Naren protes ketika aku pulang melebihi dari jam biasanya. Mau bagaimana lagi. Bulan-bulan menjelang akhir tahun klien malah berdatangan untuk membuat iklan. Kadang aku masih lembur di rumah untuk membuat desain. Desain pesanan Nadine bahkan aku abaikan dulu untuk sementara waktu.
"Nggak sukanya aku kamu kerja tuh begini. Aku pasti bakal dicuekin," ujarnya saat kami sedang berada di kasur yang sama.
"Kan nggak setiap hari, Naren," sahutku sembari terus mengutak-atik tab.
"Jam segini aja, kamu masih pegang kerjaan. Aku pengin berubah jadi tablet aja ah, biar bisa kamu utak-atik terus begitu."
Sontak tawaku pecah mendengar kelakarnya. "Aku nggak yakin kamu bisa jadi tablet. Kamu kan pshyscal touch, bukan touchscreen."
"Aku iri sama tab itu. Kamu lebih banyak nyentuh dia daripada nyentuh aku."
Spontan aku meraup wajahnya. "Mulai deh lebaynya kumat."
"Aku nggak lebay. Aku serius."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com