webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Real
Sin suficientes valoraciones
312 Chs

Dering

Aksara mengerjab, mendengar suara samar samar dari pengeras suara di kapal yang mereka tumpangi saat ini. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, masih ada dua jam sampai mereka sampai di tujuan. Belum saatnya mereka untuk turun bukan? Pemuda itu meregangkan tubuhnya yang pegal karena semalaman menunduk bermain game bersama Arjuna, Ardi, dan Raka. Aksara menatap ketiga orang lain di kamarnya yang juga tengah menatapnya, "Itu apa sih? Siapa yang bikin ulah pagi pagi gini? Kepagian nggak sih kalo mau bikin ulah. Aneh aneh aja," ujarnya malas. Matanya terasa berat dan pedih karena semalaman menatap layar ponsel.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com