Rahang Zaelan mengeras saat Pragma dan Gelora tak kunjung menjawab pertanyaannya.
Dia begitu murka ketika mendengarkan ancaman Gelora untuk meninggalkan Pragma kembali. Mereka kira pernikahan adalah permainan hingga bebas memutuskan hubungan secara tiba-tiba dan sepihak.
"Ayah tanya sekali lagi. Siapa yang ingin melakukan tes DNA dan siapa yang ingin meninggalkan siapa?!" teriak Zaelan dengan suara baritonnya. Dia tatap Pragma dan Gelora bergantian dengan tajam, mengisyaratkan jika perkataannya tadi tidak main-main.
"Pragma meragukan anaknya sendiri. Dia ingin melakukan tes DNA Ayah, akibat paksaan dari Radit. Aku sangat tidak suka dia meragukan putraku, jika dia terus seperti itu. Maka jangan salahkan aku untuk menjauhkan Rean dari keluarga Abraham," jawab Gelora keras. Amarahnya semakin terpancing melihat keraguan di dalam mata Pragma.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com