Satu minggu Cindi mengurung diri di dalam kamarnya. Gadis itu hampir saja membuat Arka mati dalam kepanikan memikirkan anak gadisnya yang sedang patah hati. Ribuan bujukan tidak membuat Keadaan gadis itu jauh lebih baik.
Pagi-pagi sekali Cindi telah bersiap-siap seperti biasa. Sepertinya ia sudah bisa menerima keputusan Akbar. Gadis itu muncul dari balik pintu kamar dengan pakaian batuk yang memang diwajibkan untuk dikenakan setiap hari Jumat di sekolah tempat ia mengajar.
Sofia yang sedang menyiapkan menu sarapan menatap ke arah gadis itu dengan terkejut.
"Nak!" ucap Sofia menarik tubuhnya berdiri tegak. Mengikuti gerakan tubuh Cindi berjalan ke arah meja makan.
Selama seminggu Arka melarang Sofia untuk berjualan, hanya untuk menjaga Cindi di rumah. Takut jika tiba-tiba gadis itu nekat melakukan hal yang tidak diinginkan seperti malam itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com