webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.16 Seluruh Informasi

Aku mempersilahkan diriku masuk ke dalam kerajaan Leissur. Kurasa seluruh prajurit sudah pernah melihat mukaku, jadi mereka mengerti siapa yang boleh masuk dan siapa yang tidak. Kalau ada yang tidak kenal aku, berarti dia adalah prajurit baru.

"Silahkan masuk tuan Lucifer."

Begitu terkejutnya aku bahwa masih ada yang mengingat namaku, padahal diriku bukan lah orang penting di kerajaan milik Jurai ini.

"Terima kasih, di mana kah rajamu?" pertanyaan yang cukup penting aku lemparkan ke prajurit yang berbicara denganku sebelumnya.

"Raja Jurai sedang ada di ruang kerja dan belajarnya, kurasa dengan kemampuan tuan Lucifer anda bisa menemukannya dengan mudah."

Sungguh luar biasa, dia juga bisa tau bahwa aku punya sihir yang membuat semua orang iri. Hahaha kurasa diriku terlalu banyak menarik perhatian di mana pun aku berada.

"Baiklah, sekali lagi aku ucapkan terima kasih sudah mau membantuku." dengan sedikit tersenyum aku membalas kebaikannya.

Tentu saja aku harus mengunakan sihir untuk melacaknya, tetapi itu bukan masalah bagiku. Kurasa sebentar di sini saja semua orang langsung mengenal kebiasaanku yang sama dengan Jurai. Tidak ada salahnya menggunakan sihir untuk mempermudah hidup kita sendiri.

Tak perlu waktu lama juga sebelum aku berhasil menemukan ruangan yang dimaksud oleh prajurit yang satu itu. Tentu saja, walau aku mengenal Jurai lebih dari yang lain, aku tetap mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan Jurai.

"Jurai, ini Lucifer." sapaku.

"Masuklah kak Lucifer." setelah mendapat izin darinya, langsung saja aku masuk ke dalam ruangan tersebut.

Ruangan itu cukup rapi, peletakannya tidak jauh berbeda dari ruangan kerja dan belajarku juga, saudara memang punya selera yang sama, hahaha.

"Ohh, ternyata ada Aeria di sini juga." aku mendapati bahwa istri Jurai juga ada di ruangan ini.

"Silahkan duduk, ku harap aku tidak akan menganggu pembicaraan kalian." ucap Aeria dengan lembut.

"Sebenarnya ini pembicaraan pribadi dengan Jurai sih, tetapi tidak masalah deh." kurasa untuk kali ini aku memperdengarkan pembicaraan pribadiku ke orang lain yang seharusnya tidak perlu mendengarnya.

"Oh kalau begitu mending aku pergi saja dulu, aku tidak ingin menganggu waktu kalian." Aeria dengan sopan membalas ucapanku yang sedikit egois itu.

Aku menjadi merasa tidak enak sendiri mengusir seseorang hanya untuk kepentingan tertentu di kerajaan orang itu sendiri. Ahh, diriku yang bodoh ini.

"Oh tidak-tidak, mohon jangan pergi, aku nanti terlihat seolah mengusir." aku merasa aneh hanya dengan perkataan simpel ini.

"Tidak apa-apa kok mama, tunggu di sini aja." Jurai ikut menengahi pembicaraan yang terasa canggung ini.

"Baiklah kalau papa berkata seperti itu." Aeria akhirnya pun mengalah dan tetap di dalam ruangan.

Ada satu hal yang membuatku sedikit berpikir. Kenapa mereka memanggil satu sama lain papa dan mama? Bukan kah mereka belum mempunyai anak? Tunggu… atau jangan-jangan?

"Jurai, sebelum masuk ke pembicaraan utama, ada hal lain yang ingin kutanyakan tentang kalian berdua." dengan perasaan penasaran aku menanyakan izinku terhadap Jurai.

"Apa itu, katakan lah."

"Aku jadi berpikir, kalian memanggil satu sama lain berbeda dari terakhir kali aku datang ke sini. Kalian memanggil satu sama lain papa dan mama. Apakah itu artinya…?" dengan sedikit canggung aku memperkatakan isi pikiranku.

"Ah kau menyadarinya ya? Aku beri tau sekalian deh. Mungkin kau berpikir seperti ini, Aeria hamil bukan? Jika kau berpikir seperti itu, ya kau benar." Jurai akhirnya membuka jalan untuk membuatku mengerti.

"Ah benarkah? Selamat, kalian akan menjadi orang tua dalam waktu kurang dari 1 tahun lagi!" aku menyelamati mereka sebagai tanda rasa senangku terhadap berita ini.

"Ahahaha, Lucifer memang terlalu melebih-lebih kan. Terima kasih atas ucapannya." Aeria cukup senang ketika aku memberikan ucapan selamat.

"Aku juga terima kasih. Kalau kau tidak datang, aku akan lupa memberi tau kau juga. Jadi kembali ke pertanyaan utama, apa yang ingin kau perkatakan?" Jurai mulai membuat diriku menjadi sadar kembali atas apa yang sedang lantas terjadi.

Aku menekatkan diriku untuk memberi tahu bahwa aku dikunjungi oleh seorang dewa lain. Pesan dari dewa itu pun aku sampaikan ke dirinya tanpa tertinggal suatu detail apa pun. Cukup memakan waktu untuk menjelaskannya, tetapi cukup melegakan bisa melepaskan sesuatu yang menjadi beban untukku.

"Hmm, aku mengerti. Jadi ada kemungkinan bahwa raja kerajaan kayangan, atau lebih tepatnya raja kerajaan Guirusia itu adalah ayah atau ibu kita. Tetapi kenapa aku tak mendengar sepatah kata pun dari siapa pun sebelumnya tentang hal ini? Kenapa hanya diri kau saja yang mendapat pesan ini." Jurai mulai terbeban untuk membantu menyelesaikan masalah ini bersamaku.

"Kalau itu aku tidak pernah memikirkannya. Aku mengerti kita berdua mempunyai marga yang sama, juga berkaitan dengan kerajaan kayangan itu, tetapi aku tidak paham kenapa diriku yang diberi tau oleh dewa sialan itu." perkataan Jurai cukup membuatku berpikir lebih dalam.

Aku masih tidak mengerti dengan semua yang terjadi saat ini. Semuanya tidak ada yang masuk akal. Kenapa semuanya saling tidak sinkron? Kalau benar orang yang aku cari adalah raja kayangan, kenapa waktu aku dan Jurai pergi ke kayangan kami tidak dipanggil? Apakah alasan dibalik semua tindakan ini?

"Aku perlu mengumpulkan lebih banyak informasi. Aku harus kembali ke Terra. Mungkin Shin bisa membantu aku mencari yang sedang terjadi." aku memperkatakan apa yang kupikir.

"Benar juga, Shin bisa membantu kita. Aku lupa koneksinya di dunia Terra sama besarnya bahkan lebih berpengaruh daripada kita." Jurai mulai tertarik dengan apa yang ada di pikiranku.

"Kalau begitu aku akan pergi dulu, terima kasih sudah mau membahas denganku." aku pamit kepada mereka berdua sudah memperbolehkan aku menganggu mereka.

"Tunggu, bawa aku juga!" Jurai mengatakan hal yang membuatku terkejut.

Aku tidak paham kenapa dia yang mempunyai istri sedang hamil lebih tertarik untuk mengikutiku dalam perjalanan tidak jelasku ini.

"Tidak-tidak, jangan, kau perlu menemani Aeria di sini. Aku tidak ingin membebanimu dengan masalahku." aku mencoba memutuskan pikiran Jurai untuk ikut denganku.

"Tapi kau adalah saudaraku, aku merasa terbeban juga ketika kau menghadapi suatu masalah. Kau sudah bercerita kepadaku, itu artinya aku harus membantumu juga." Jurai mengalahkan diriku dalam perdebatan ini.

Cukup kuhargai rasa persaudaraannya walau kita berdua bukan saudara kandung. Tetapi masalahnya bagaimana dengan keputusan Aeria?

"Lalu bagaimana dengan Aeria? Siapa yang akan menjaganya?" aku mengutarakan isi pikiranku yang menganjal ini.

"Dia bisa bertahan sendiri, lagipula masih ada orang tuanya di kerajaan ini." Jurai masih saja mengotot untuk ikut.

"Hah~ baiklah, bagaimana denganmu Aeria? Apakah kau tidak masalah dengan Jurai pergi tanpa jelas kepulangannya?" aku mencoba memastikan apakah Aeria tidak masalah dengan keputusan suaminya.

"Jangan pedulikan aku, urusan kalian berdua jauh lebih penting. Cepat selesaikan dan kembali lah."

"Baiklah jika itu keputusanmu. Kalau begitu kami pamit dulu." aku mengucapkan pamit sekali lagi.

Setelah aku mengucapkan pamit, aku keluar dari ruangan tersebut membiarkan mereka berdua berpamitan juga dulu. Aku merasa bersalah memisahkan pasangan suami istri yang barusan saja menikah ini.

Menunggu 5 menit, akhirnya Jurai pun keluar dari ruangan juga. Dia menganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Oh ya, aku lupa. Pantas saja kenapa semua orang tau diriku siapa, karena aku masih memakai pakian rajaku. Hah~ kesalahanku tidak pernah berhenti.

"Kalau begitu ayo kita berangkat." ucapku menyatakan.

"Baiklah, ayo." Jurai menyangupi perkataanku

Dengan sihir yang sama yang kugunakan untuk datang ke Heiya, aku dan Jurai berteleportasi ke Terra, dunia kelahiran kami. Karena teleportasi ini mengangkut dua orang, prosesnya membutuhkan mana yang lebih banyak. Dan tentu, waktu teleportasinya pun jauh lebih lambat.

Setelah 1-2 menit, akhirnya kita sampai juga. Di mana? Tepat di depan perusahaan kami. Kenapa? Entah!

"Wow, walaupun seharusnya letak teleportasinya acak, tetapi secara kebetulan kita berhenti di sini." Jurai memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Hmm, kurasa aku terlalu membayangkan perusahaan kita. Tetapi ada benarnya juga. Kalau kita berhenti di tempat lain, kita tidak akan punya alat transportasi ke mana pun. Beruntunglah kita." aku mulai berpikir lebih jernih menghadapi semua ini.

"Ahh benar juga, tidak mungkin kita memakai sayap kita untuk berpergian ke mana saja. Di dunia ini mananya pun tidak sejernih di dunia kita. Jumlah yang bisa dipakai sangat terbatas."

"Tetapi beruntung lah kita karena mana kita tidak terbatas berkat kekuatan yang membuat kita tak terkalahkan ini."

"Ahaha benar juga."

Aku merasa kita berdua semakin dekat dalam hal berbicara tentang apa pun. Aku bersyukur memiliki saudara sepertinya.

Kita tak membuang waktu lebih lama lagi, langsung saja kita bergegas masuk ke dalam gedung perusahaan dan mengambil kunci mobil dari kantor kami. Jika kalian ingat, kita berdua sudah lama hilang keberadaannya dari Terra. Tentu saja semua tatapan dari pegawai mengatakan ke mana saja kita berdua pergi.

"Ah akhirnya kalian datang juga, ke mana saja kalian pergi? Semua orang mencari kalian berdua." seseorang datang menemui kami saat kami masuk ke dalam ruang kerja kami.

Orang itu adalah orang yang bertanggung jawab atas perusahaan ini ketika kami, kedua Guirusia bersaudara yang sebagai pemimpin tidak ada.

"Maaf, penjelasan datang nanti, tolong siapkan mobil tercepatku, aku harus pergi." aku tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi hanya untuk berbicara tidak penting.

"Yang seharusnya minta maaf adalah aku. Akan segera kusiapkan mobil anda tuan." orang itu memenuhi permintaanku.

Sembari menunggu mobil itu datang, aku menganti pakaian milikku menjadi pakain kerja. Hal itu juga terjadi untuk Jurai, karena pakaian dunia lain sangat lah mencolok. Oh mungkin itu juga alasan lain kenapa mereka memandangi kita berdua, ya para pegawai.

"Tuan Sin dan tuan Jurai, mobilnya sudah siap." sebuah kunci diserahkan ke Jurai karena dia lebih dahulu selesai ganti baju.

"Baiklah, terima kasih." Jurai menerima kunci mobil tersebut.

Kami berdua langsung saja bergegas masuk ke dalam mobil.

"Aku yang menyetir." sebagai kakak aku lebih memilih untuk melakukan segala hal terlebih dahulu.

"Baiklah, aku akan mengkontak Shin untuk memberi tahu maksud kedatangan kita." Jurai pun tidak menganggur melainkan melakukan hal lain yang berguna.

Langsung saja kami masuk mobil setelah kita berdua memutuskan apa yang harus dilakukan. Aku pun mengecek waktu di dunia ini, karena kesetimbangan waktu setiap dunia snagat lah berbeda. Rupanya waktu masih menunjukan pukul 12 lebih 10 menit. Itu artinya Shin ada di sekolah juga.

"//Pentarundum On//." Jurai menghubungi Shin lewat Pentarundumnya untuk mengkabarinya.

"Hubungi Shin."

"Dimengerti tuan Jurai."

Tak butuh waktu lama sampai Shin menjawab telpon jadi Jurai. Jurai pun memastikan di mana keberadaan Shin sekarang. Sesuai dugaanku, dia ada di sekolah. Tetapi aku lupa satu hal, Shin tau semua hal yang terjadi di dunia ini. Termasuk hilangnya diriku dan kematian Jurai di Terra sebelumnya. Dan itulah yang membuat suara Shin terdengar sangat terkejut. Tetapi kurasa dia menahannya.

"Aku akan datang ke situ juga, aku bersama dengan Sin sekarang." Jurai pun memberikan pesan kepada Shin.

"Baiklah, aku akan tunggu." Shin pun menyanggupi perintah Jurai.

Gas pun aku injak dalam-dalam. Tenang saja, mobil ini sudah diciptakan oleh kami untuk mempunyai persentase kecelakaan 0%. Semua uji coba sudah kami lakukan.

Karena perusahaan kami berada di pinggir kota jauh dari pusat, dan hampir di luar kota ini, maka waktu yang dibutuhkan pun lumayan lama. Untung saja jalan kota ini selalu sepi, jadi kami hanya membutuhkan waktu selama 20 menit dalam perjalanan.

"Kita sudah sampai, ayo kita temui Shin."

"Baiklah kak."