webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Real
Sin suficientes valoraciones
312 Chs

Ramai

Aksara mendengus kesal, di saat ia ingin tertidur, Raka yang duduk di belakangnya bersama Maya justru berdiri. Ikut bernyanyi dengan keras bersama beberapa siswa di depan sana. Menyebalkan sekali. Aksara tidak bisa melanjutkan tidur jika seperti ini caranya. Pemuda itu melirik Nathalie yang justru terlihat begitu menikmati pertunjukkan satu itu. Melihat tidak ada yang dapat ia jadikan pembela, Aksara akhirnya menyerah. Menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, memilih memperhatikan teman temannya yang menggila di depan sana. Dari yang bersuara amat merdu hingga yang suaranya seperti radio rusak. Sebenarnya ini adalah pemandangan yang biasa terjadi di kelasnya. Di kelasnya ada Karin, Ardi,dan Raka ingat? Mereka akan bernyanyi dengan keras ketika jam kosong tiba. Dan akan selesai saat bel istirahat berbunyi.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com