"Sialan," umpat Tara ketika sambungan teleponnya dengan Auris terputus.
BRAK
Vas bunga berhamburan di lantai, karena Tara membantingnya dengan keras. Kenapa Pragma bisa tahu secepat ini.
"Brengsek," umpat Tara sekali lagi seraya membuang tubuhnya ke atas tempat tidur.
"Aku harus kabur sebelum Pragma datang," gumamnya segera bangkit dari atas kasurnya.
Jika Tara ingin kabur, Auris justru mondar-mandir di dalam kamarnya. Memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi, juga dia tak sengaja mendengar jika Pragma sudah tahu wanita yang sedang mengobrol dengan anaknya di kamera CCTV tersebut.
"Sepertinya aku mengenali dia?" beo Pragma yang didengarkan oleh Rudolp.
Auris yang baru saja keluar dari dapur menghentikan langkahnya di dekat dinding saat tak sengaja melihat Pragma dan Rudolp menatap pada ponsel, alis Auris menekuk melihat ke dua pria tersebut sepertinya sudah mendapatkan bukti.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com