Sontak Arvan menjadi sangat heran sekali, karena dia melihat wajah Anggel sangat pucat pasih. Membuat Arvan sangat panik sekali.
"Nona Anggel kamu kenapa?' tanya Arvan dengan panik sekali.
"Aku mendengar suara Rossa, apa aku halu iya. Permintaannya aneh banget. Masa aku di suruh dekat lelaki playboy seperti anda," ungkap Anggel dengan tersenyum sinis.
"Terserah anda saja dech, saya berkata jujur juga anda selalu tak percaya. Karena anda memang selalu sujon kepada saya,' keluh Arvan dengan tersenyum sinis.
'Anda masih sakit kakinya, apakah perlu saya antarkan ke dokter?" tanya Arvan dengan sangat ramhnya yang menawarkan bantuannya untuk menolong Anggel.
Anggel hanya tersenyum sinis dan menyindir Arvan, menurut Anggel Arvan mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Anda tidak perlu repot-repot Tuan Arvan, saya dapt pulang sendiri. Saya dapat menaiki Taksi,' ucap Anggel yang menolak ajak Arvan yang berbaik hati ingin mengantarkannya ke tempat kerja.
"Tetapi kau sangat sakit sekali Nona Anggel, apalagi kaki kamu terkilir. Tolong jangan tolak saya niat saya sungguh sangat baik sekali," ungkap Arvan yang seakan tak pernah letih dan lelah untuk memberikan bantuan kepada Anggel.
Anggel akhirnya berfikir, untuk kali ini dia nggak boleh egois. Karena kondisinya yang nggak memungkinkan karena kakinya sakit dan terkilir.
"Ok baik Tuan Arvan untuk kali ini saya terima uluran tangan anda, yang mau membantu saya untuk mengantarkan saya ke tempat kerja. Karena kodisi saya sangat sakit sekali," ucap Anggel dengan tersenyum.
Anggel berjalan dari ruangan Arvan menuju lift dengan di papah oleh Arvan, Arvan juga membukan pintu untuk Anggel.
Selama di perjalanan, baik Anggel dan Arvan sangat canggung. Sehinnga mereka berdua diam seribu bahasa, mereka hanya saling pandang melalui kaca yang ada di pengemudi.
Anggel yang mau membuka pintu mobil, langsung di cegah oleh Arvan. Arvan mulai berucap.
"Tunggu Nona Anggel, bersabarlah Nona. Setidaknya anda menunggu saya membukakan pintu mobil untuk anda," ucap Arvan dengan sangat ramahnya.
Setelah Arvan keluar
dari pengemudi mobilnya, Arvan langsung membukakan pintu untuk Anggel.
'Terima kasih Tuan Arvan,' ucap Anggel dengan tersenyum.
'Iya sama-sama Nona Anggel,' ucap Arvan dengan tersenyum dengan sangat ramah sekali.
Anggel dengan penuh percaya diri, melangkahkan kakinya menuju tempat kerja. Nampaknya Arvan sangat kasihan dan tak tega, dengan penuh kebaikan Arvan langsung menghampiri Anggel dan langsung memapah tubuh mungil Anggel.
Sontak saja, Mona yang melihat Anggel dan Arvan sangat mesra dan terkesan sangat serai. Berangapan sangat cocok bagai sepasang kekasih. Setelah kepulangan Arvan. Anggel tak hentinya di goda oleh Mona.
'Ya ampun Anggel aku tak menyangka, jika kau dan Arvan begitu dekat sekali. Apakah kalian berdua sedang berkencan?" tanya Mona dengan pertanyaan menggoda.
"Tidak aku tidak berpacaran, dia itu mantan kekasih saudariku. Untuk apa aku berkencan dengannya,'sanggah Anggel dengan tersenyum.
"Aku yakin Pak Arvan sangat tertarik kepadamu. Buktinya dia memesan lima unit mobil yang paling mahal dan mewah, dia juga membelikan mobil berwarna merah untukmu. Sudah kami kirim ke rumahmu," terang Mona dengan menjelaskan kepada Anggel.
Anggel sebenarnya agak risih, iya dia sangat risih sekali. Karena di goda seperti itu oleh Mona. Apalagi tak hanya Mona, bahkan ownernya mengira jika Anggel ada hubungan dengan Arvan.
Padahal punya hubungan juga nggak, apalagi yang di rasakan Anggel adalah kebencian. Tak mungkin untk bersatu, tak mungkin untuk berpacaran.
Di tempat kerja Luciana yang merupakan penata rias atau makeup artis para model, sedang menyusun rencana. Dia berniat untuk memotong rambut panjang hantu Rossa, yang ingin Luciana wig atau rambut palsu untuk para model.
Jujur Luciana sangat dendam dan membenci Rossa, apalagi Rossa sudah berusaha untuk mem,bongkar kejahatannya yang merupakan pengedar narkoba. Apalagi di kala pertemuan tersebut. Luciana sangat ingat sekali, tatkala Rossa menghina dan memaki Luciana. Karena Luciana begitu kasar tatkala begitu kasar menyisir rambut Luciana.
"Pokoknya nati malam, aku harus berhasil memotong rambut panjang Rossa. Rambut panjang itu akan aku jadikan wig atau rambut palsu, aku akan menjahitnya dengan tanganku sendiri,' ucap Luciana dengan tersenyum sinis.
Luciana juga sudah menghubungi orang suruhannya, Luciana akan melancarkan aksinya tepat jam delapan malam.
Tidak terasa sudah menunjukan waktu jam delapan malam, Luciana dengan orang suruhannya. Akhirnya masuk dengan mengendap-ngendap tatkala ingin memasuki tempat di mana ada jasad Rossa, mereka tidak mau sampai ada orang yang tau akan rencana jahatnya.
Setelah di rasa aman, mereka langsung masuk. Mereka semua sebenarnya sangat takut sekali, tetapi mereka memaksakan untuk tetap mendekati jasad Rossa.
"Ayo sekarang kau guntinglah rambut Rossa,' titah Luciana kepada anak buahnya.
"Tetapi ini sangat beresiko, kau bayar aku dengan harga yang sangat tinggi. Jika tidak aku tidak mau,' ucap salah satu anak buah Luciana.
"Ok baiklah aku akan bayar kalian dengan harga yang sangat tinggi, ayo lakukan cepat!"titah Luciana dengan tersenyum.
Seteah selesai mengambil rambut panjang Rossa, Luciana langsung membayar kedua anak buahnya dan meninggalkan kedua anak buahnya.
Sementara kedua anak buahnya, yang masih berada di dekat jasad Rossa. Salah satu dari anak buahnya Luciana, ada yang berniat tak baik. Dia ingin memperkosa mayat Rossa.
Rossa yang datang, tatkal melihat jasadnya di perlakukan seperti itu sangat marah sekali. Rossa akhirnya mencekik keduanya hingga mereka berdua di makamkan di tempat.
Orang suruhan dari Luciana, langsung di makamkan malam itu juga, oleh keaman yang berjaga malm. Arwah Rossa sangat marah sekali, buktinya saja. Baju yang awalnya berwarna putih, kini berubah menjadi warna merah.
Anggel dan Rissa, kini sangat cemas sekai. Mereka berdua sangat merasakan udara dingin dan hawa menyeramkan atmosfer di kamar mereka berdua. Rossa mendatangi kamar saudarinya secara bergantian. Rossa mengecup dan memeluk Anggel dengan penuh kasih sayang.
"Tidurlah Anggel sayang, aku janji akan menjaga kamu. Aku sayang kamu,' ucap Rossa dengan menitikan air matanya.
"Rissa sayang, aku sangat menyayangimu. Aku juga akan menjagamu seperti aku menjaga Anggel kakakmu sekali pun aku sudah mati seperti sekarang ini,' ucap Rossa dengan menitikan air mata.
Rossa masih berada di rumah, Rossa memasuki kamar kedua orang tua mereka.
Rossa memandangi photo kedua orang tuanya, Rossa menangis dan meraih bingkai photo tersebut.
'Pa, Ma saya janji akan menjaga Anggel dan Rissa. Anggel sudah seperti Kakak, dan sahabat bagi saya. Sedangkan Rissa adalah adik yang paling manis dan lucu. Terima kasih Ma, Pa sudah mengangkat saya sebagai anak kalian. Bahklan kalian berdua sangat menyayangi saya bagai anak kandung,' ucap Rossa dengan menitikan air mata.
Bersambung.