webnovel

Melawan Takdir

Luka yang disebabkan oleh Krisatal daun berduri tidak bisa diremehkan. Kristal daun berduri termasuk salah satu artefak magis. Sedangkan gadis suku bunga itu sudah tahu tentang hal itu, karena ia pernah mendapatkan pengetahuan tujuh dunia dari orangtuanya ketika kecil.

Dia menggunakan cara itu untuk mengelabui spirit kucing. Sedangkan Chrystal tidak percaya jika gadis itu sampai berbuat sejauh ini. Chrystal tidak menyangka jika gadis suku bunga itu akan melakukan hal kotor itu kepadanya.

Chrystal hanya bisa terpaku di tempat dengan mata membelalak dan kedua alis yang sengaja dikerutkan. Chrystal menatap gadis suku bunga itu yang perlahan mulai melemah dan jatuh pingsan di hadapannya.

Ketika spirit kucing telah selesai membelikan makanan untuk Chrystal, ia pun segera kembali ke tempat Chrystal menunggu. Akan tetapi, makanan yang ia beli itu dijatuhkan begitu saja.

Spirit kucing langsung berlari ketika melihat gadis kecil suku bunga itu terluka. Sedangkan Chrystal pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa bukan dia yang melakukannya.

Fengli menatap wajah Chrystal dengan mata tajam, berusaha membaca isi hati Chrystal. Lalu Fengli pun melihat luka yang ada di tangan gadis itu. Ketika melihat luka di tangan gadis itu, Fengli langsung menatap Chrystal dengan tatapan tajam.

"Bukan aku! Sungguh bukan aku! Percayalah padaku." ucap Chrystal, memohon agar spirit kucing mempercayainya. Akan tetapi, spirit kucing adalah makhluk yang tidak berperasaan. Baginya, bukti adalah sesuatu yang lebih penting baginya.

Fengli lebih mempercayai fakta, karena dia adalah makhluk yang logis. Sedangkan gadis suku bunga itu sudah tahu tentang klan spirit. Gadis itu memanfaatkan sebuah kesalahpahaman menjadi peluang besar untuknya. Tanpa berkata apa-apa, Fengli membawa gadis suku bunga itu dan meninggalkan Chrystal sendiri di sana. Chrystal pun hanya bisa terpaku di tempatnya tanpa bisa berkata-kata.

Chrystal tidak percaya jika semua akan begini jadinya. Bahkan suaminya sendiri tidak mau mempercayainya. Chrystal pun mulai menyalahkan dirinya karena menganggap dirinya begitu bodoh sampai ia percaya jika Fengli akan bersikap baik padanya hanya dari kata-katanya saja.

Spirit kucing adalah makhluk tak berperasaan. Sedangkan Chrystal adalah makhluk yang memiliki perasaan cinta, sedih, benci, suka, dan lain-lain. Chrystal jatuh cinta kepada Fengli dalam waktu singkat dan menikahinya dalam waktu singkat pula.

Chrystal sempat berfikir, meskipun spirit kucing adlah makhluk tak berperasaan, ia tetap akan memperlakukannya dengan baik. Dan ia sempat menyamakan kisahnya dengan legenda atap dunia tiga elemen.

Chrystal pikir dia akan mendapatakan cinta luar biasa seperti kisah cinta yang ada pada legenda. Meski si lelaki tidak memiliki perasaan, dia tetap memperlakukan wanitanya dengan baik sehingga membuat orang lain iri dengan mereka. Ternyata legenda hanyalah sebuah legenda. Sangat berbeda dengan kisah nyata, apalagi kisah tentang makhluk yang sudah berbeda jauh dengan periode lampau.

Hanya sebuah hal kecil saja spirit kucing tidak mempercayainya. Hal itu adalah satu-satunya pukulan terbesar bagi Chrystal. Chrystal tidak menangis, karena ia merasakan keperihan yang lebih dalam dari apapun sehingga airmatanya menolak untuk ambil bagian menetralisir luka di dalam hatinya.

Sedangkan Fengli membawa gadis suku bunga itu ke tempat tersembunyi yang jauh dari keramaian manusia untuk menyembuhkan luka gadis itu dengan kekuatan magisnya. Setelah luka itu sembuh, Fengli langsung menyuruh gadis itu segera pulang.

Meski tidak mendapatkan apapun, gadis itu sudah merasa sangat puas karena yang didapatkan adalah sesuatu yang lebih besar. Kepercayaan, gadis itu berhasil merusak kepercayaan diantara mereka.

Spirit kucing pun kembali ke rumah mereka yang ada di dunia manusia dan beristirahat. Ketika Rafaela melihat spirit kucing bersikap aneh, Rafaela pun segera menanyakannya.

"Apa yang menggaggumu?" tanya Rafaela kepada spirit kucing.

"Ada banyak hal yang mengganggu pikiranku. Meski tanpa perasaan, aku bisa memikirkan segala sesuatu dengan benar." jawab Fengli, spirit kucing.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Rafaela kembali.

"Chrystal, dia datang." ungkap spirit kucing.

"Dia datang? Lalu kenapa kau datang sendiri? Apa kau sengaja meninggalkannya? Kau ini bagaimana sih? Cepat jemput dia dan bawa kemari! Dia baru datang ke dunia manusia, dia pasti tidak tahu apapun di dunia manusia." sentak Rafaela memerintah sprit kucing. Akan tetapi, kali ini Fengli masih tidak beranjak dan masih terkubur dalam kebimbangan. Fengli masih terpaku di tempat tanpa beranjak dan bergerak sedikitpun.

"Tidak berangkat? Kalau begitu aku yang akan menjemputnya. Cepat katakan dimana lokasinya?" perintah Rafaela.

Rafaela pun segera bergegas menyusul Chrystal setelah spirit kucing memberitahu lokasinya. Setalah Rafaela hampir sampai di sana, hujan pun turun. Rafaela segera membuka payung yang ia bawa sebagai persiapan. Dan akhirnya Rafaela sampai di lokasi yang di beritahu Fengli sebelumnya.

Rafaela melihat Chrsytal hanya termenung di tempat tak beranjak ataupun mencari perlindungan dari hujan yang mengguyur. Rafaela segera mempercepat langkahnya menghampiri Chrystal yang termenung sendirian.

Rafaela membagi payungnya untuk melindungi Chrystal dari hujan. Akan tetapi, Chrystal masih termenung dengan tatapan kosong. Rafaela pun segera memeluk Chrystal di pelukannya. Akan tetapi, Chrystal masih tetap tidak berekasi sedikitpun. Tampaknya hati Chrystal benar-benar sangat terpukul dan hancur karena sesuatu yang tidak diketahui oleh Rafaela.

"Hekh! Untuk apa semua ini? Aku benar-benar bodoh." ucap Chrystal sambil menyeringai.

"Ya, kau memang bodoh. Sudah tahu hujan malah sengaja hujan-hujanan. Apa hujan dapat menghilangkan kebodohanmu? Sebelumnya aku sudah memperingatkanmu agar tidak melanjutkan semua ini. Dan ternyata semua benar-benar terjadi, kau terluka. Sudah kubilang semua ini tidak bisa dihindari. Dan aku sudah menyarankanmu untuk menjauhi spirit kucing sejauh mungkin, tapi kau tidak mendengarkan saranku." cetus Rafaela, berbicara dengan nada kesal.

Ketika acara pernikahan mereka hampir dimulai, sehari sebelumnya Rafaela sudah memeperingatkan Chrystal untuk membatalakan acara pernikahan antara Chrystal dan Fengli. Jika tidak bisa lewat ucapan atau permohonan, Rafaela menyarankan berbagai cara agar pernikahan mereka segera batal.

Entah sembunyi di kandang sapi kah, atau lari ke laut mati dan sebagianya. Yang penting pernikahan mereka jangan sampai terlaksana. Akan tetapi, Chrystal menolak hal itu dan membulatkan keputusannya untuk menikahi Fengli si spirit kucing putih. Akhirnya Rafaela pun sudah menyerah dan telah menyerahkan semuanya pada takdir.

Takdir yang benar-benar dipaksakan oleh kedua belah pihak yang setuju melawan takdir diantara mereka. Lucu sekali, takdir benar-benar dilawan. Padahal takdir tak bisa disentuh ataupun dikejar. Dan akhirnya takdir itu yang menghampiri dengan sendirinya.

Rafaela pun hanya bisa memeluk Chrystal sebagai seorang temannya. Kemudian Rafaela pun membawanya kembali ke rumahnya. Sebelum sampai ke rumahnya, Rafaela pun berhenti sejenak di sekitar rumah Vega dan menyuruh Chrystal menunggu di sana.

Rafaela masuk ke rumahnya dan menyuruh lebih tepatnya memaksa spirit kucing untuk segera keluar dari sana. Spirit kucing pun tidak bisa apa-apa selain mematuhi perintah Rafela. Setelah spirit kucing telah pergi jauh dengan cara berteleportasi, Rafaela pun menyusul Chrystal dan mengajaknya untuk masuk ke rumahnya.

Selang beberapa waktu, seorang pria pemilik rumah tersebut pulang dari kampus. Ketika melihat ada satu orang wanita lagi, ia pun merasa terkejut dan merasa aneh. Pria pemilik rumah yang di tempati Rafaela adalah seorang Mahasiswa jenius di kampusnya.

Mahasiswa iti beranama Wang Vega. Vega mempersilakan Rafaela dan Fengli untuk tinggal di rumahnya ketika mereka baru tiba di dunia manusia. Dan setelah Fengli dan Rafaela berkelana, mereka kembali ke rumah Vega untuk menumpang tempat tinggal.

"Hei kantong semar, sudah pintar ya kamu. Rumahku sudah menjadi rumahmu saja. Membawa sembarang orang masuk dengan mudahnya. Untung dia cantik dan tidak jelek sepertimu." ejek Vega kepada Rafaela.

"Malas berurusan denganmu!" ucap Rafaela acuh tak acuh.

"Dia terlihat sangat cantik, seperti bukan manusia." tebak Vega, ditujukan kepada Chrystal.

"Memang dia bukan manusia!" tegas Rafela dengan lantang.

"Teryata memang bukan manusia. Kali ini makhluk darimana lagi? Kau datang dari suku bunga, lalu membawa siluman kucing, sekarang siapa lagi?" tanya Vega.

"Dia dari suku tiga elemen." jawab Rafaela.

"Apaan lagi itu. Malas deh, terlalu banyak fantasi dunia. Mending tidur!" cetus Vega sembari memalingkan matanya ke arah lain.

"Tidur ya tidur aja sana!" seru Rafaela dengan wajah masam.

Vega pun melepaskan kaos kakinya dan melemparkannya ke arah Rafaela. Kaos kaki Vega mengenai kaki Rafaela dan membuat Rafaela berteriak sekencang-kencangnya.

"Iiih!!! Jorok sekali!" bentak Rafaela dengan murka. Pertengkaran diantara mereka pun kembali terjadi seperti hari-hari biasanya ketika mereka tinggal bersama sebelumnya.