Pagi hari yang cerah...
Aku menghirup udara segar yang tersebar di udara.
Aroma oksigen murni yang sangat berbeda dengan oksigen yang ada di lab, ini sangat sejuk dan beraroma dedaunan.
"Saya, apa yang terjadi?"
Aku melihat Saya sedang melihat keluar jendela dengan membuat wajah bingung.
"Kak, sepertinya ada seseorang yang sedang berdiri di luar."
"Orang... Manusia lain kah... Kalau begitu dimana dia?"
Aku melihat keluar jendela dan mendapati ada seseorang yang terjebak di sana.
Orang itu mungkin penyusup yang hendak mencuri atau apapun itu tapi. Aku tidak lah sebodoh itu hingga membuat rumah tanpa pertahanan.
Aku sedikit membuat Command, di area halaman atau berjarak 10 meter dari rumah ini. Tadinya aku melakukan hal itu agar tidak ada monster yang mendekat, tapi hasilnya malah menangkap seseorang.
Jika mereka masuk tanpa seizin ku, akan menjadi seperti yang terlihat.
Seorang pria botak dengan tubuh berotot berdiri dengan berpose seperti mengendap endap, walaupun pria itu berdiri dia tetap tidak akan bisa mengerakan tubuhnya.
Time Stop?
Tidak ini bukan Time Stop.
Walaupun aku bisa menghentikan waktu, tapi aku tidak akan melakukan hal seperti itu karna terlalu mewah untuk di gunakan.
Command yang aku buat adalah penghenti tubuh.
Jika seseorang masuk kedalam jarak 10 dari rumah ku, orang itu akan berhenti bergerak namun dia masih memiliki kesadaran utuh.
Contahnya. Hm, mungkin seperti kau mengalami ketindihan saat tertidur.
Aku bisa saja menghentikan pikirannya, namun dia akan langsung meninggal dunia jika aku membuat command seperti itu.
Sebelum mengetahui motif mereka, aku tidak ingin membunuhnya karna manusia adalah makhluk yang sangat sempurna.
"Kakak, apa yang akan kita lakukan?"
"Hm, untuk sekarang. Aku ingin bertanya kepada mereka terlebih dahulu."
"Baik kak, kalau begitu-"
"Kamu sebaiknya mandi dulu..."
Ya, itu cara yang pas untuk Saya tidak melihat proses introgasi ku kepada orang tersebut.
"Hm, baik lah kak. Berhati hati lah, dia sepertinya memiliki niat yang jahat."
Hm, mengapa dia mengasumsikan nya seperti itu?
Tidak, aku sekilas melihat mata merah yang tertutupi poninya menyala.
Apakah dia memiliki penglihatan seperti itu?
"Apa mata kiri mu itu."
"Kalau begitu aku mandi dulu kak."
Saya memotong ucapanku dan segera berlari kekamar mandi, sepertinya dia ingin menghindari aku mengetahui mata berwarna merahnya itu.
Kalau dia tidak ingin mengungkitnya, ya tidak perlu aku mengorek ceritanya.
"Sekarang Sesi tanya jawab akan segera di lakukan."
Setelah bergumam aku berjalan keluar rumah untuk bertanya kepada pria botak itu.
Setelah sampai di hadapannya, tentu saja aku langsung bertanya kepadanya.
"Yo, pak botak... Apa yang kamu inginkan setelah masuk ke halaman rumah ku?"
Ya, walaupun aku bertanya seperti itu kepadanya. Aku tidak akan pernah mendapatkan jawaban darinya.
Orang ini pasti mendengar kata kataku, dia tapi tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan ku karna efek dari Command penghenti tubuh ku.
Aku bisa saja sih langsung membaca pikirannya, tapi aku ingin mendapatkan bukti atas apa yang telah di sampaikan oleh Saya tadi.
/_Give_You_Talk.
Aku membuat Command untuknya bisa berbicara untuk menjawab pertanyaan ku.
"Aku menjalankan perintah dari bos untuk menangkap gadis dan membunuh laki laki yang bersamanya di rumah ini."
Dia mengatakan secara terang terangan kalau dia ingin membunuhku, hm ya tentu saja.
Mau itu sekuat apapun dia berusaha mengucapkan kebohongan kepadaku, dia tidak akan bisa berbohong setelah aku membuat Command untuknya.
Ketika aku melihat jauh kedalam tubuhnya.
Pendapatku tentangnya adalah.
"Orang menjijikan."
Tidak hanya di penuhi oleh bakteri penyakit, dia juga memiliki penyakit kelamin dan urin nya telah terkontaminasi oleh obat obatan terlarang. Belum lagi dia memiliki banyak penyakit menular lainnya.
Sungguh manusia yang sangat menjijikan.
"Huh, tak ku sangka. Orang kedua yang ku temui di dunia ini adalah orang yang sangat buruk rupa. Entah itu di bagian luar ataupun dalam."
"Kalau begitu, kau memiliki berapa orang dan sebutkan nama mereka satu per satu. Dan juga alasan kau ada di tempat seperti ini..."
Walaupun matanya sedang kebingungan, dia menjawab seluruh pertanyaan ku dengan patuh dan jujur.
Setelah mendapatkan informasi yang di berikan olehnya, aku langsung mengerti dengan keadaan sekarang.
Mereka berlima adalah salah satu anggota dari organisasi yang bernama Petualang.
Mungkin sebutan yang paling populernya adalah 'Guild Petualang'.
Dia mengambil misi dari Guild Petualang untuk berburu monster yang bernama Fenrir berkepala dua yang telah menyerang sebuah desa.
Setelah melakukan pertarungan dengan Monster tersebut, mereka mengalami kekalahan dan lebih dari stengah dari mereka terbunuh oleh Monster Srigala tersebut.
Mereka yang tersisa 5 orang bersembunyi di Goa yang ada di hutan ini dan mempersiapkan untuk kembali, namun salah satu di antara mereka melihat rumah yang ku bangun dan memutuskan untuk menjarah.
Sangat klise dan alur ceritanya sangat mudah di tebak, aku heran dengan settingan drama di dunia ini.
"Terima kasih atas jawabnya, dan sekarang aku akan memberimu hadiah dari seluruh kerja kerasmu."
/Kill_
Setelah aku membuat Command, mata pria itu tertutup dan seluruh system organ tubuhnya berhenti bekerja.
Kematian yang sangat instan dan tidak menimbulkan rasa sakit apapun adalah sebuah hadiah dari ku.
Ya, masih mending dari pada dia mengalami masa tua yang sangat menyakitkan nantinya. Lebih baik dia mati dengan tenang sekarang.
Dan juga Oh iya aku lupa. Tubuh manusia juga bisa berguna dalam beberapa hal seperti obat.
karna itu, aku mungkin akan mengambil Tengkorak kepala, otak, Lemak dan Rambutnya. Tapi di lihat dari manapun, dia tidak memiliki rambut... Mungkin ada rambut di bagian bawahnya, tapi sangat menjijikan.
Fungsi fungsinya aku tidak akan menjelaskan, karna ini terlalu sadis.
Setelah itu aku membakar seluruh tubuhnya yang tersisa dan menyebarkan debu mayatnya agar dia bisa beristirahat dengan tenang.
Hm, dua orang rekannya sepertinya sedang mengamati interaksi ku dengan pria botak ini dari jarak yang lumayan jauh.
/Kill_All.
Setelah membuat command di dalam benakku, hawa kehidupan kedua orang tersebut juga langsung menghilang. Tapi tubuhnya masih berada di posisi mereka masing masing.
/Life.
Terlihat dari arahku tubuh mereka yang terjatuh mulai berdiri kembali dan bergegas menghampiriku.
(Jangan bunuh aku...)
(Tolong tolong...)
Isi hati kedua orang itu langsung terbaca oleh ku, sepertinya pembatas kekuatanku mulai melemah.
Mungkin karena aku terlalu gembira semalam, setelah menyentuh kulit manusia. Berarti aku harus menyiapkan pembatas yang baru sebelum kekuatanku over heating.
/Kill.
Hm, jika di lihat dari posisi lain. Sudah jelas kalau aku ini terlihat sangat jahat.
Tidak hanya membunuh mereka berdua tapi menghidupkan mereka lagi serta membunuh mereka lagi, dan akhirnya aku mengambil organ tubuh mereka serta membakar tubuhnya.
Tapi ya memang ini adalah jalan terbaik untuk mereka.
Setelah berurusan dengan mereka, aku berjalan kembali dan meninggalkan mereka.
Aku ingin segera memperbaiki pembatas kekuatanku agar kembali normal seperti sebelumnya.
/Informasi.
Hm, sepertinya ada kebocoran di dalam saraf yang menghubungkan otakku dan pengendalian alam.
Kalau tidak salah, aku memiliki segala macam yang ada di dalam tubuh ku.
Karna aku telah mengubah seluruh system tubuhku hingga berbeda dari manusia pada umumnya, mungkin aku akan melakukan pengecekan pada data di dalam pikiranku.
Sebenarnya aku sangat tidak ingin melakukan ini karna aku bisa mengingat kembali masa lalu yang sangat tidak ingin aku ingat.
Karna menghapusnya hanya akan aku kembali teringat lagi, jadi aku tidak akan pernah menyentuhnya.
Oh, iya kalau tidak salah aku memiliki ingatan yang sangat tidak penting seperti ketika aku sedang di teliti oleh para ilmuwan.
Sat set sat set.
Aku menghapus seluruh data ingatan tenang para ilmuwan itu, aku menyisakan beberapa karna itu akan sangat penting nantinya.
Setelah itu aku mulai melakukan restart kembali pada tubuh ku dan memasang kain penutup mataku lagi untuk menghindari kejadian seperti ini.
Penyebab pembatas kekuatanku melemah adalah rasa kegembiraan semalam, dan setelah aku melepas kain penutup kedua mataku.
"Huh, akhirnya selesai."
Setelah memperbaiki pembatas kekuatanku, aku melihat Saya keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaiannya yang kemarin.
Hm, haruskah aku juga memberikannya pakaian ganti?
Aku tidak terlalu mengetahui gaya kesukaan wanita, jadi aku terlalu payah tentang hal ini.
"Kakak, aku sudah selesai mandi..."
"Hm, kalau begitu kemari lah Saya. Aku akan membersihkan pakaianmu, atau kau ingin pakaian baru?"
"Tidak Kakak, aku tidak mau merepotkan kakak lagi."
"Hm, tak perlu berpikir seperti itu."
Menawarkan sesuatu adalah hal yang sangat sulit.
"Pakailah ini."
"Ini..."
Hm, aku memberikannya pakaian modern. Mungkin pakaian ini mirip dengan pakaian yang di kenakan oleh android/robot Lab.
Karna aku tidak memiliki ingatan apa apa lagi tentang pakaian wanita, jadi aku terpaksa untuk memberikan pakaian yang seperti ini.
"Tapi Kakak, apakah ini tidak apa apa?"
"Jika kamu menolak aku yang akan marah kepadamu..."
"Ba-baik kak."
Aku beranjak keruang tamu dan menyiapkan makanan sembari menunggu Saya selesai berganti baju di kamar.
Hm, untuk menu kali ini adalah.
Bubur ayam dan beberapa cemilan manis mungkin.
Hm, karna aku tidak perlu makan. Mungkin aku hanya akan menyediakan nya hanya untuk Saya.
"Kakak."
Aku mendengar suara Saya memanggilku dan selah aku mengalihkan pandanganku ke arahnya.
Uwa... Rambut pirang yang sedikit mengkilap karena sampo, dan kulit wajah yang berwarna putih kemerahannya sangatlah indah.
Dengan jas putih terbuka dan kemeja berwarna hitamnya menjadi hiasan yang tak terduga.
Mungkin aku harus memakaikannya dasi untuk membuat kecantikannya sempurna, tapi ini saja sudah cukup untuk membuatku tidak bisa mengalihkan mataku dari penampilannya ini.
(K-k009 membayangkan Saya mengenakan dasi berwarna merah.)
"Kakak, bagaimana menurutmu?"
"Kamu sangat sempurna Saya. Mungkin aku bisa jatuh cinta kepadamu jika aku tidak membatasi diriku... Hehe."
"Moh, kakak menggoda aku ya."
Wajahnya yang tersipu malu sangat membuatku semakin tertarik untuk terus melihatnya.
"Ehem... Kalau begitu makan lah ini. Kamu harus terus menjaga tubuhmu agar tetap terjaga dan sehat."
"Tapi ka. Bagaimana dengan Kaka, kamu itu dari kemarin belum makan loh..."
"Hm, tak usah memikirkan aku. Aku membuat ini hanya untuk mu. Sekarang duduk lah dan makanlah hingga kamu kenyang."
Saya berjalan ke kursi kayu di hadapanku dan mulai menatapku dengan mata heran.
"Apakah kakak tidak merasa lapar?"
"Hm, aku sudah tidak merasa lapar setelah aku berhenti untuk merasa lapar..."
Saya memiringkan kepalanya dengan heran atas jawaban yang telah aku ucapkan.
"Hm, tak perlu di pikirkan. Sekarang makanlah yang banyak, jika merasa kurang kamu bisa memintanya kembali."
"Baik lah kalau seperti itu, tapi."
Saya mulai berdiri dan mengangkat kursi tempatnya duduk serta memindahkannya ke sampingku.
Setelah itu mengambil sendok dan menyendok bubur itu lalu mengarahkannya ke arahku.
"Kita akan makan bersama. Sekarang Aaamm."
Apa ini... Dia menyuapi ku?.
Tapi... tapi...
"Aaamm."
Aku tidak bisa menolak dengan suapannya.
Entah mengapa dia menjadi menjadi gadis yang sedikit pemaksa sekarang. Tapi aku tidak membenci sifatnya yang sekarang.
Dia lalu mengambil bubur itu dengan sendok yang sama dan mulai memakan bubur tersebut.
"Ini enak... Makanan apa ini kakak?"
"Hehe, Enak kan? Ini adalah Bubur ayam, dengan melelehkan nasi hingga menjadi bubur dan menaburi nya dengan daging ayam di tambah kuah kari ayam yang pas menjadi perpaduan yang sangat sempurna..."
"Nasi? aku sedikit tidak mengerti dengan ucapan kakak tapi ini enak banget kak."
Jadi di dunia ini tidak memiliki Nasi ya, atau mungkin memiliki nama lain selain nasi.
Aku ingin menanyakannya tetapi dia pasti tidak memiliki pengetahuan apapun selain...
Ketika kemarin aku membaca sedikit ingatan Saya, aku merasa kalau dia hampir sama denganku...
Ini adalah masalah tentang apa yang di sebut 'Perbedaan.'
Tidak di bumi atau pun di dunia ini, Perbedaan adalah sesuatu yang sangat rumit.
Aku tidak ingin membahasnya lebih jauh dari ini, dan memutuskan untuk berdiam diri sampai dia sendiri yang ingin mengatakan tentang masalahnya kepadaku langsung.
Beberapa kali dia memakan bubur ayam yang ku ciptakan dan dia juga beberapa kali menyuapiku dengan senyum yang sangat indah.
Hm, ini lebih mirip seperti adik perempuan yang sedang bermanjaan dengan kakaknya. Tapi menurutku ini tidak terlalu buruk.
Setelah mempersiapkan seluruh keperluan yang perlu di bawa untuk keluar dari hutan ini, aku dan Saya segera keluar dari rumah dan segera menjaga jarak dari rumah itu.
"Kakak, apa yang akan kamu lakukan dengan rumah ini?"
"Menghancurkannya."
"Eh, bukankah ini adalah rumah yang kakak buat?"
Yah, walaupun aku menghancurkannya. Aku bisa membangun rumah yang lebih bagus dari pada rumah sederhana ini.
Tapi, percuma saja jika aku menjelaskan seperti itu. Dia pasti akan kebingungan lagi setelah mendengarnya.
"Tak apa, lagi pula rumah ini sudah tidak akan di gunakan lagi. Kamu tahu, pria botak yang tadi kamu lihat di halaman itu ternyata mengincar rumah ini untuk di jadikan markas penjahat loh."
"Eh, apakah begitu?"
Maaf aku sedikit membohongimu Saya, tapi aku tidak ingin kamu tahu niat asli dari mereka.
"Ya, karna itu. Aku harus menghancurkan rumah ini."
/Disappeared.
Seketika rumah tersebut runtuh dan menjadi debu yang semakin lama, debu reruntuhan itu juga menghilang tanpa jejak.
"Apakah kakak menggunakan sihir untuk menghancurkannya?"
"Sihir? Hmm, ya. Mungkin itu juga semacam sihir..."
"Hebat ... Aku tidak pernah melihat sihir seperti ini."
Maaf aku membohongimu lagi.
Tapi Sihir kah ... Mungkin aku akan mencari tahu tentang 'sihir' ini.
"Kalau begitu, ayo berangkat..."
"Memangnya kita mau kemana kak?"
"Keluar dari hutan ini."
"Tapi itu adalah arah yang salah kak..."
"Salah?"
Dengan kekuatanku, aku bisa membuat map di dalam pikiranku dan mencari rute yang terbaik.
Memang aku juga melihat beberapa desa di sekitar sini, tapi rute yang aku tuju adalah tempat yang terdeteksi seperti kota manusia di arah timur dari hutan ini.
"Jalan yang akan di tempuh untuk keluar dari hutan ini adalah ke barat kak."
Barat kah, memang ada desa terdekat di sana. Dan jika membandingkan jarak tempuh kota di timur dan desa di barat, maka desa itu akan menjadi rute yang sangat tepat.
Tapi di desa itu sama sekali tidak ada hal yang menarik sama sekali.
Apakah Saya memiliki urusan di desa itu."
"Saya desa itu..."
"Itu adalah kampung halaman ku kak, karna aku telah di usir dari desa dan di korbankan untuk menjadi persembahan monster Srigala-"
"Persembahan?"
"Ups ... Maaf kak... Aku... Aku..."
Hm, sepertinya ada yang tidak beres dengan desa itu. Mungkin aku harus menyelidikinya, tapi aku tidak ingin ikut campur dalam permasalahan rumit seperti itu.
****************
----------------
Di ruangan khusus yang hanya sedikit cahaya terlihat ada beberapa orang yang mengenakan mantel hitam yang tidak terlalu mencolok diruangan tersebut.
"Oy, bagaimana ritual pemanggilannya? Apakah sudah berhasil."
Seseorang yang sedang duduk samping meja bundar, menanyakan kepada yang lain dan membahas tentang sihir ritual.
"Sepertinya itu berhasil, tapi..." Salah satu dari mereka menjawab, namun karna ruangan itu hanya ada sedikit penerangan. Tidak jelas ada berapa orang di dalam ruangan tersebut.
"Tapi apa, cepatlah jawab pertanyaan ku atau atau aku akan membakar seluruh ruangan ini."
Dengan emosi yang meluap luap, pria yang awalnya bertanya mulai marah akibat jawabannya yang di berikan oleh rekannya tersebut.
"Makhluk itu terjebak di dalam lautan hutan monster... Walaupun ritual itu berhasil, makhluk yang kita panggil itu pasti telah menjadi santapan monster di sana..."
"Hah... Apa yang kau katakan? Apakah kau lupa berapa pengorbanan yang di perlukan untuk melakukan ritual pemanggilan tersebut."
"Aku mengerti apa yang kau ingin katakan, tapi ini sudah di luar dari kekuasaan kita. Lautan hutan monster itu adalah wilayah dari Holy Kingdom."
"Terus, apakah itu alasan yang kau buat agsr makhluk panggilan itu mati begitu saja di lautan hutan itu?"
"Tenang lah dan juga-"
Perdebatan di ruangan tersebut memicu suasana tegang di antara keduanya.
"Kalau begitu, biar aku yang memastikannya sendiri..."
"Kau jangan bertindak seenaknya. Untuk sekarang kita sedang kekurangan orang untuk menjaga pertahan-"
"Masa bodo dengan itu semua... Kalau begitu aku akan langsung berangkat hutan tersebut. Jika sampai ada yang membantah ucapanku, maka kalian akan ku bakar hingga habis..."
<<Teleportasi >>.
Setelah mengancam semua orang yang ada di ruangan tersebut, dia merapalkan mantra sihir teleport dan menghilang dari ruangan tersebut.
"Huh, dasar... Orang yang sangat keras kepala."
"Biarkan lah."
Seseorang yang dari tadi hanya diam melihat perdebatan tersebut, mulai angkat bicara kepada.
"Biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan, toh dari awal aliansi kita hanyalah untuk memanfaatkan satu sama lain... Dia juga bukan lah orang yang lemah hanya dengan melawan prajurit dari Holy kingdom."
Ucapan orang itu mengakhiri seluruh keluhan yang yang ada di dalam ruangan itu.
Siapa yang mereka maksud dengan makhluk panggilan tersebut?
Kita tidak akan mengetahuinya karna jawabannya ada di bab selanjutnya.