webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Real
Sin suficientes valoraciones
312 Chs

Telepon

Nathalie tampak tengah bercanda dengan tiga sahabatnya sebelum ponselnya di atas meja berdering. Gadis itu mengernyit. Siapa agaknya yang meneleponnya tengah malam begini. Biasanya Karin, Angel, atau Maya akan meneleponnya tengah malam untuk melakukan sesi midnight talk antar sahabat untuk mengeluarkan segala keluh kesah. Namun ia tengah bersama ketiga sahabatnya sekarang. Aksara, pun tidak mungkin. Pemuda itu jelas akan sibuk dengan ponselnya untuk bermain game bersama yang lain seraya mengumpat dengan segala bahasa yang ia ketahui. Dan tidak ingin terlalu lama menduga duga, Nathalie segera meraih ponsel miliknya lalu melirik nama yang tertera di layar ponselnya. Ah ia seharusnya sudah menduganya sejak tadi. Orang yang ia bicarakan beberapa saat yang lalu. Alice. Gadis itu jelas tidak akan membiarkan Natalie menjalankan liburannya dengan tenang. Alice jelas akan berulah hari ini.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com