Memandang langit pagi hari menjelang siang, terasa baru saja dia tidur namun nyatanya dia harus memulai hari—di dunia fantasi. Terus terang, masih banyak pertanyaan yang dia ingin tanyakan tentang apa yang terjadi.
Kreator bertanya kepada Zero tentang hal itu, dan jawabannya—
"Aku juga sebenarnya tidak tahu." Jawab Zero.
"Apa…? Bahkan kamu juga tidak tahu apa yang terjadi?"
Kreator kehabisan akal dari jawaban tersebut. Namun selanjutnya Zero menjelaskan apa yang dia ketahui.
"Yah, itu menurutku. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena beberapa hal telah terjadi di dunia ini dan seisinya. Banyak orang-orang—atau mungkin lebih tepatnya karakter-karakter di dunia ini menyebutkan kejadian ini dengan sebutan yang berbeda-beda, namun pada dasarnya serupa."
"Ahh… cukup rumit juga. Jadi hal-hal apa saja yang terjadi pada apa… yang telah terjadi? Apa mungkin memori yang kamu maksud itu…"
"Benar, itu adalah salah satunya. Beberapa waktu terakhir, memori-memori karakter-karakter di sini seketika menghilang, terlebih sesuatu memori yang mungkin sangat berharga bagi mereka… dan lebih parahnya adalah memori mereka hampir hilang sepenuhnya."
Mendengar hal itu, Kreator mengkerutkan wajahnya. Penasaran sekaligus rasa khawatir mulai memenuhi dirinya.
"Memori… kenapa bisa begitu? T-tapi bukan kah jelas kalau mereka tidak punya memori tentang beberapa hal karena mungkin memori tentang hal tersebut itu belum terjadi atau lebih tepatnya akan terjadi di masa depan?" Tanya Kreator.
Zero melirik Kreator, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak Kreator… mereka mempunyai memori tentang masa depan dan memori yang akan terjadi, namun juga memori yang berada di masa depan sebagian besar hilang. Aku juga tidak tahu mengapa, tapi ini mungkin salah satu kehendakmu—biar aku beri tahu hal penting lainnya mengenai hal ini. Ruang dan waktu dari segala era di dunia fiksi ini terbentur dan bercampur aduk." Jelas Zero.
"Hah… kok bisa gitu?" Sembari menunjukkan wajah kaget.
"Hal ini terdengar gila dan mengingkari hukum alam, tapi nyatanya ini terjadi—setidaknya di dunia ini. Kita semua mempunyainya dari awal perjalanan hingga akhir hidup kita. Namun yang menjadi masalahnya adalah, di antara memori-memori itu hilang—terasa sangat samar untuk dilihat."
Kreator menggaruk kepalanya. Dia terus berpikir, namun masih sedikit informasi yang dicerna olehnya. Dia butuh banyak informasi lagi. Seketika ada hal yang lewat di pikirannya tentang terbenturnya ruang dan waktu.
"Kalau begitu… itu berarti, semua era terjadi sekarang—semua cerita yang aku tulis dan aku rencanakan untuk cerita kalian, menyatu di dunia ini. Dan berarti, seluruh tempat di sini telah menyatu dari segala era dan berubah ke bentuk sekarang."
Mendengar tanggapan Kreator, Zero mengangguk. Hal itu benar yang dipikirkan oleh Zero.
"Benar, seluruh tempat di sini telah menyatu dari segala era dari cerita yang ditulis. Semuanya tercampur aduk hingga ke bentuk sekarang."
Mendengar penjelasan Zero, Kreator melihat kembali ke arah menara dengan kubah yang unik, untuk memastikan.
"Pantas saja… menara itu, aku masih mengingat bentuknya karena aku yang menggambarnya. Tapi, seharusnya menara itu tidak terletak di daerah itu… daerah itu seperti pegunungan dan bukit, sementara yang ku ingat menara itu berdiri di bawah tebing ladang bunga dan rumput yang luas. Menara itu terlihat lebih jelas dari yang seharusnya pada cerita aslinya."
"Hm… benar."
Lalu Kreator mulai memikirkan sesuatu lagi yang berkaitan dengan hal tersebut. Masih tentang ruang dan waktu yang terbentur.
"Jika ruang dan waktu benar-benar terbentur dan tercampur—dan memori-memori dari karakter-karakter yang kamu maksud… mereka yang dari era masa lalu dan masa depan—semua karakter di era mana pun juga, ada di dunia ini, bukan?"
Zero melirik Kreator dengan kepala miring, lalu tersenyum kecil.
"Benar-benar Kreatorku, kamu sangat mengerti tentang duniamu. Yah, itu benar, semua karakter ada di dunia ini. Mereka berada di mana-mana. Oh ya—"
Zero menaikkan nadanya di akhir kalimat. Dia teringat sesuatu, untuk memastikan sesuatu kepada Kreator.
"Ya…?" Tanya Kreator.
"Karakter-karakter yang ku maksud adalah OC—karakter yang memang benar-benar ada di cerita, tidak ada karakter sampingan sama sekali, atau karakter pajangan seperti orang lalu lalang."
"Ouuh~ pantas saja terasa sangat sepi. Untuk dunia sebesar ini, dari tadi aku belum melihat seorang pun sama sekali." Sembari melihat sekitar dengan tangan di atas keningnya.
"Iya, sangat sepi untuk dunia seluas ini… terlebih ini hanya 1 planet dari sekian planet."
"Ah ya… aku menulis cerita dengan tempat planet yang banyak. Seharusnya ada sekitar 100 OC lebih di duni ini—seharusnya sekitar segitu karena aku yakin jumlahnya segitu."
Zero memalingkan pandangannya, terheran kenapa dia punya Kreator yang bisa-bisanya membuat karakter banyak dan mengklaimnya sebagai OC.
"Benar-benar OC Kreator sangat banyak. Kamu yakin kalau mereka bukan kategori World Building?"
Kreator tersenyum, dan memberi jawaban yang membuat Zero terpukau.
"Karena… aku suka membuat karakter. Aku susah-susah membuat karakter yang keren dan juga sangat bagus, tidak mungkin aku akan mengkategorikannya World Building, bukan? Walau pun aku tahu aku terlalu egois dalam hal ini, membuat desain karakter adalah hal yang ku suka dan tidak bisa dihindari."
Zero tersenyum. Dia benar-benar merasa menemukan orang yang dia cari selama ini.
"Itu lah yang seharusnya Kreatorku akan katakan."
Kreator tertawa kecil, lalu tanpa sengaja ada sesuatu yang mencuri perhatiannya.
"Hah… eh? Apa itu di sana? Sesosok itu bergerak! Apa mungkin karakter lain?"
Zero mencoba melihat ke arah yang Kreator tunjuk.
"Oh… mungkin dia bisa membantu untuk kita saat in—!?" Zero seketika terkejut.
Zero seketika mengambil posisi waspada dan memperingati hal serius kepada Kreator.
"Kreator—lari!"
"Hah… apa?"
Sesosok dari jauh mengaung seperti monster lalu berlari mengarah mereka berdua. Sosok itu mempunyai badan yang bentuknya tidak teratur, berwarna hitam dengan sel-sel transparan di permukaannya berwarna ungu dan merah mengalir seperti darah di sekujur tubuhnya.
Tanpa pikir panjang Kreator berlari ke arah berlawanan, sementara Zero mengikutinya dengan terbang di sisinya. Kreator berlari sembari melihat ke belakang, melihat sosok dengan mulut terbuka lebar dengan gigi-gigi yang tajam. Sementara itu Zero menjelaskan makhluk itu secara singkat.
"Itu juga adalah salah satu masalah yang terjadi di dunia ini, makhluk-makhluk itu akhir-akhir muncul sangat banyak dan berbahaya bagi kami semua."
"Hah…? Zero, harusnya kamu berani untuk melawan sosok itu. Kamu itu OC yang cukup kuat tahu, seharusnya kamu tidak usah menyuruhku untuk lari."
Mendengar itu Zero memasang wajah datar, dan cemberut kepada Kreator.
"Yah… gimana yah jelasinnya… pokoknya monster satu ini sangat berbahaya bagi kami semua yang ada di dunia ini. Dan seharusnya, Kreator lebih kuat dari siapa pun di sini karena Kreator yang menciptakan kami semua, seharusnya Kreator sendiri yang tidak perlu lari!"
Kreator memandang balik Zero dengan wajah datar, seakan dia lupa kalau siapa yang menyuruh dia lari.
"Ya kan kamu yang suruh lari!? Sudahlah—!"
Kreator berhenti berlari, dan menghadap sosok monster tersebut. Dengan percaya diri, Kreator memprovokasinya.
"Yo‼! Datanglah kemari kau monster pengacau duniaku—tapi, bagaimana monster ini bisa tercipta ya?"
Zero pun ikut berhenti, namun dalam keadaan ini Zero pun bingung karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Kreator sendiri yang menghadapi monster itu. Di saat yang bersamaan Zero ingin menghentikan Kreator, namun juga penasaran dengan kekuatan Kreator.
"Kreator, berhati-hati lah! Aku tidak tahu efek apa yang akan diberikan jika Kreator diserang oleh monster itu!"
"Ini duniaku, jika dia ada di dunia ini, berarti dia adalah ciptaanku. Dan aku, seharusnya aku yang mempunyai kehendak penuh terhadap dunia ini!"
Mendengar itu, Zero sedikit lebih tenang. Tapi dia tetap saja masih penasaran apa yang akan terjadi.
Monster itu semakin mendekat dan terus mendekat. Tak lama monster itu berada tepat di hadapan Kreator. Monster itu mengangkat cakarnya, siap untuk menyerang. Tangan sekaligus cakarnya langsung bercahaya berwarna ungu dan merah.
"Wah… tegang juga lihat langsung dari depan." Gunam Kreator.
Melihat cakarnya yang bercahaya, Zero terkejut dan khawatir. Dia mengira serangan itu tidak akan dilancarkan begitu saja—karena dia tahu monster ini sedikit memiliki kepintaran, atau lebih tepatnya insting yang tajam. Ketika monster itu mengerahkan serangan itu, maka monster itu kemungkinan tahu kalau mangsanya sedang lengah atau lemah.
"Kreator! HATI-HATI—‼!"
Kreator mengepalkan tangannya dan mencoba memukulnya dengan tangan kosong.
"CREATOR PUNC—‼!"
*SRAAAKKK‼!*
Mata Zero terbuka lebar. Tangan Kreator belum sampai menyentuhnya dan monster itu lebih dulu mengenai Kreator dengan serangan di tepat di bagian badan kanan Kreator. Dada bagian kanan dan tangan kanan Kreator dipenuhi luka, namun lukanya tidak biasa. Lukanya berwarna ungu dan merah. Bukan hanya bekas luka saja—namun rasa sakit yang luar biasa.
"AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH—‼‼‼‼‼‼‼‼!"
"KREATOR‼!"
"SAKIT BANGET ANJ—HAH…???"
Di saat yang sama, dia melihat memori—memori yang familiar, namun bukan berasal dari dunia nyata tapi juga rasanya pernah terjadi seperti di dunia nyata. Memori ini berasal dari dunia ini, sangat singkat dan sedikit pudar namun Kreator tahu akan memori itu.
Seketika emosi Kreator berubah karena merasakan memori itu. Memori yang sangat pahit, memori yang seharusnya dia tidak lakukan—memori yang seharusnya dia tidak kasih. Memori… dosa-dosa seseorang dari dunia ini—memori yang membuatnya berbuat dosa.
Memori siapakah itu? Kreator sudah tahu walaupun sekejab—di saat bersamaan Kreator kembali lagi kepada dirinya lagi, sadar bahwa dia sedang kesakitan. Rasa sakitnya masih ada, namun seiring waktu pudar. Tetap saja luka yang diakibatkan membuatnya sulit bergerak, syukurlah tidak ada anggota tubuh yang terpisah dari serangan hebat tersebut.
Kreator kini tergeletak. Zero mencoba mendekatinya, namun monster itu berada dekat dengan Kreator—bukan karena takut, namun Zero bingung harus bagaimana. Zero pernah menghadapinya beberapa kali, namun dia dibuat kewalahan dan pernah terkena serangan yang membuat beberapa memorinya menghilang.
Monster itu seperti akan mencoba menyerang Kreator lagi, seakan monster itu ingin Kreator merasakan rasa sakit lewat memori-memori misterius seperti sebelumnya.
Dengan nekat Zero mencoba menolong Kreator, dengan teleportasi tepat di depan Kreator dan membawanya pergi dengan terbang menjauh dari monster itu.
"Kreator, bertahanlah!"
"Cuk! Sakit beneran rupanya…! Tapi rasa sakitnya hilang, tapi juga aku gak bisa bergerak karena mungkin luka ini membuatku terasa berat—beratnya mirip seperti mimpi."
"Ternyata efeknya sama…" Gunam Zero yang terlihat sedih.
Kreator melihat ke belakang dan ternyata monster itu masih mengejar.
"Waah—monster itu terus mengejar‼! Zero, kamu sangat kuat, kan? Kan!?"
Zero panik, namun juga bingung untuk menjawab Kreator.
"Ahh… ya. T-tapi aku…" Zero grogi.
"Kode, 0000, salah satu OC terkuat yang pernah aku ciptakan. Pasti ada yang salah denganmu. Kenapa kamu tidak mencoba untuk menyerangnya?"
Sembari membawa Kreator, Zero mencoba menghindari rintangan di depannya dan terus mencoba lari dari monster itu. Zero menjawab pertanyaan Kreator.
"Aku… aku juga merasa begitu, seharusnya."
"Maksudmu…?"
"Seharusnya aku tahu aku adalah makhluk yang kuat, namun—aku lupa. Aku kehilangan memori tentang kekuatanku, di mana sekarang aku hanya bisa menggunakan sebagian kecil kekuatanku."
Kreator terdiam. Memikirkan hal itu, bagaimana bisa itu terjadi. Seketika, dia ingat sesuatu yang berkaitan dengan Zero, suatu yang hal seharusnya berhubungan erat dengan kekuatannya dan juga sumbernya.
Kreator, mulai menanyai hal yang mungkin dia sudah tahu jawabannya.
"Saat pertama kali tadi kita bertemu, kamu bertanya untuk memastikan aku asli atau tidak—kan?"
"Ah… iya, memangnya ada ap—" Zero menjawabnya, namun seketika sadar akan jawaban yang fatal tersebut.
Kreator terlihat khawatir dan sedih.
"Kamu tahu kenapa kamu adalah OC dengan kode 0000?"
"…"
Zero terdiam.
"Kode itu, adalah penghubung antara kode 1 dan (-1)—yang berarti seharusnya kamu tahu keberadaanku—mengenalku kalau aku adalah Kreator asli."
"K-kreator…" Zero membeku.
"Kekuatanmu langsung diberikan olehku, khusus dariku langsung karena kamu adalah pondasi dari dunia ini sendiri, kehampaan, dan itu lah namamu Zero—yang nyatanya itu bukan nama aslimu, melainkan kamu tidak punya nama sama sekali kenyataannya. Zero… kamu melupakanku, yah…?"
Air mata jatuh dari mata Zero. Menyadari kalau dia sudah melupakan hal terpenting dalam hidupnya—seseorang jiwa Manusia dari dunia realita yang membagi sebagian memorinya untuk menciptakan memorinya, Kreator.
"Kreator… maafkan aku."
Kreator, melihat wajah Zero yang terliang air mata, Kreator sangat jelas melihat wajahnya karena dia dibawa oleh Zero. Tapi Kreator tersenyum di saat itu dan menepuk kepala Zero.
"Itu tidak apa-apa. Itu juga mungkin terjadi karena diriku sendiri—bukan kah jelas? Jika ada yang terjadi di dunia ini, itu karena aku berkehendak dan juga karena aku lah yang menciptakan dunia ini—aku yang menciptakan kalian semua. Dan aku yang harus memperbaiki apa yang aku telah perbuat."
Tiba-tiba cahaya muncul di tangan Kreator yang sedang berada di atas kepala Zero. Cahaya yang berwarna putih kebiruan. Zero mengangkat kepalanya, matanya terbuka lebar. Zero mengingat sebagian kecil memori tentangnya. Dia sadar bahwa seiring waktu, memori akan bertambah, dan juga semakin banyak memori semakin banyak juga kekuatan yang dia miliki.
Zero mengingat memori tentang emosi—sekarang dia ingat pertama kali dia mempunyai dan merasakan emosi menangis. Menangis seperti sebelumnya, emosi yang dia ketahui jika dia merasa sedih. Mungkin dia mempunyai emosi dan ekspresi, namun masih banyak memori tentang itu yang harus dicari asal-usul dia mempelajarinya.
Oleh karena itu, dia tidak ingin kehilangan siapa pun—dia tidak ingin kehilangan memori tentangnya—dia tidak ingin kehilangan Kreator, atau dia akan menangis. Itu lah sebabnya, dia—dan juga Kreator sebagai bagian dari jiwa dan memori yang sebenarnya hanyalah satu orang ini harus melawan dirinya sendiri, juga memelurkan bantuan dari dirinya sendiri karena musuh dan teman yang paling kita kenal tidak lain adalah diri kita sendiri.
Zero berhenti terbang dan menurunkan Kreator sambil memanggul tangan kreator. Menyatukan memori untuk mendapatkan kekuatan. Kumpulan cahaya terkumpul dalam genggaman Kreator, lalu cahaya itu berpindah ke tangan Zero.
Zero merasakan kekuatannya kembali secara perlahan, dan juga memori tentangnya. Sementara monster yang mengejar juga sudah sampai di tempat mereka berhenti. Monster itu terdiam melihat cahaya itu, lalu mengaung.
Dari tangan Zero, cahaya yang terkumpul membentuk sebuah bilah melayang yang panjang dan tajam.
"Zero, kalahkan monster itu!"
"Ya!"
Zero melepaskan tangan Kreator dan berlari ke arah monster itu dan menebasnya. Namun tidak semudah itu, monster itu sempat menahanya dengan tangannya untuk melindungi dadanya. Monster itu mengaung seperti kesakitan.
Zero melompat ke belakangnya lewat sisi setelah tebasan sebelumnya. Lalu Zero menyerang kakinya yang membuat monster itu kehilangan keseimbangan—juga kakinya hilang karena itu.
Kreator dari jauh mengomentari pertarungan itu.
"Huh… ku kira kamu akan mengakhirinya dalam 1 tebasan. Seberapa banyak kekuatanmu hilang sih?"
"Hei! Ini tidak mudah seperti keliatannya—dan juga Kreator malah langsung tumbang sekali serangan yang membuat Kreator terlihat lebih buruk."
"Oi‼!"
Zero tersenyum. Kreator yang kesal beberapa sat yang lalu, tersenyum akan Zero mulai kembali seperti yang dia kenal.
Zero menusuk badan monster itu dari belakang dan menggoresnya ke kanan. Monster itu terus mengaung dan mencoba menggerakan badannya sekaligus cakarnya untuk menyerang balik. Zero dengan cepat menghindari itu dengan teleportasi ke titik buta monster itu. Lalu Zero mengubah bilah cahaya itu menjadi bola energi hitam, dengan menjulurkan tangannya ke arah kepala monster itu, Zero menembakkan bola bayangan energi hitam itu dan menghancurkan kepala monster itu.
Monster itu tidak mempunyai mulut lagi untuk mengaung, dan seluruh badannya mulai hancur menjadi serpihan cahaya hitam dan menyisakan sebuah bola cahaya berwarna ungu-merah. Badannya yang sebagian hancur juga berubah menjadi berwarna putih kebiruan, lalu menyebar ke pelosok sekitarnya. Bagian-bagian bercahaya putih itu mengelilingi Kreator lalu menempel pada luka yang diterima sebelumnya, seketika lukanya hilang dan Kreator merasa lebih ringan seperti biasanya.
"Argghh… badanku enak lagi~"
Kreator melakukan peregangan, lalu ia menghampiri Zero dan memeluknya dari belakang. Kreator juga mengusap kepala Zero dengan sangat kasar.
"Aku tahu kamu bisa diandalkan! OC-ku yang sangat OP‼!"
"B-berhenti! Itu sedikit kasar untuk mengusap kepalaku! Kreator seperti orang itu saja!"
"Orang itu…?" Gunam Kreator dengan suara kecil.
Zero memerhatikan bola cahaya berwarna ungu-merah itu yang berasal dari monster yang telah dikalahkan, lalu menunjukkannya kepada Kreator.
"Kreator, apa kamu tahu tentang sesuatu yang berwarna ungu dan merah ini?"
Kreator mendekati bola cahaya aneh itu, dan memerhatikannya.
"Umm… kamu benar-beanr tidak tahu apa ini? Apa disentuh tidak berbahaya?"
"Aku pernah menyentuhnya, namun tidak merasakan apa pun. Tapi bola cahaya ini bisa dibawa—juga dimakan kembali oleh monster lainnya."
"Hmmm… seperti sumber kekuatan mereka saja. Coba ku sentuh kalau begit—AH!?"
Saat menyentuh bola cahaya aneh itu, Kreator merasakan hal yang sama seperti sebelumnya. Memori yang dia lihat sebelumnya, memori di mana dimiliki oleh sesosok yang berdosa, penggoda, dan yang merasuki untuk menghancurkan. Rasa haus kesempurnaan Manusia dan Iblis.
"Memori ini… sama seperti sebelumnya saat aku diserang."
Mendengar itu, Zero melirik Kreator dan penasaran.
"Apa maksudmu, Kreator?"
Kreator sadar saat mendengar suara Zero.
"Ah… saat aku diserang tadi, aku menyaksikan memori milik OC lain. Apa itu terjadi kepada kalian?"
"Eh!? Benar begitu?" Zero terkejut dan semakin penasaran.
"Oh, berarti gak yah."
"Yah… malah kalau terkena serangan sebelumnya, yang cakarnya bercahaya itu loh, kami akan kehilangan sebagian memori kami seketika. Dan tentu saja luka seperti Kreator sebelumnya."
"Kehilangan… memori? Efeknya kebalikan dari yang ku terima. Dan untuk bola cahaya ini—atau mungkin lebih tepatnya pecahan memori, aku melihat memori yang sama seperti aku diserang sebelumnya, hanya saja aku bisa melihat dan merasakannya lebih jelas sekarang."
Zero melompat ke depan Kreator dengan wajah tertarik, dia mendapatkan kabar gembira yang sebelumnya ia duga hanya akan sama seperti sebelumnya.
"Itu adalah hal yang baru! Tidak ada yang bisa membaca bola cahaya aneh ini sebelumnya, atau sekarang kita tahu ini adalah pecahan memori!"
"Hah, itu mungkin menjelaskan kalau aku adalah yang asli—ngomong-ngomong siapa yang paslu sih?"
"Mengenai yang palsu… aku juga tidak tahu, aku hanya mendengar rumor kalau ada seseorang, atau di dunia ini ada OC yang mengklaim dirinya Kreator. Tapi aku sudah tenang sekarang, kalau kamu adalah Kreator yang asli!"
Kreator tersenyum mendengar itu. Beberapa saat kemudian, dia kepikiran sesuatu yang bisa ditanyai kepada Zero.
"Hei Zero, sebelumnya kamu sudah mengalahkan monster-monster ini bukan? Seharusnya kamu punya pecahan memori lainnya."
"Eh….!?" Zero terkejut ditanyai hal itu.
Sepertinya Zero telah melakukan hal yang fatal sebelum dia mengetahui bahwa pecahan memori ini cukup penting.
"Ahh… Zero, kamu—tidak memiliki pecahan memori itu, ya?"
Zero mencoba menghadap Kreator, namun dia takut dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"M-maaf… Kreator, a-aku meninggalkannya—semuanya."
Kreator membuka mulut, melamun ke atas langit, ingin berteriak namun tidak ada suara. Kreator memaklumi Zero. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembusnya.
"Ah, ya—tidak apa-apa. Aku tahu karakter dan sifatmu kok. Yep, salahku juga… aku kan yang menciptakanmu." Wajahnya pucat, dan matanya kosong.
"K-kreator! Aku minta maaf‼!"
Salah satu sifat Zero—adalah tidak peduli jika memang sesuatu hal itu tidak diperlukan baginya… dan pecahan memori sebelumnya yang ia tidak ketahui termasuk hal yang tidak diperlukan sebelumnya sampai dia tahu sekarang kalau pecahan memori itu diperlukan.
Sementara itu…
Dari jauh—berdiri sesosok mengenakan pakaian serba putih di atas pohon, memerhatikan mereka beberapa saat yang lalu.
"Syukurlah… mereka baik-baik saja. Seharusnya aku lebih cepat—agar aku bisa membantu mereka. Lunatic Creator, akhirnya kita bertemu."