webnovel

Bab 1: Kamu siapa (S)

Suasana di dalam Green Cafe sedang sangat ramai pada siang itu, banyak pelanggan di kalangan muda yang datang untuk sekedar nongkrong ataupun mengadakan pertemuan kecil bersama teman-temannya.

Ada pula sekelompok pekerja magang yang duduk secara sporadis di beberapa bangku, mereka mengobrol riang sembari menikmati secangkir kopi maupun camilan.

Di belakang mesin coffe maker, seorang gadis manis berambut coklat tengah sibuk meracik minuman yang telah dipesan oleh para pelanggan sebelumnya. Tangannya begitu terampil dalam menakar, menekan, menuang dan juga menyajikan berbagai macam jenis bahan di dalam cangkir.

"Silakan dinikmati minuman, Anda, Mister. Thank you." Gadis tersebut menyodorkan beberapa cangkir kopi di depan para tamu dan tersenyum ramah, sebelum akhirnya kembali ke standnya dan sibuk berkutat dengan berbagai jenis kopi.

"Lihatlah betapa sexy dan cantiknya gadis itu, namanya Lily, kan? Bagaimana kalau kita bertaruh untuknya?" John--seorang pekerja kerah putih menatap sosok Lily yang perlahan menjauh dengan ekspresi cabul dan penuh dengan niat buruk.

Rekannya segera setuju dan mengeluarkan uang untuk mulai bertaruh.

"Apa tantangannya kali ini?" tanya Frans sembari menyesap kopi hitam miliknya, tatapan tajamnya juga jatuh ke tubuh Lily.

John menyeringai puas melihat rekan-rekannya menyetujui permainannya, lalu mengemukakan rencananya. "Yah, seperti biasa. Kita akan mendekati gadis itu dan membawanya ke hotel untuk bercinta, siapa yang berhasil membawanya untuk pertama kali, maka dia yang akan menang!"

"Itu mudah!"

"Ya, kami setuju!"

"Dengan tubuh seperti itu, pasti akan terasa enak ketika aku menekannya, hahaha."

"Bermimpilah, aku yang akan menjadi pria pertamanya, saat itu kalian harus bersiap untuk kalah!"

"Sial! Tak bisakah kau menjadi lebih sadar diri? Akulah yang akan menang nanti."

Sekelompok pria pekerja itu terus saja membuat keributan dengan percakapan yang terdengar semakin vulgar dan kasar.

Tidak menyadari bahwa ada dua pria berwajah dingin yang duduk di sudut tertentu dan kini tengah menatap mereka dengan sangat tajam serta penuh permusuhan.

"Sekelompok semut yang memiliki nyali besar, sepertinya mereka sudah lelah untuk hidup." James mencibir, jemarinya terus mengetuk pada layar ponsel.

Hans memutar-mutar pena di antara jemarinya, tatapannya kini melayang di wajah Lily yang mulai mengeluarkan bulir keringat tipis. Menjilat bibir bawahnya, Hans segera beranjak dan berjalan menghampiri gadis tersebut.

James memiringkan kepala dan menyeringai jahat setelah melihat perilaku dari saudaranya itu yang sudah tak sabar. Lalu menepuk bagian bawah tubuhnya yang secara bertahap mengeras.

"Ah, hari ini sepertinya kami akan mendapat jackpot yang sangat istimewa."

Lily yang masih sibuk menyeduh kopi latte, merasa bahwa ada seseorang yang berdiri di belakangnya, mengira bahwa itu mungkin rekan kerjanya yang akan menggantikan posisinya, dia dengan santai dan tanpa berbalik, berkata, "Lima menit lagi, oke."

Hans melengkungkan sudut bibirnya dan memilih untuk menunggunya sebentar lagi. Tubuh tingginya bersandar di dinding, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku dan ada aura lesu yang memancar dari sosoknya.

Banyak gadis yang ada di dalam cafe diam-diam memotret dan mengaguminya secara berlebihan, tetapi tidak ada yang berani mendekat.

Lima menit berlalu, Lily melepas tali celemek yang menggantung di lehernya, lalu melipat dan menyimpannya ke dalam laci khusus.

Begitu berbalik, dia menjadi kebingungan dan juga penasaran, bibirnya tanpa sadar berguman.

"Eh, kemana si Cloe pergi? Kenapa ada tamu yang diperbolehkan masuk ke sini? Mungkinkah dia ini, bos baru kami?"

Hans mencondongkan tubuhnya ke arah Lily, memperpendek jarak di antara keduanya.

"Sudah selesai?" tanya Hans dengan suara bariton yang sangat sexy, napas panasnya mengembus ke wajah gadis di depannya.

Membuat pihak lain kehilangan fokus sejenak, sebelum tersentak dan mundur tiga langkah dengan pipi dan telinga yang mulai memerah.

Lily merasa sangat gugup dan juga malu karena kedekatan mereka barusan, tanpa sadar kedua tangannya saling bartaut guna meredakan perasaannya yang tengah berantakan.

Hans mengamati semua gerakan kecilnya dan kembali tersenyum tipis, merasa sangat puas karena gadis tersebut bereaksi semacam itu.

Suasana hatinya membaik dan dia tak keberatan untuk mengulangi pertanyaannya tadi. "Sudah selesai?"

Lily menatap padanya sekilas dan menjawab dengan sedikit terbata. "Ya, Anda siapa?"

Hans mengangguk dalam diam, mengulurkan lengannya dan membawa gadis tersebut ke dalam gendongan putri, lalu pergi meninggalkan cafe.

Lily benar-benar tercengang dan bingung dengan pergantian peristiwa itu!

Setelah di bawa ke dalam sebuah mobil, barulah dia sadar dan mulai memberontak dengan sekuat tenaga.

"Ah! Turunkan aku! Kamu ini siapa? Jangan asal membawaku pergi, aku masih berada di jam kerja. Turunkan aku!" Lily meronta dalam pelukan erat pria aneh itu.

Tetapi bukannya dilepaskan, tubuhnya justru semakin dipeluk erat oleh pihak lain.

Lily merasa bahwa seluruh tulangnya akan patah jika situasi terus berlanjut, dengan susah payah dia menatap ke arah mata pria yang memeluknya, lalu memohon secara menyedihkan.

"Tolong ringankan sedikit, aku sulit untuk bernapas."

Mendengar permohonannya yang begitu putus asa, Hans akhirnya mengurangi kekuatan pada kedua lengannya sedikit, memberi gadis itu sedikit kelonggaran untuk bernapas, namun menolak untuk melepaskan.

Lily merasa sangat dianiaya, dalam hati dia menangis dan juga bertanya-tanya, siapa sebenarnya pria aneh serta barbar ini yang tiba-tiba datang dan menculiknya? Mungkinkah seorang pedagang manusia? Seorang maniak yang suka menculik dan membunuh wanita, atau hanya orang iseng yang sedang melakukan taruhan dengan rekannya, seperti yang dilakukan oleh beberapa pelanggan di cafe tempatnya bekerja itu?

Jika poin terakhir adalah kebenarannya, maka Lily masih berada dalam zona aman, tetapi jika kasusnya adalah nomor satu ataupun dua, maka habislah riwayatnya.

Gadis itu begitu tenggelam dalam praduga serta kepanikan yang tak pasti, sehingga tidak menyadari bahwa ada orang ekstra yang duduk di sebelahnya.

James mengulurkan tangannya dan dengan nakal meremas bahu Lily, turun ke sepanjang lengan dan berhenti dipinggang rampingnya, melilitnya erat. Tidak sampai di sana, James juga menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lily, mengendusnya beberapa kali sebelum menjulurkan lidahnya untuk menjilat di sana secara sensual.

Lily spontan mengerang karena merasakan sensasi geli dan juga aneh menyerang seluruh saraf di tubuhnya. Mengirimkan gelombang kesenangan di dalam dirinya.

"Sangat sensitif, ya?" guman James sembari melanjutkan tindakan tak senonohnya.

Lily yang mendengar kalimat itu segera tersentak kembali ke kenyataan, dia mencoba untuk melepaskan diri dari jeratan orang-orang tak dikenal itu, namun gagal.

Tubuhnya benar-benar telah dikunci oleh keduanya dengan erat dan tenaga kecilnya sebagai seorang gadis, tentu saja tidak akan mampu untuk menandingi kekuatan dari mereka.

"Kalian lepaskan aku ... oh, jangan menyentuh di sana! Apa yang kalian lakukan, ah. Hmm!" Lily tidak bisa lagi memprotes ataupun bersuara, karena bibirnya telah tersegel oleh bibir milik Hans.

Hans melumat dan menggigit bibir manis milik Lily, lidahnya secara paksa membuka bibir itu, kemudian menjelajahi seluruh isi mulutnya seolah ingin memakan dan menelan gadis itu sedikit demi sedikit ke dalam perutnya.

James tidak lagi tinggal diam setelah melihat saudaranya bertindak aktif, tangannya meraih ujung kemeja yang dipakai oleh Lily, menekan semua kancing dari yang terbawah hingga bagian atas kemeja hingga semuanya terbuka.

Lily yang telah sepenuhnya dikuasai oleh ciuman ganas dari Hans, menjadi terkejut setelah merasakan sensasi sejuk di tubuh bagian depannya, dia segera mulai memberontak dan berjuang.

"Jangan, mmh ... tolong lepas, ah!"

Semakin kuat dia berjuang, semakin ganas ciuman serta sentuhan di atas tubuhnya menjadi.

"Tenanglah, Sayang. Jangan terlalu banyak memberontak dan patuh, maka kamu tidak akan merasakan sakit." James berbisik lembut di dekat telinganya dan mengusap pipi Lily yang telah basah dengan aliran air mata.

***

Ini adalah genre Adult romance pertama yang kubuat, jika ada kritik atau saran, jangan segan untuk memberitahuku. Terima kasih.

Ragil_11creators' thoughts