Pragma tersenyum sangat lebar, rasa puas, bahagia menggeroti relung hatinya. Dia menatap hasil karyanya penuh binar, sesaat berubah penuh ejekan.
"Kau kira aku menyukaimu?" tanyanya pada koyakan-koyakan yang berhamburan di atas lantai balkon.
Kepalanya telah ia potong, tangan, kaki, serta kalung di lehernya itu sudah terlepas begitu saja dan hilang entah kemana.
Dan terakhir
Blash
Ia menancapkan pisau di mata boneka itu.
"Pragma, apa yang kau lakukan?Astaga boneka kesayanganku," teriak Gelora histeris. Mata wanita itu memerah seiring dadanya, yang kembang kempis melihat kelakuan suami laknatnya.
Dengan tampang polosnya Pragma menendang koyakan boneka menyebalkan yang telah istrinya peluk.
"Jangan lihat-lihat bonekanya, dia sudah tidak ada gunanya," ucapnya masih menampakkan tampang polosnya membuat Gelora geram.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com