webnovel

Please... hold my hands

Perasaan cinta tidak selalu muncul dengan tiba-tiba. Perasaan cinta adalah sesuatu yang tulus untuk menyayangi seseorang. Seorang Anak SMA yang tidak mengerti tentang cinta merasakan hal tersebut yang membuatnya berpikir sebenarnya apa itu cinta?

AlanCahyaSaputra · Real
Sin suficientes valoraciones
1 Chs

CHAPTER 1 - Pertemuan

Cinta...

Banyak yang mengatakan bahwa cinta adalah hal terindah dalam hidup karena cinta dapat merubah segalanya. Akan tetapi, 3 pertanyaan yang harus dipertanyakan adalah:

1. Apakah dihidup ini ada cinta sejati?

2. Apakah dihidup ini ada cinta yang tulus?

3. Apakah dihidup ini ada cinta?

~Senin, 9 Juli 2012~

Disuatu pagi yang cerah berawan, terdengar suara kicauan burung yang indah disertai angin yang berhembus seakan membangunkanku dari mimpi.

"Kok dingin banget ya... gausah mandi deh." ucap Nathan sesaat setelah terbangun dari tidur.

Nathan mulai merapikan dirinya untuk memulai tahun ajaran barunya di SMA tanpa mempedulikan bagaimana penampilannya. Alhasil, penampilannya dapat membuat semua orang yang melihatnya merasa aneh.

"Astaga Nathan!! Kenapa rupa kamu dekil begini?! Ini kan hari pertama kamu masuk SMA."

"Yaudah sih ma... kan ini cuma masuk SMA, gaperlu rapi juga kan?"

"kamu ini ya bener-bener jorok, MANDI SANA!"

"Ahh mama... nanti telat lo..."

"CEPAT MANDI!"

"Iya deh mama cantik..."

Nathan kembali menuju kekamarnya dan segera mandi dengan cepat agar tidak terlambat sampai ke upacara penerimaan siswa baru. Setelah beberapa menit mandi, Nathan kembali mempersiapkan dirinya untuk menyambut kehidupan barunya di SMA. Ia sangat wangi dan juga bersih, tetapi dia tidak menyadari hal itu.

Nathan adalah anak tunggal dari keluarga kelas menengah kebawah yang memiliki perawakan cukup tinggi, kulit putih, dan wajah yang bisa dikatakan cukup tampan. Banyak hobi yang disukai Nathan seperti berolahraga, bermain musik, dan yang paling dia sukai yaitu tidur siang. Walaupun dia memiliki hobi seperti berolahraga dan bermain musik, dia tidak pernah sekalipun bergabung dengan tim disekolahnya maupun diluar sekolah karena dia tidak suka terlihat mencolok didepan orang banyak. Dia adalah orang yang sangat benci keramaian. Oleh karna itu, dia tidak suka berkumpul untuk berolahraga maupun bermain musik ditempat yang ramai. Akan tetapi dia memiliki phobia terhadap tempat yang sangat sepi.

Nathan tiba 17 menit sebelum upacara penerimaan siswa baru SMA Y dimulai. SMA Y nampak cukup ramai dengan murid baru yang mengenakan kaos olahraga beserta perlengkapan ospek mereka yang membuat mereka terlihat konyol.

"Males banget sih ospek gini, mana pake empeng gini lagi... bikin malu aja." ujar Nathan sembari berjalan ke lapangan sekolah.

"Masih lagi 17 menit tapi kok rame ya, berisik ahh! Cari tempat yang agak sepi aja kali ya?"

Nathan kemudian pergi kebelakang sekolah yang terletak cukup dekat dengan lapangan sekolah. Setelah dia sampai, dia melihat sesorang...

"Woi Nathan!!! lu masuk SMA sini juga!? wah gila sih lu, kita ketemu lagi ternyata!!"

Ya... dia adalah Aldy teman sekelas Nathan saat masih SMP. Nathan tidak terlalu dekat dengannya karena Aldy memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan Nathan. Dia memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi dengan wajah yang bisa dikatakan tampan, dan dia adalah tipe orang yang mudah akrab dengan orang baru.

"Than... lu ambil jurusan apaan?"

"Ohh saya milih MIPA, tapi gatau nanti bakal pindah atau bakalan tetep." jawab Nathan sambil menghela nafas panjang.

"Kenapa lu Than? kok gasemangat gini sih? liat tu banyak cewe cantik, nanti lu gabisa dapet pacar lo kalo lemes terus."

"Harus ya?"

"Ya nggak sih, tapi lu harus berubah dikit lah. Masa dari SMP kehidupan lu kayak gitu aja sih. Coba liat tu dibelakang lu, cewe-cewe pada liatin gua tu. Gua mau nyamperin mereka dulu ya, lu cepet cari cewe sana hahaha... bye Nathan!"

"Ya... buat orang kayak kamu sih gampang." jawab Nathan dengan suara kecil.

*Suara bel sekolah*

"Anak-anak, berbaris yang rapi sesuai dengan kelas masing-masing." ucap guru pembina dengan tegas.

Para siswa barupun berbaris dengan cepat karna upacara akan segera dimulai. Mereka berbaris sesuai dengan kelas mereka dimulai dari kelas MiPA di paling ujung kanan lapangan, IIS di tengah lapangan, dan IBB di paling ujung kiri lapangan.

Upacara penerimaan siswa baru dimulai dengan kata sambutan dari kepala sekolah SMA Y. Beliau banyak memberi kata-kata yang memotivasi serta menginspirasi para muridnya. Beberapa menit pun berlalu, kepala sekolah SMA Y menutup kata sambutannya dengan diakhiri banyak tepuk tangan dari para siswa baru SMA Y.

Kemudian para siswa baru diarahkan untuk masuk kekelas mereka oleh para anggota OSIS yang bertugas mengantarkan mereka kekelas.

"Semuanya jangan berisik! yang teratur jalannya, jangan sampai tertinggal dan salah kelas!" teriak keras Angga seorang anggota OSIS yang bertugas membimbing kelas Nathan.

"Siap kak!" jawab seluruh siswa kelas Nathan.

Kemudian mereka berjalan secara rapi menuju kelas mereka yang cukup jauh dari lapangan, dan berada dilantai 4. Tangga demi tangga mereka lewati dengan penuh semangat. Hingga sesuatu yang mengagetkan tiba-tiba terjadi.

*Gubrak!!!*

Seorang siswi cantik dengan wajah yang pucat terjatuh dari tangga. Untungnya, Nathan tepat berada dibelakang siswi tersebut sehingga nathan sempat menangkapnya dan menahannya agar tidak terjatuh.

"Eh!!! kamu kenapa?! sakit ya?" tanya Nathan dengan panik.

"Ngh... Sa...ya..."

Siswi itu kemudian pingsan, dan membuat Nathan semakin panik. Nathan berteriak memanggil Angga yang bertugas mengantar mereka.

"Kak Angga!!! kak!! tolong kak!! ada yang pingsan!"

Seketika semua yang mendengar teriakan Nathan berhenti, dan menoleh kearah Nathan.

"Apa? mana yang pingsan!?"

"Ini kak disini, badannya panas sekali kak!"

"Nia! oi Nia!! sini cepet bawa anak ini ke UKS!"

Nia selaku seksi kesehatan pun bergegas mengikuti perintah Angga, dan membantu Nathan memapah siswi yang pingsan tersebut.

"Astaga! kenapa bisa pingsan ni anak? kelas mana ni?!" tanya Nia dengan panik.

"Udah nanti aja nanyanya, bawa dulu ini ke UKS! eh kamu juga ikut bawa dia ke UKS ya, ikut kak Nia. Saya harus bawa anak-anak yang lain ke kelasnya. Nanti urusan absen kamu biar saya yang urus, Nathan ya? tolong ya..."

"Loh? kok saya kak?"

Angga pun bergegas kembali untuk mengantar anak-anak yang lain menuju kelasnya.

"Udah gapapa... ayo bawa dia ke UKS dulu. Absen kamu biar Angga aja yang urus, sama dia pasti aman kok semua."

"Iya kak... ayo kita bawa dia dulu. Kakak kuat angkatnya? Kalau ga biar saya sendiri aja gendong dia."

"Eh! mentang-mentang badan kmu besar tinggi trus bilang aku gakuat. Biar aku pendek trus kurus tapi aku ni kuat. aku kan cewek strong!"

"Hehehe.. ya maaf kak, becanda kok."

Perbincangan ringan mereka cukup untuk mencairkan suasana yang menegangkan tersebut. Mereka berdua memapah siswi tersebut menuju UKS yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berada.

Mereka pun tiba di UKS, dan langsung meletakan siswi tersebut diatas tempat tidur dengan perlahan. kemudian Nia segera membuka kotak p3k untuk mencari minyak kayu putih, dan mengolesi minyak tersebut di sekitar kepala anak tersebut.

"Kamu tau nama dia siapa?"

"Ng... nggak kak saya gatau, dia juga gapakai name tag, terus..."

"Ohh gitu... bukain sepatunya dong." Nia memotong penjelasan Nathan.

"Kok saya kak? kan saya bukan seksi kesehatannya."

"Kamu liat coba, ada orang lain ga? udah lepasin aja sepatunya, kasian tempat tidurnya jadi kotor."

Nathan dengan enggan melepaskan sepatu tersebut, dan menyadari sesuatu.

"Anggota yang lain kemana ya kak? kok kakak sendiri disini?"

"Yang lain pada bantuin beresin lapangan buat acara setelah ini, makanya saya sendiri."

"Harusnya kan minimal ada dua orang yang jaga." Nathan mengoceh dengan pelan.

"Ngedumel terus, gabisa ga ngeluh ya?" Balas Nia karna mendengar ocehan tersebut.

"Saya boleh ke kelas kan kak?"

"Siapa yang bolehin kamu pergi? kamu tungguin dia sampe bangun. Saya mau lanjut keliling lagi. Inget ya, jangan macem-macem sama dia."

Nathan tidak memiliki jawaban lain selain "iya". kemudian Nia meninggalkan ruang UKS tersebut untuk kembali berjaga. Nathan dengan perlahan mengambil kursi dan duduk tepat disebelah siswi tersebut.

Nathan memandangi paras siswi tersebut, dan satu kata yang terlintas dalam pikiran Nathan saat itu adalah 'cantik'. Tak pernah sekali pun dia menemui wanita secantik itu. Banyak pertanyaan yang muncul dibenak Nathan yang membuatnya tidak sabar menunggu siswi tersebut terbangun dari pingsannya.

Cukup lama waktu berlalu, dan tidak ada sedikitpun tanda kalau siswi tersebut akan terbangun dari pingsannya. Hal tersebut membuat Nathan semakin penasaran. "Mengapa dia lama sekali bangun?" Hanya itu yang ada di benak Nathan.

Dengan perlahan Nathan menyentuh dahi siswi itu dengan tujuan untuk memeriksa suhu badannya, tetapi siswi tersebut terbangun tepat saat Nathan menyentuh dahinya.

"Ehh... maaf..."

"ka... kamu siapa?"

"Saya temen sekelas kamu, tadi kamu pingsan."

"Ehh? aku pingsan? kapan?"

"Udah... kamu gausah mikirin itu, istirahat aja dulu biar lebih enakan. Nama kamu siapa?"

"Sheila."

"Saya Nathan, kamu mau minum?"

"Iya boleh..."

Nathan membuka tasnya dan mengambil sebotol air dan membukanya untuk Sheila.

"Makasi..."

"Saya panggil kak Nia dulu ya sebentar."

Tiba-tiba Sheila menarik tangan Nathan.

"Jangan... kamu diam disini aja."

Nathan terkejut karena baru kali ini dia merasakan berada dalam situasi seperti ini. Tak dapat berkata apa-apa, dan hanya dapat melakukan apa yang diminta oleh Sheila. Itulah yang dirasakan Nathan.

"Kamu diam disini aja. Aku takut sendirian."

Dengan tetap menggenggam tangan Nathan, Sheila kembali memejamkan matanya. Nathan nampak sangat bingung dengan situasi yang dialaminya saat ini. Akan tetapi Nathan tidak dapat menolak permintaan Sheila. Nathan kembali duduk disebelah Sheila dengam tetap membiarkan Sheila menggenggam tangannya.

"Kamu tenang aja, sy bakal selalu disebelah kamu. Jangan takut..."

Sheila tersenyum mendengar perkataan Nathan yang menenangkan hatinya. Tak pernah seorangpun selain ibu dan ayahnha yang berkata seperti itu kepadanya. Mereka berdua tetap berada di UKS hingga ospek hari pertama selesai.

Pertemuan mereka sangatlah berkesan untuk mereka berdua terutama untuk Nathan karena tak pernah sekalipun Nathan memiliki momen seperti ini dengan seorang wanita. Ntah mengapa Nathan merasakan hal yang berbeda terhadap Sheila. Dia merasa kalau dia selalu ingin bersama-sama dengan sheila. "Apakah ini cinta?" itulah pertanyaan yang muncul dalam benak Nathan.

Tiba saatnya mereka harus terpisahkan oleh waktu. Sheila yang sudah lebih baik dari sebelumnya dijemput oleh kedua orang tuanya yang terlihat sangat khawatir. Nathan juga sudah terlihat sangat lelah karena harus menjaga Sheila, tetapi dia sangat senang karena bertemu dengan Sheila.

Nathan sangat menantikan pertemuannya dengan Sheila di esok hari yang membuatnya lebih semangat dalam menjalani hari-harinya disekolah.

Perasaan cinta tidak selalu muncul dengan tiba-tiba. Perasaan cinta adalah sesuatu yang tulus untuk menyayangi seseorang. Seorang Anak SMA yang tidak mengerti tentang cinta merasakan hal tersebut yang membuatnya berpikir sebenarnya apa itu cinta?

AlanCahyaSaputracreators' thoughts