Hikss
Hikss
Hikss
Rasa sesak di dadanya tak dapat ia bendung, sama sekali tak bisa. Pragma hanya dapat menangis dalam diam. Dia tak tahu mengapa dia bisa secengeng ini, tolong jangan hujat dirinya jika dia terlihat seperti pria tak berdaya seperti ini.
Pragma sangat mencintai Gelora, jadi ia menangis seperti ini. Harga dirinya sudah jatuh di depan Gelora, dia tak dapat mengelak itu.
Hikss
Hikss
"Singkirkan foto ini," teriak Pragma membuat Gelora tersentak dari lamunannya. Bibirnya hanya bisa terkatup rapat, tanpa bisa mengeluarkan kata apa pun.
"Kamu jahat Sayang!" murka Pragma.
Pyarrrr
"Pragma," bentak Gelora bersamaan dengan beling kaca berhamburan memenuhi lantai di depannya. Pragma memukul meja kaca tersebut dengan ke dua tangannya, menghasilkan letupan bunyi yang sangat keras. Seiring darah yang mengucur deras keluar dari tangannya.
"Apa pedulimu!" kata pria itu sinis tak memedulikan tangannya mengeluarkan darah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com