap saja tidak mungkin. Kurasa bagi dewa pun ada ya batasan seperti ini?

Walau begitu, sifatku dari dulu sampai sekarang akan terus membuatku mencoba, mencoba, dan terus mencoba. Memang kelihatannya mustahil, kurasa bukan mustahil lagi, tetapi semacam kalau aku bisa membuat sihir ini, dewa mana pun tidak akan bisa membuat kuasa yang sama kecuali dewa kehidupan dan kematian.

"Kiera… penyesalanku akan membiarkanmu melindungiku masih saja belum hilang. Bagaimana aku bisa berhenti mencoba sebelum meminta maaf kepadamu dan memelukmu erat-erat?"

"Sudah sepantasnya kau istirahat Rie."

Tanpa kusadari, tiba-tiba seseorang masuk ke kamarku dengan tidak membuat suara pintu sedikit pun. Untung saja yang masuk itu Shin, kalau yang lain aku mungkin bisa sulit menjelaskan apa yang barusan kugumamkan.

"Fyuh~ untunglah itu dirimu Shin. Aku tahu, aku tahu, aku akan beristirahat setelah ini. Aku rasa kalau aku melanjutkan sedikit lagi, aku akan bisa tahu lebih banyak hal."

"Dan setelah itu kau akan melanjutkan sampai selesai? Kau ingin membunuh dirimu sendiri dan membuat semua orang khawatir akan dirimu, sekarang tidur."

"Ehh… tapi."

"Tidur. [Ailment Creation Magic: Sleep]."

Akh… Shin, kenapa? Kenapa kau harus menghentikanku? Apakah aku tidak berharga? Apakah karena semua ini adalah sia-sia? Aku ingin mencoba lagi, terus mencoba. Kalau memang aku harus mati, bukankah aku akhirnya nanti bisa bertemu dengan Kiera walau dalam bentuk roh bukan tubuh manusia?

Penyesalanku adalah aku menaruh kepercayaanku pada Shin kali ini. Kalau saja aku berhati-hati sedikit, sihir yang semacam itu bisa kuhindari atau kuhancurkan. Aku tidak menyangka bahwa Shin akan melakukan hal semacam itu kepadaku.

Sekarang apa? Keniatanku sudah terpotong dan aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Sudah tidak ada kemungkinan atau percobaan yang bisa kulakukan lagi setelah ini. Kurasa aku akan menyerah setelah ini.

"Kau sudah mengalami hal yang sangat sulit banyak sekali ya sayang? Tidur pun kau tidak tenang sama sekali."

Suara ini… perasaan ini… Kiera!!

"Kiera!!"

"Ya… aku ada di sini."