webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.175 Sampai Jumpa Lagi

Sehari itu aku menghabiskan waktuku dengan mereka semua sampai aku lupa waktu. Untuk sementara Shin, Lala, dan anak-anak mereka akan tinggal di sini karena mereka tidak harus buru-buru. Namun Jurai dan keluarga harus kembali karena Jurai juga Aeria adalah pemimpin kerajaan Leissur di dunia Heiya.

"Sedih kita harus berpisah secepat ini, lain kali kita kontak satu sama lain dan bertemu lagi. Namun saat kita bertemu lagi, semoga situasi sudah membaik dan kita benar-benar bisa menghabiskan waktu dengan puas sepenuhnya."

"Tentu saja, kita akan bertemu lagi nanti. Sampai jumpa."

Sebelum aku pulang ke rumah sendiri, aku mengantarkan Shin dan keluarganya ke hotel yang kurekomendasikan. Tentu saja aku tahu itu dari rekomendasi IAI karena pengetahuanku tentang hal semacam ini sangatlah terbatas.

Tunggu, tetapi kalau aku pulang dengan limousine, apa nanti papa, mama, dan teman-temanku akan curiga kepadaku? Apa aku harus ke perusahaan lagi untuk mengambil mobilku baru pulang? Tidak, hari sudah terlalu malam, dan semakin lama aku pulang pasti akan membuat mereka cema dan curiga.

"Ah Rie, baru saja aku berpikir kapan Rie akan pulang."

"Maaf aku pulang kemalaman, aku pulang."

"Istirahatlah, walau muka tubuh android itu tidak menunjukan rasa lelah Rie, aku bisa mengetahui Rie sudah terlalu capek setelah seharian ini."

Memang benar aku terlalu lelah. Normalnya aku hanya diam di perusahaan dan terus saja bekerja. Namun untuk kali ini aku pergi ke banyak tempat sampai matahari sudah terbenam. Kalau saja tidak ada batasan keluargaku, mungkin aku bisa saja kumpul dengan Shin dan Lala sampai larut malam atau bahkan sampai fajar memunculkan dirinya lagi.

Oh ya, sebaiknya lain kali aku menutup diriku sedikit karena diriku sekarang sangatlah mudah ditebak oleh yang lain. Aku jadi merasa sedikit tidak aman kalau perasaan asliku diketahui semudah itu tanpa aku sendiri menyadarinya.

"Begitulah, aku ingin istirahat dulu."

Efek kelelahanku juga bukan hanya karena itu, tetapi karena Sin terus-menerus di luar tubuhku selama berjam-jam, aku harus mempertahankannya. Sampai-sampai jumlah mana yang kumiliki berkurang dengan signifikan setiap lima menit. Dari parameter terlihat jelas penurunan jumlah mana yang kumiliki.

"Aku jadi penasaran kenapa mana di dunia ini begitu tercemar? Juga di Terra juga sama tercemarnya. Namun di dunia lain seperti Heiya, Kimino, atau Demorniya sepertinya baik-baik saja. Mungkin nanti aku harus melakukan percobaan terhadap mana."

Oh ya, seharusnya usia anak-anak dari Shin dan Lala juga Jurai dan Aeria itu sudah lebih tua dariku bukan, seingatku Jurai mengatakan umur mereka 90 hampir 100 atau kisaran itu. Satu pertanyaan, apa mereka anak-anak itu tidak punya keluarga sendiri jadi mereka sampai sekarang masih mengikuti kedua orang tuanya?

Kalau iya mereka tidak punya keluarga sendiri, kira-kira alasan apa yang paling masuk akal untuk menjelaskan? Bagiku mungkin karena mereka tidak ingin salah pilih karena ingat bahwa siapa pun yang bersetubuh dengan dewa atau dewi pasti akan jadi dewa atau dewi juga. Jadi menggunakan fakta ini mereka tidak ingin salah membuat orang lain menjadi dewa atau dewi.

"Kenapa aku jadi memikirkan ini ya? Sebaiknya aku menon-aktifkan diriku sendiri. Hari sudah jauh terlalu malam dan semuanya pasti sudah makan, jadi aku tidak perlu turun."

Ada waktu seminggu untuk Shin, Lala, dan anak-anak mereka sebelum mereka akhirnya pulang ke dunia tetangga dan melakukan keseharian mereka lagi. Di saat senggang terkadang aku menemani mereka sekalian untuk merilekskan diriku yang sudah lama tidak pergi keluar bersama teman-temanku yang biasanya bersamaku pergi di saat senggang.

"Oh ya Shin, aku ingin bertanya suatu hal."

"Hmm? Memang ingin bertanya apa?"

"Mungkin ini agak aneh, tetapi sebenarnya bagaimana kalian bisa hidup ratusan tahun dengan postur tubuh yang sama sekali tidak menua. Tubuh kalian itu seolah-olah tidak berubah sama sekali."

Anak-anaknya yang berumur 80 an saja masih terlihat seperti di umur 8 tahun. Sedangkan Shin dan Lala, kira-kira mereka di umur 150 atau lebih masih terlihat seperti anak muda di umur 20 awal. Jujur aku berpikir berapa kali pun tidak ada alasan yang masuk akal terlintas di kepalaku. Jadi daripada penasaran sebaiknya aku menanyakan ini selagi ada kesempatan.

"Lho aku kira Rie sudah tahu kenapa. Alasannya karena kami menjadi dewa dan dewi bukan?"

"Tidak-tidak, kalau hanya menjadi dewa dan dewi membuat kalian hidup lama aku akui memang itu masuk akal. Namun membuat kalian punya penampilan sepersepuluh dari umur kalian, itu yang tidak masuk akal."

Aku tidak tahu kenapa aku tiba-tiba menjadi tertarik dengan fakta ini. Mungkin yang paling mendekati masuk akal adalah mereka menggunakan sihir waktu yang tidak pernah hilang yang membuat tubuh mereka melambatkan diri berkembang 10 kali lipat. Kemungkinan ini pun masih tidak masuk akal karena bagaimana bisa sihir waktu dikerahkan terus-menerus?

Dewa dan dewi itu memang kuat dan punya banyak kemampuan yang bisa langsung dirasakan perbedaannya dari manusia normal, tetapi seberapa kuat dewa dan dewi, kekuatannya masih terbatas. Kemampuan para dewa dan dewi itu tidak memiliki semua potensi, hanya terfokus pada satu kemampuan tertentu saja. Kalau memang bisa kemampuan lain, tidak akan sebaik dewa atau dewi lain yang lebih menguasainya.

Contohnya aku sebagai dewa pencipta, Jurai pun punya kemampuan yang sama, dewa yang lain pun punya mungkin, tetapi mereka tidak sebaik diriku dalam kemampuan menciptakan sesuatu. Misal saja perbedaan skala, kecepatan membuat, seberapa efektif, dan lainnya pasti berbeda, jauh bahkan kalau aku mau bilang.

"Kalau itu kami sendiri pun tidak tahu. Kami baru menyadari hal ini saat umur kami sudah 40 kira-kira, tetapi penampilan kami tetap sama. Jujur mungkin ini adalah salah satu kemampuan kita sebagai dewa dan dewi."

"Begitu ya, kemampuan kita sebagai dewa dan dewi memang masih banyak keanehan. Oh ya kalau kalian memangnya mampu menggunakan kekuatan dewa dan dewi sampai sejauh apa? Kalau aku yang panggil unggul adalah sihir penciptaan."

Aku juga ingin tahu mereka sebagai dewa dan dewi mampu menggunakan kemampuan apa yang paling unggul. Kalau saling mengerti satu sama lain, mungkin kalau kita harus bekerja sama, kita bisa saling memahami dan berbagi tugas yang membuat diri kita diuntungkan lebih. Anggap saja untuk memperkuat diri dan memahami satu sama lain.

"Ah para dewa atau dewi yang menjadi dewa atau dewi secara tidak langsung tidak akan memiliki kemampuan unggul mana pun, istilahnya Jack of All Trade."

"Berbeda denganku, kalau aku unggul dengan kemampuanku sebagai dewa takdir. Namun tidak hanya satu, tetapi juga dewa… ah gak seru nanti kalau aku beri tahu."

"Ahhh, jangan buat aku jadi penasaran dong. Namun dirimu punya kemampuan sebagai dewa takdir, bagaimana? Seharusnya kemampuan aslimu itu yang kau sembunyikan bukan?"

Dewa takdir sesungguhnya tidak mungkin Shin karena kalau memang iya, Shin pasti bisa merasakan ada yang berani merubah takdir tanpa sepengetahuannya. Kemungkinan besar jika seorang dewa atau dewi membunuh dewa atau dewi asli, mereka akan menurunkan kemampuannya. Entah dirinya semakin kuat di satu titik, atau secara menyebar.

Teori ini masih belum ada buktinya, hanya hipotesisku belaka. Namun walau masih belum pasti, aku yakin bahwa tebakanku ini benar. Kalau begitu… seharusnya aku juga memiliki kemampuan Kuroshin bukan yang sebagai dewa juga, tetapi aku tidak merasakan ada perbedaan apa pun sebelum dan sesudah membunuh Kuroshin sesaat sebelum aku menjadi Kioku.

Ngomong-ngomong mungkin teori ini benar kalau ada syarat dan kondisi yang terpenuhi, itulah kenapa aku tidak mendapatkan kemampuan Kuroshin. Jadi membuatku penasaran saja sebenarnya teoriku dan syarat juga kondisi itu benar dan apa.

"Benar, kemungkinan besar Rie terlepas dari lingkaran 'Time Paradox' juga setelah aku berhasil membunuh dewa takdir yang asli. Kalau Rie mencoba bunuh diri juga di saat sebelum aku berhasil membunuh dewa takdir, kemungkinan besar itu tidak akan berhasil."

"Begitu ya… tetapi kenapa kau membunuh dewa takdir Shin? Lebih tepatnya bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang, butuh waktu berhari-hari mungkin untuk menjelaskannya dengan kata-kata sesimpel mungkin, karena itu perjalanan hidupku selama hampir 10 tahun."

Humm, 10 tahun ya, lama juga, itu pasti dimulai sejak dirinya bertemu Lala. Shin tidak pernah berani mempertaruhkan nyawanya untuk dirinya sendiri, tetapi kalau keluarga yang diancam lain kata. Dulu sejak kedua orang tua Shin dibunuh saat dirinya masih kecil, dia bersumpah akan menghapuskan siapa pun yang mengganggu keluarga di masa depan.

"Biar kutebak, karena dewa takdir itu mengganggu kehidupanmu dan Lala pasti."

"Sungguh seharusnya kau bukan dewa pencipta, tetapi dewa masa depan. Hahahaha."

"Hahaha, itu karena tebakanku yang tepat dan aku mampu memprediksi pikiranmu saja."

Dewa masa depan ya… mungkin kalau aku memang dewa masa depan, aku ingin mengubah masa depanku yang kelam menjadi lebih indah. Setidaknya aku ingin lepas dari semua ikatan masalah yang ada. Kalau bisa masalah jangan pernah ada dalam hidupku.

Untuk sekarang, yang bisa kulakukan adalah melakukan sebaik mungkin, dengan begitu masalah tidak akan membebani pikiranku. Lebih baik begitu bukan? Daripada aku tidak mencoba sama sekali. Mencoba tidak pernah salah, mengerti sesuatu lebih baik membuat kita semakin dewasa dalam berpikir.

"Namun sungguh, kalau aku bisa membantumu lebih lagi mintalah kepadaku. Mungkin aku tidak bisa merubah masa depan, tetapi aku bisa menekuk hal buruk seolah itu tidak pernah terjadi. Sedikit merubah takdir tidak akan menyakitkan bukan?"

"Tentu saja, terima kasih Shin, mungkin kalau kau tidak membunuh dewa takdir itu, aku sampai sekarang akan terus dipermainkan oleh dirinya sampai dia puas."

"Aku selalu melakukan yang terbaik untuk keluargaku, dan Sin juga artinya dirimu adalah sudah seperti jadi keluargaku sendiri."

"Jadi dirimu menganggap aku sebagai keluargamu ya? Pantas saja Lala bisa jatuh cinta padamu, kata-katamu memang mudah memikat hati perempuan. Hati-hati bisa cemburu tuh yang ada di sampingmu. Ah sudah sampai."

"Tenang saja, tidak akan kok. Kalau begitu Rie, terima kasih sudah mengiringku sampai di bandara. Kita akan berjumpa lain waktu lagi."

"Tentu, sampai jumpa keluargaku."