"it is a mistake to confound strangeness with mystery"- Shrlck
"kau sungguh beruntung, bisa santai duduk di meja kerjamu di pagi hari sedangkan aku harus berurusan dengan pasangan suami istri yang saling tuduh berselingkuh, si wanita bahkan memintaku untuk menggugat suaminya, apa ini kantor kejaksaan?"
"kau barusan marah padaku? tidak ada yang menyuruh kau melakukannya, kau sendiri kenapa mau disuruh?"
"lihatlah bajingan ini, makanya aku iri padamu, kau bisa menjadi kepala di tim 1 kantor pusat sedangkan usia kita sama"
"ah ayolah.. kau juga berada di tim ku, di usia semuda ini kau bisa bergabung dengan tim khusus, bukankah luar biasa?"
"karena itu, kenapa aku yang berada di tim khusus harus berurusan dengan pasangan suami-istri tadi?!" kesal Mark, teman satu tim ku. Mau bagaimana lagi, hanya tim kami yang ada di kantor, yang lain sibuk dengan kasus yang mereka tangani.
"Kenapa kita tidak ada kasus? seharusnya kita yang paling sibuk."
"nikmati saja waktumu, jarang kita dapat kesempatan seperti ini."
"dimana yang lain? Bok Chul?"
"beli kopi,"
"berhenti menyuruhnya untuk membeli kopimu!"
"dia sendiri yang mau.."
"Tim kalian sedang tidak ada kasus kan? karna saya lagi ada rapat penting, jadi gantikan saya untuk datang ke pernikahannya detektif Choi." kata Komisaris kemudian pergi setelah menyampaikan apa yang ingin dia katakan.
Hari ini adalah hari pernikahan Detektif Choi yang di selenggarakan di salah satu hotel dikota ini, hanya beberapa detektif yang di undang. Tidak banyak yang dekat dengannya karena sifatnya yang tertutup.
"baiklah, kita dapat kasus baru, haruskah aku memakai jas?" kataku sambil berlalu meninggalkan Mark yang masih terpaku dimejanya.
"Shit!"
"Hi Kev, apa kabar?" Seorang pria berpakaian rapi menghampiriku.
"Hi Kenzo, kau juga di undang?"
"Iya, aku lumayan dekat dengan detektif Choi."
Kenzo adalah teman ku, kami satu sekolah dari SMP sampai SMA, dia keturunan America-Korea, sama sepertiku. Ayahnya seorang CEO dari perusahaan CN Technology.
"Bagaimana kau bisa kenal dengannya?"
"Akhir-akhir ini terjadi kasus pembunuhan, dan korbannya selalu karyawan perempuan, detektif Choi yang menangani kasus itu, semua pejabat di sini mengalami hal yang sama."
"Tidak heran disini terlalu banyak pejabat yang datang, bagaimana dengan tersangka?"
"Entahlah, sepertinya pembunuhan berantai, karna motif yang digunakan sama."
"sepertinya?"
"informasi mengenai itu masih belum jelas."
"Hey ayolah, kau mengacuhkan ku, siapa pria ini?" Mark menyela diantara pembicaraan kami karena merasa diacuhkan.
"Teman lama"
"Selamat datang, silahkan nikmati hidangannya". Seorang wanita cantik datang menghampiri kami, ia adalah adik perempuan dari detektif Choi.
"makanan disini benar-benar enak, bolehkah aku membawa beberapa untuk cemilan dikantor?". Mark dengan sikap konyolnya membuat wanita itu tidak bisa menahan tawa.
"Boleh, anda bisa minta langsung kepada chefnya di dapur".
"Terimakasih." Jawab Mark diiringi dengan senyum di wajahnya.
"Senyum pertamamu hari ini" ledekku.
"Shut up!"
Mark memintaku untuk menemaninya ke dapur, aku mau saja karna tidak tau harus melalukan apa di tempat ini, suasana ini membuatku sedikit tidak nyaman.
Keadaan di dapur benar-benar berantakan, layaknya dapur, tapi kami hanya melihat karyawan mondar-mandir membawa makanan dan beberapa piring kotor. Kami tidak melihat sosok Chef disini.
"Permisi, Chef dimana ya?" Tanya Mark kepada salah satu karyawan yang terlihat gelisah sejak kami masuk tadi.
"Chef ? diruangan itu" sambil nunjuk sebuah pintu di pojokan dapur.
"Terimakasih". Jawabku kemudian.
"Bagaimana bisa didalam dapur ada dapur lagi?" Mark dengan rasa penasarannya memeriksa semua perlengkapan yang ada di dapur yang tidak terlalu besar ini.
"Kau tidak merasa aneh sama sekali di dapur ini?, suasananya agak aneh" kataku
"Kau sering nonton film horor ya? Ini hanya dapur! Semua terlihat layaknya dapur biasa".
"Suasananya yang aku makud"
"Itu karena kau jarang ke dapur "
"Dirumahku juga ada dapur, tapi beda dengan dapur disini." jawabku.
"Ini dapur untuk Chef dan kau bukan Chef".
"Bukan itu maksudku, apa masuk akal kalau di dapur ada tirai?" Kataku sambil memperhatikan tirai yang menutupi seperempat dinding bagian pojok.
"Yaa, barangkali ini dapur pribadinya." Sanggah Mark.
Perdebatan ini tidak akan selesai jika salah satu dari kami tidak mengakhirinya, aku lebih memilih mengalah dan memeriksa sesuatu dibalik tirai itu. Aku pikir ini adalah sesuatu yang berbahaya atau bisa jadi seseorang menyembunyikan sesuatu seperti narkoba, tapi diluar dugaan, aku hanya menemukan sebuah pintu, lagi.
"Pintu lagi? Ada ruangan lagi dibalik dapur ini?"
"Haruskah kita memeriksanya?" tanyaku.
Kami memeriksa ruangan rahasia itu dan lagi-lagi kami menemukan dapur. Kami menyebutnya "rahasia" karna dari tampaknya, ruangan itu sengaja di design untuk tidak diketahui pihak lain.
Dapur ini lebih mengerikan dari dapur sebelumnya. Dapur disini lebih kecil dan warna lampu merahnya memberikan kesan horor terhadap ruangan ini. Bau amis juga menyebar di dalam ruangan ini, tapi uniknya, ada berbagai jenis kue di dalamnya.
"Kue nya ada disini, aku akan mengambil kotak dan membawa beberapa".
"Apa kau yakin mau membawanya? Siapa tau bau amis ini datang dari kue itu." Sanggah ku.
Mark yang merasa yakin mencoba kue itu dan tidak merasakan keanehan di dalamnya.
"Ini aman." kata Mark setelah melahap satu buah cupcake.
"Lalu bau amis ini datang dari mana?"
"Apa ada kue yang dibuat dengan bahan-bahan yang bermau amis?" Tanyaku pada ahlinya, Mark.
"Mana ada bahan yang seperti itu" jawab Mark.
"Lalu dari mana?"
Aku memperhatikan setiap sudut ruangan dan melihat ada foto wanita terletak di atas piring.
"Foto siapa ini?"
"Mungkin istrinya chef"
"Benarkah? kau sungguh berfikir begitu?"
"Yah, Mungkin saja"
"Ini alasan kenapa kau selalu dibawahku"
"Kenapa lagi?" Naiknya satu alis Mark menandakan ia sedang kesal.
Ku acuhkan saja pertanyaannya, "instingku mengatakan lain, sepertinya ini ada kaitannya dengan kasus yang ditangani detektif Choi. Aku akan menanyakannya, jika kau ingin tau lebih lanjut, ikuti aku!" tegas ku.
Mark masih mematung dengan posisi siap menghajarku, kalau bukan karena perintah investigasi, aku bakalan babak belur.
Kami pergi menemui karyawan yang kelihatan gelisah tadi, sepertinya ia mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak ia ketahui.
"Permisi, bolehkah saya menanyakan beberapa pertanyaan?"
"Sudah di duga pasti kalian menemukan sesuatu yang aneh dan akan menemui saya." kata pelayan itu.
"Anda mengetahui sesuatu?" tanya Mark. Wajah pelayan itu benar-benar tampak gelisah.
"Saya melihat dia memasuki dapur khusus itu dan mengikuti nya, tapi ketika saya masuk, saya tidak melihat Chef berada di ruangan itu.
Saya melihat keseluruh ruangan dan melihat ada cairan berbau amis yang keluar dari bawah tirai, sontak saya kaget dan segera keluar dari ruangan itu, seketika saya tidak bisa berkata apa-apa."
"Kenapa anda mengikutinya?"
"Saya melihat wajahnya yang gelisah dan mengikutinya masuk, sempat berfikir kalau dia telah membunuh seseorang, tapi itu tidak mungkin, saya cukup mengenalnya dengan baik." jelas pelayan itu.
"Apa dia punya pacar?"
"Tidak, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya." jelasnya.
"Lalu, siapa foto wanita yang ada di atas piring tadi?" tanya Mark kepadaku.
"Aku tidak tau pasti, tapi yang jelas dia tidak dekat dengan wanita manapun." Lanjut pelayan itu.
"Haha, ini lelucon, kenapa anda memberi tau kami kalau Chef ada di ruangan itu padahal dia tidak ada di sana?" singgung Mark.
"Dia tidak ada? Padahal dari tadi dia belum keluar."
"Lalu dia keluar dari mana?" Mark menyadari jika kami sudah masuk dalam situasi yang sulit.
Persis seperti yang ku duga, tapi apa mungkin Chef dalang dibalik kasus pembunuhan itu? Apa motifnya?
Kami Kembali ke kantor pada pukul 16.00.
Aku melaporkan kasus yang kudapatkan ke Komisaris, dan dia memerintahkanku untuk mengambil alih kasus tersebut.
"Kasus sudah di tangan, lebih baik kita ke TKP sekarang sebelum ada jejak yang terhapus, jika banyak orang yang memasuki ruangan itu, akan sangat mengganggu penyelidikan kita."
"Aku mengerti".
"Kalian dari mana saja? Kopi yang kubelikan tadi pagi sudah dingin" kata Bok Chul, aku lupa memberitahunya bahwa kita ada kasus untuk menghadiri pernikahan.
"Sorry, tapi kita dapat kasus baru, jadi segera ke mobil, kau yang bawa" kataku sambil melempar kunci mobil ke Bok Chul yang masih bingung sengan situasinya.
"Kenapa kau diam saja!" Bentak ku membuatnya sadar dan segera pergi.
Soal Bok Chul, dia juga seumuran dengan aku dan Mark, tapi dia baru bergabung tiga bulan yang lalu dengan kami. Entah apa yang dipikirkan komisaris, bagaimana dia mengumpulkan orang yang usianya sama di tim khusus?, kami memang genius, tapi mengumpulkan orang genius di satu tempat apa tidak masalah?
Perjalanan dari kantor pusat ke TKP kami tempuh selama lebih kurang 27 menit, dan kami sampai pada pukul 16.47. Sebelum ke TKP kami terlebih dahulu pergi ke CEO office untuk menjelaskan kejadian yang telah terjadi di hotel dan meminta izin untuk melakukan penyelidikan.
Aku juga sudah menghubungi saksi mata, salah satu karyawan yang melihat Chef memasuki dapur rahasia.
Garis polisi sudah dipasang di depan pintu. Tentu saja itu membuat karyawan yang masih bekerja terheran-heran, mereka semua tidak tahu apa yang terjadi pada tempat kerja mereka. Kami juga sudah menghubungi Chef tapi handphonenya tidak aktif, lokasinya juga tidak dapat terlacak, sepertinya dia sengaja mematikan handphone nya.
"Bisakah anda menjelaskan kejadiannya secara rinci?" tanyaku kepada saksi.
"Akan aku jelaskan serinci mungkin, Chef Park adalah pemilik dari restoran ternama yaitu the Resto. Dia diundang untuk menjadi juru masak di pernikahannya Mr. Choi dan membawa beberapa karyawan tambahan dari restorannya termasuk saya. Dia orang yang baik dan juga bersahabat dengan semua karyawannya, dan itu yang membuat semua karyawan betah bekerja dengan nya.
Hotel ini adalah hotel bintang lima yang menyediakan fasilitas yang luar biasa bukan hanya untuk tamu undangan, tapi juga kepada Chef nya, jadi mereka menyediakan dapur pribadi untuk chef yang bekerja di dapur itu." jelasnya.
"Singkat saja, tapi jangan lewatkan bagian yang penting." kata ku.
"Waktu itu saya melihat Chef keluar dari dapur itu dengan wajah panik, dan masuk kembali dengan raut muka yang sama. Saya yang penasaran mengikuti Chef dari belakang.
Ketika melihat ke dalam, saya tidak menemukan keberadaan Chef, ruangan itu kosong. Saya penasaran karena tidak mungkin dengan jarak waktu yang singkat itu Chef bisa keluar tanpa saya sadari. Saya merasa curiga dengan situasi di situ, ketika hendak pergi saya mencium bau amis dan melihat cairan bewarna merah pekat kaluar dari bawah tirai, saya yakin itu darah manusia.
Saya sempat mengira Chef membunuh seseorang di balik tirai itu, tapi itu tidak mungkin. Untuk memastikannya, saya menunggu chef keluar, tapi dia tidak keluar dalam waktu yang lama sampai kalian datang dan menanyakan chef, begitulah kejadiannya".
"Apakah anda memeriksa sesuatu dibalik tirai itu?" tanyaku.
"Sudah saya bilang sebelumnya, saya hanya melihat darah itu dan langsung pergi karena takut."
"Informasi yang anda berikan akan sangat membantu kami, jika anda berhasil menghubungi Chef, tolong kabari kami--terimakasih.
Baiklah Mark, bagaimana menurutmu?"
"Apanya?" Tanya nya, karena bingung dengan pertanyaanku.
"Kasus ini, apa yang terlintas di pikiran mu tentang kasus ini?"
"Bukan chef pembunuhnya, dari pernyataan saksi sepertinya Chef lah yang membersihkan darah itu."
"Jika bukan, kenapa dia melarikan diri?"
"Yah ada kemungkinan dia adalah kaki tangan?"
"Jangan menambah kemungkinan yang tidak ada, ikut aku, ada yang harus kita pastikan!"
Kami menggeledah dapur dibalik tirai itu, setiap ruangan dengan sangat teliti dan menemukan secarik kertas di dalam tumpukan piring bertuliskan "31" di dalam lingkaran dan angka 7435327 yang diberi tanda panah ke kiri dan huruf YHNEOBZ dengan tinta bewarna merah.
"Ini riddle." kata ku.
"Aku tau, tapi apa maksudnya ini?" Tanya Mark.
"Lihat angka ini, 7435327 yang diberi tanda panah ke kiri, berarti hitung mundur. Banyak jumlah angka dan hurufnya sama, berarti setiap huruf dihitung mundur sesuai dengan angkanya".
"Kalau begitu,
Y=S (7), H=E (4), N=L (3), E=A (5), O=M (3), B=A (2), Z=T (7)."
"Aku sudah pernah memecahkan teka teki lebih sulit dari ini, jadi tidak sulit bagiku untuk memecahkan teka teki segampang ini."
"Terimakasih atas kesombongan mu,
Aku akui kau benar, lalu apa maksud dari kata (selamat) ini ? Dan bagaimana dengan angka 31 di dalam lingkaran itu?"
"Itulah yang harus kau pecahkan, mungkin saja angka 31 berpengaruh besar terhadap kasus ini, atau sebaliknya, yang hanya menjadi tipuan untuk mengelabuhi penyelidikan, yang jelas kalimat itu masih ada sambungannya, itu kalimat yang terputus."
"Mungkin kasus ini berkaitan dengan kasus milik detektif Choi?"
"Jika kita bertanya mungkin akan memberikan sedikit cahaya untuk kasus ini." kata ku.