webnovel

Galau

Tidak terasa sudah jam pulang kantor dan Ozwin baru tersadar dari lamunannya yang panjang, orang lain pasti mengira dia tertidur di ruang rapat saat itu. Sejak 3 tahun itu Ozwin tidak pernah menjalin hubungan dengan cewek lain, ya menurutnya semua cewek itu sama aja bikin repot.

Tanpa sengaja Ozwin bertemu Delia di depan lift menuju lobby.

" Del.. apa kita bisa ngobrol sebentar ? " tanya Ozwin..

" Sorry pak, saya sedang terburu – buru," jawab Delia dengan segera.

Tiiiinnnnngggg ...pintu lift terbuka..

Mereka segera masuk lift bersama beberapa karyawan lainnnya.

"Oke kalau gitu, mungkin lain kali," ujar Ozwin.

Sejak masuk ke dalam lift sampai pintu terbuka menuju lobby, selama itu Ozwin memandangi Delia.

" Bagaimana bisa Delia tampak lebih feminim sekarang ini? Sedang selama bertahun -tahun dia seperti laki-laki bahkan penampilannya juga," batin Ozwin masih penasaran

" Del, mau pulang bareng ? Katanya lagi buru-buru, ayook aku antar sekalian!" ajak Ozwin berharap Delia mau bareng jadi bisa sekalian ngobrol.

" Sorry pak, saya bawa mobil. Mari duluan ya!" jawab Delia.

****

Sesampainya di rumah

Huuuufffttt... Kenapa ya Delia sepertinya menghindari aku terus, apa dia masih marah karena kejadian 3 tahun lalu. Hmmmm atau karenanya kejadian baru -baru ini yah.. Padahal terakhir ketemu baik-baik aja.

Besok aku harus ajak dia ngomong nih, ga bisa gini terus. Gumam Ozwin sambil menikmati makan malamnya.

****

Keesokan harinya

Dari kejauhan Ozwin tak sengaja melihat Delia memarkirkan mobilnya, dan ia pun menunggunya.

" Pagi Del, hari ini makan siang bareng yah please !" sapa Ozwin

" Saya lihat jadwal dulu ya pak," jawab Delia sambil jalan menuju lift.

"Del please, jangan bersikap gitu sama aku. Kalau hari ini kita jadi makan siang bareng aku janji ga akan gangguin kamu lagi. Please besok adalah hari terakhir aku dinas di sini." Pinta Ozwin berharap mereka bisa segera menyelesaikan masalah mereka.

" Hmmmm baiklah, tapi aku habis makan siang mau langsung lanjut meeting di luar" jawab Delia akhirnya mengiyakan ajakan Ozwin.

" Oke, thanks Del," kata Ozwin tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Delia pun ga habis pikir kenapa Ozwin getol banget buat ngajak ngobrol dia, apalagi sampai sesenang itu.

Aaaahhh udahlah, kangen juga bisa seperti dulu lagi, batin Delia.

Piiiiiippp ppiiiiipppp ppiiiiipppp. Hp Delia ada pesan masuk.

" Del, hari ini makan siang bareng yook.. Aku sudah siap membuatmu mengembang, ntar aku yang traktir. Mau ga mau harus mau, aku tunggu kamu di lobby yah nanti. See you! " pesan itu ternyata dari Ruzel.

Oooohhhh my God... Kenapa Ruzel suka tiba-tiba dateng sih, .hmmmm gimana yaaaah? Kesah Delia.

" Sorry, aku ada meeting mungkin lain waktu yah. " Balas Delia dengan segera karena Ruzel punya kebiasaan yang selalu tiba-tiba nongol.

Piiiiiippp ppiiiiipppp.....

" Baiklah, tapi lain kali ga boleh nolak yaah.. "

"Yoi...." balas Delia mengakhiri pesannya dengan lega dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Namun tak lama kemudian seseorang mengetuk pintunya,

Ttoookk took..!!

"Hai Del, aku mau to the point boleh yah? Aku dengar kamu hari ini mau makan siang bareng sama manager IT dari cabang yah?? Kok bisa sih, bukannya dia tuh super cuek sama cewek ya? " tanya Riska tiba-tiba dengan nada penasaran.

Delia masih saja sibuk dengan kertas-kertas di mejanya dan tak menghiraukan Riska.

"Del..... Iiiihhh kok diem aja sih" rengek Riska ga sabar mendengar jawaban dari Delia.

Maklum saja meski hanya sejenak di kantor pusat, Ozwin berhasil menarik perhatian cewek-cewek yang ada di kantor khususnya mereka yang dari divisi penjualan. Ozwin dengan perawakannya yang gagah, smart, dan cuek justru membuat mereka merasa penasaran dengan Ozwin.

Kalau aja mereka tau kalau Ozwin itu tukang halu, tukang maksa, kasar, nyebelin mungkin beda cerita kali ya , pikir Delia sejenak.

" Del... Kenapa sih diem aja, mana senyum-senyum ga jelas gitu," kata Riska.

" Ris, aku sedang sibuk ni nyiapin buat ntar meeting. Wait yah, ntar aku jawab rasa penasaranmu itu," jawab Delia sambil masih menyiapkan beberapa dokumen yang harus dibawa saat meeting.

"Emang susah banget jawabnya? Ampe nunggu ntar segala?? " Desak Riska lagi.

Sohib Delia ini memang ga ketulungan keponya, dia harus tahu tentang semua yang ada di kantor. Bahkan kucing anggora si Devon ngilang karena bucin sama kucing tetangga sebelah rumah aja Riska ampe tahu. Dia paling ga suka penasaran, atau dia akan terus ngehantui kita kemanapun kita pergi dan karena Delia bakal repot juga kalau dihantuin akhirnya dia menjawab.

" Karena kerjaan Ris " jawab Delia singkat.

" Hmmmm aku ga percaya deh Del, sama yang lain karena kerjaan pun mereka ga sampai makan siang atau pulang bareng sih " sahut Riska masih terus mendesak Delia saking keponya.

" Iya karena kerjaan aja Ris, saat meeting terakhir dia sedang pengajuan dana untuk cabang dan aku belum ada waktu lagi untuk pembahasan lebih lanjut. Tahu sendiri aku udah ampe pulang malem mulu" jelas Delia sekenanya.

" Hmmmm gitu yah... Kamu juga sih lembur mulu."

" Yeeeee aku juga ga mau kali, mendingan nyantai di rumah " kata Delia.

Kring...kriinnnng..Telepon ruangan Delia berdering .

" Selamat siang"

" Del... Gimana udah siap belum? Atau aku samperin ke ruangan kamu aja yah" Yang ternyata adalah Ozwin di seberang sana.

" Hmmmm.. ntar ya.. ga usah ga pa pa." jawab Delia. Yaaah tentu saja bakal jadi gosip yang lebih ga jelas lagi apalagi ada ratu gosip di ruangan Delia.

" Kok lama sih, ntar keburu laper..ayoooklah " kata Ozwin.

" Oke kalau mau duluan ga pa pa kok " jawab Delia dengan cuek.

" Yaaah kok gitu sih, oke buruan yah aku tunggu deh. " Jawab Ozwin ga mau kehilangan kesempatan kali ini.

" Del, ntar tanyain dong nomer hp nya Ozwin, yaaa yaaaa...yaaaa..." pinta Riska.

" Iya kalau ga lupa.." jawab Delia.

Tiba – tiba terdengar suara ketukan pintu ruangan Delia yang setengah terbuka.

Ttoookk tok tok...

" Yaaaaa masuk " jawab Delia tanpa melihat siapa yang mengetuk pintu.

Dan ternyata itu adalah Ozwin yang sudah mulai ga sabar nungguin Delia yang suka banget ngaret kalau sama dia sedari dulu.

Sontak aja Riska dan Delia kaget karena Ozwin sampai datang jemput untuk makan bareng.

" Maaf pak, saya lupa waktu. Mari kita meeting , atau mungkin akan kita bahas di sini saja pak? " jawab Delia berusaha menunjukkan sikap sewajarnya yang sebenarnya dia kaget banget dan bingung harus bersikap gimana.

" Delia.. kita sambil makan siang aja yah, kamu pasti juga sudah lapar" kata Ozwin seakan menangkap signal kenapa Delia bersikap seperti itu.

" Ayoookkk Delia, karena akan ada rapat selanjutnya jadi sebaiknya kita tidak membuang waktu" tambahnya..

" Baik pak.. mari.." Jawab Delia.

Riska tak melepaskan pandangannya dari Ozwin, dia masih merasa ga percaya kalau Ozwin bisa terlihat selembut itu ketika berbicara dan menatap Delia dan yang lebih penting Ozwin memanggil nama Delia secara langsung tanpa embel-embel, Riska curiga pasti ada sesuatu diantara mereka.

" Mari Bu Riska, kami duluan " kata Ozwin membuyarkan pandangan Riska.

" Ii...ii..iya pak silahkan " jawab Riska setengah tergagap karena kaget.

Delia dan Ozwin pun pergi menuju cafe yang ada di dekat kantor. Sepanjang perjalanan Delia hanya terdiam bahkan melamun pun tidak, ia hanya memandangi tepian jalan dan macetnya kota Jakarta di siang hari sambil mendengarkan musik yang sengaja di putar oleh Ozwin untuk mengurangi ketegangan diantara mereka.

*****

Akhirnya sampai juga mereka ke cafe tempat mereka akan makan siang. Ozwin segera menuju tempat yang nyaman untuk ngobrol dan segera memilihkan menu untuk Delia.

Hingga pesanan makanan datang, Delia masih terdiam bahkan terkadang sesekali membuang arah pandangannya. Ozwin pun hanya bisa memandanginya karena bingung mau memulai dari mana.

" hmmmm jadi mau ngomong apa? " tanya Delia sambil mengaduk aduk minumannya.

Del aku cuman mau menyelesaikan kesalahpahaman antara kita selama ini, jawab Ozwin masih bingung mau mulai dari mana.

" kesalahpahaman apa ya Oz, semua baik-baik saja kok" kata Delia.

Del, kita bisa ga seperti dulu lagi? Please jangan bersikap kaya gini sama aku. Aku mungkin kalau ngomong nyablak atau mungkin aku ga sengaja nyinggung kamu. Tapi jujur Del, aku ga ada niatan untuk nyakitin kamu. Entah itu 3 tahun lalu, entah itu beberapa waktu lalu ketika kita ketemu terakhir kali.

Ozwin berusaha merangkai kata dan berharap tidak menyakiti sahabatnya lagi. Delia hanya terdiam dan berusaha mendengarkan penjelasan Ozwin dengan baik.

" Aku ga mau kita seperti ini Del, aku kangen saat- saat dulu kita bareng. Bercanda ga jelas, nongkrong di warung dekat rumah, godain anak orang, jelong- jelong shoping bareng, main PS bareng di rumah Ruzel, atau curcol nangis bombai karena putus cinta. Kamu ga pengen Del, kita seperti itu lagi?" Ungkap Ozwin, dan Delia masih duduk terdiam sambil mengingat kisah mereka dulu.

" Del, kamu benci sama aku yah? Aku bahkan terkadang ngiri kenapa kamu bisa lebih dekat sama Ruzel. Aku juga kadang ngiri kamu bersikap lebih ramah sama orang lain ketimbang sama aku. Aku salah ya Del? " tanya Ozwin.

" Delia .... Maafin aku.." kata Ozwin lagi tapi kali ini dengan menundukkan kepalanya menahan tangis yang entah kenapa air matanya ingin menetes.

Delia pun kaget karena itu adalah kata maaf pertama yang keluar dari mulut Ozwin selama ia mengenalnya. Delia memandangi Ozwin yang menyesali perbuatannya.

" Oz.. semua akan baik-baik saja " jawab Delia kali ini berusaha memegang tangan sahabatnya itu namun ia urungkan.

" Del, kenapa sih kamu selalu bilang gitu? Kamu selalu bilang ga pa pa semua akan baik-baik saja. Kamu tahu ga, itu ga baik-baik aja buat aku. " kata Ozwin berusaha mengungkapkan apa yang dia rasakan.

" Makasih Oz, kamu udah minta maaf sama aku. Mungkin aku saja yang terlalu sensitif selama ini " ucap Delia berusaha memaafkan Ozwin.

" Jadi bisakah kita seperti dulu lagi Del? " tanya Ozwin penuh harap.

Delia hanya diam dan terus mengaduk aduk minumannya yang sedari tadi ga diminum.

"Del...kamu tau ga? lihat kamu ngaduk-ngaduk minuman itu aku jadi ngilu. Tau ga kenapa? Karena seperti itu juga kamu aduk-aduk perasaanku " ucap Ozwin berusaha menggoda Delia..

" Apaan sih ...lama-lama makin ga jelas iiih" kata Delia.

"Kalau gitu ayoookkk buruan makan, supaya kamu bisa lanjut kerja lagi." Ajak Ozwin.

Setelah mereka ngobrol cukup lama.

" Jadi besok hari terakhirmu di kantor pusat? Sepertinya cewek-cewek bakal kehilangan kamu " tanya Delia yang sudah mulai lunak dengan Ozwin

" Hmmmm iya sih besok hari terakhir, tapi kamu ga perlu sedih masih di Jakarta juga kok! " jawab Ozwin sudah mulai berani menggoda Delia seperti biasanya.

Delia hanya menanggapi candaan Ozwin dengan senyum seperti biasanya.

Hari itu mereka mengawali persahabatan mereka lagi .

********