Robert akhirnya bisa menemui Ellena, setelah sekian lamanya tak bertemu. Namun, niatan hati Robert yang ingin mencoba untuk memperbaiki hubungan pun tak sesuai dengan keinginannya.
Ibu Robert yang kekeh tak menyetujui hubungan Robert bersama Ellena telah mengambil langkah cepat, dengan menemui Ellena secara langsung dan memberikan peringatan keras. Ellena tak bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Robert, karena Ellena sangat memikirkan kehidupan Robert bersama keluarganya, walau hal tersebut pula lebih menyiksa perasaannya.
"Kediaman Maxwell Diego"
"Ma, pa! aku sudah menemukan perempuan yang aku cari-cari selama ini." Ujar Max kepada kedua orang tuanya, sembari menyantap makanan makan malam mereka.
"Siapa yang kamu maksud Max??" tanya sang ayah.
Iya nak, siapa sih? kok mama belum tahu kalau kamu sudah bertemu perempuan yang pas! tukas sang ibu.
"Ma, waktu Max kuliah S2 di Inggris, Max sempat berkenalan dengan seprang perempuan uang menurutku itu tipe aku banget!" ujar Max dengan senyuman bahagianya.
"Baguslah Max, papa dan mama sudah cukup khawatir melihatmu diusia matang begini, masih belum mau pacaran." Tukas sang ayah sembari terkekeh bersama sang ibu.
"Iya, tapi sepertinya dia sudah melupakan perkenalan kami dulu pa.." ujar Max dengan suara sedikit sendu.
Yah kamu berjuang dong Max, iyakan pa? ujar sang ibu dengan terkekeh.
"Hmmp, mama jangan begitu…" rengek Max pada ibunya.
Hahha.. Max, papa mama selalu setuju dengan pilihanmu.
"Iya Max, apa lagi dia lulusan S2 di Inggris, tentunya orang berpendidikan."
"Iya pa, hanya saja dia sepertinya cukup minder dengan posisi kami.."
Minder kenapa Max?? tanya sang ibu dengan serius.
"Iya ma, mungkin karena aku merupakan pimpinannya di kantor," ujar Max dengan sendu.
Iya sudah, selamat berjuang anak ganteng mama papa.
Suasana hangat didalam keluarga Diego family, disela kesibukan kedua orang tuanya dan dirinya juga, mereka masih memiliki waktu untuk saling bercengkrama.
Maxwell Diego, terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Memiliki kedua orang tua yang bergelimang harta tak membuatnya menjadi sosok sombong dan arogan. Justru membuat Max menjadi sosok pria idaman para wanita.
Diusia yang sudah mencapai 27 tahun, Max bisa dikatakan cukup sukses dalam karirnya.
_________________*________________
"Perusahaan S"
"Ellena, tolong kamu damping pak Max menghadiri rapat di hall X." Ujar Jems saat datang ke ruangan kerja Ell.
Baik kak Jems, saya akan persiapkan semua kebutuhan dan keperluan lainnya.
Setelah membereskan segala keperluan mau pun kebutuhan rapat, Ellena pun berjalan menuju loby utama. Terlihat Max sedang duduk manis dengan senyuman menawannya di kursi tengah, sementara seorang supir duduk sendiri di kursi depan mobil.
"Pak Max dan nona Ellena, apakah sudah siap semua??" tanya sang supir pribadi.
"Iya pak, semua sudah selesai! silakan jalan saja." Tukas Max yang saat itu tengah duduk bersama Ellena di kursi bagian tengah.
"Kamu sudah makan Ell?" tanya Max pada Ellena pada saat dalam perjalanan.
Sudah pak, tadi sebelum berangkat saya makan terlebih dahulu. Jawab Sunny dengan posisi duduk yang terfokus ke depan, karena Max yang duduk terlalu dekat dirinya.
Setibanya di gedung lokasi rapat berlangsung.
"Ellena, tolong kamu catat semua materi rapat yangakan kita jalankan nanti!" ujar Max saat sedang menikmati coffee time.
Baik pak. Ellena bergegas untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Max, yang merupakan pimpinannya.
Setelah beberapa saat kemudian…
Pak Max, mobil kita da dimana? kenapa sejka tadi belum tiba? ujar Ellena yang sedang memandangi area parkiran gedung rapat.
"Ini mobil kita sudah datang!" Max menunjukkan sebuah mobil bmw yang terparkir di depan loby.
Lalu supir kita dimana pak? ujar Ellena heran.
"tadi supir bilang, dia ada halangan. Jadi aku sudah minta orang untuk mengirimkan mobil pribadiku." Ujar Max sembari menyentuh bahu Ell untuk menuju ke mobil miliknya.
"Kita makan dulu yah," ujar Max sembari tersenyum lembut pada Ell.
"Ell, bulan depan akan ada pesta pertemuan dengan para pimpinan-pimpinan muda dari beberapa perusahaan. Aku mau kmau hadir bersamaku," ujar Max berharap Ell mengiyakan permintaannya.
Tapi saya hanya sekretaris biasa, jadi saya merasa..—
"Shhht, jangan bicarakan soal jabaratan sekarang! oke."
Emmm, iya pak. Ell hanya menganggukkan kepalanya.
"Di sebuah resto ala Jepang"
"Mas, saya mau pesan dua porsi yang sama yah…"
Oke, silakan ditunggu pak.
"Hmmp, Ellena! kenapa kamu tidak memilih menu lain lagi?" tanya Max sembari meneguk es keci yang telah tersedia.
Tidak pak, saya tidak mau makan nasi terlalu banyak karena sudah cukup malam.
"Ohh my God! sorry, aku lupa kamu harus menjaga body yah Ell." Max terkekeh.
Ada apa pak Maxwell? apakah ada yang salah?? tanya Ell dengan wajah serius.
"Tidak Ellena, hanya menarik saja," Max kembali tersenyum pada Ellena.
"Ellena, akhir pekan kita akan cari dress untukmu yah!!"
Tidak perlu pak saya sudah punya!
"No no no… dilarang menolak!!"
Hmm, baiklah jika tidak merepotkan bapak.
Seusai menikmati makan malam, keduanya kembali pulang dan kembali melakukan aktivitas pekerjaan seperti biasanya.
"Apartemen kediaman Ellena"
Tok tok tok…
"Permisi, dengan nona Ellena Shin?" ujar seorang kurir ketika Ell membukakan pintu kamarnya.
Iya dengan saya sendiri.
"Ini ada paket untuk anda!!" kurir tersebut pun menyodorkan sebuah tas kertas yang berisikan sebuah kotak.
Oke, terimakasih mas.
Hmmp, paket! Ell mengamati alamat dari si pengirim paket.
Drrttt… "Ellena, pakailah gaun ini! semoga cocok," Maxwell Diego.
Ternyata dari pak Maxwell!! gumam Ellena, lalu mulai mencoba-coba gaun berwarna pink soft tersebut.
Malam pun tiba…
Oke, sudah pas semua dan saatnya keluar menemui pak Max.
Ell melangkahkan kakinya menuju loby utama apartemen kediamannya, dan terlihat Max sedang menantinya dengan mengenakan kemeja merah marun, dan penampilannya pun cukup mampu menyihir para wanita.
Sementara Ellena mengenakan gaun pink soft, style rambut tergerai, make up tipis dan high heels berwarna putih blink. Seakan menambah kecantikan dan keanggunannya, tentu membuat Max begitu terpana.
"Ayo naik Ell," ujar Max yang sedari tadi terus tersenyum.
"Hotel ibis X"
Suasana yang terlihat cukup ramai, dan dihadiri oleh para pimpinan-pimpinan muda, juga para pembisnis maupun pengusaha.
Wah wah, pak bos Maxwell Diego sudah semakin mantap sakarang! puji seorang rekan bisnis Max.
"Hahaha, biasa saja bro! kagi pula aku hanya meneruskan perusahaan milik papa." Tukas Max dengan senyuman tulusnya.
Ooh iya bro! sejak tadi perempuan anggunnya kenapa tidak diperkenalkan?? ujar rekannya sembari memandangi Ellena.
"Perkenalkan ini Ellena," ujar Max memperkenalkan Ellena pada rekan-rekannya.
Maxwell Diego!! ujar seorang wanita yang mengenakan gaun mewah berwarna merah tersebut berjalan menuju Max.
"Ohh, Merry! apak kabar" bas Max menyambut wanita tersebut.
Kamu datang bersama siapa Max? tanya wanita tersebut.
"Oh aku datang bersama seorang rekan," jawan Max sembari menepuk bahu Ell yang sedang sibuk menyantap hidangan.
Hmmp.. gumam Ell yang tengah mengunyah makanan dimulutnya dan membalikkan dirinya.
Sungguh terkejutnya Ell saat membalikkan diri, dan melihat sosok wanita yang merupakan teman bisnis Max adalah Merry.
Seketika raut wajah Merry berubah menjadi aura penuh rasa tak senang, ketika melihat Ell berada ditengah-tengah mereka.
"Ini perkenalkan teman bisnisku sejak kuliah, Merry!" Max memperkenalkan Merry pada Ell.
Ellena. Ell menyodorkan tangannya untuk bersalaman, namun Merry tak sedikitpun menerimanya.
Ohh oke Max, aku juga mau memperkenalkan calon suamiku. Ujar Merry dengan sengaja merangkul Robert dan membawakan ke hadapan Ellena dan Max.
Max, apakah Ellena ini pacarmu?? tanya Merry dengan sengaja, sementara Robert hanya terdiam menatap Ell dengan tatapan dinginnya.
"Kenpaa kamu langsung ke intinya Merry! kamu tidak berubah yah…" Max terkekeh dan terlihat begitu canggung atas pertanyaan Merry.
Loh kenapa Max? kamu kan pria sukses, punya masa depan cerah, harta melimpah. Tentu saja banyak wanita akan mengahalalkan segaka cara untuk dapat mendekatimu bukan?? ujar Merry dengan ketus.
"Meryy memang suka bercanda yah dari dulu.."
Kenapa Max? kamu malu mengakui Ellena menjadi pacarmu? atau Ellena yang berusaha mendekatimu… ujar Merry dengan nada ketus lagi.
Maaf, saya hanya sekretaris biasa pak Max, dan saya hanya sebagai rekan kerja saja datang ke tempat ini. Tukas Ellena dengan raut wajah yang masih tetap berusaha tersenyum.
Robert terus memandangi Ellena tanoa berpaling sedikit pun.
Pak Max, bukankah saya hanya menjalankan tanggung jawab saja datang ke tempat ini, dan tidak ada maksud untuk mencari kesempatan. Kalau begitu silakan kalian lanjutkan obrolannya, saya akan ke sana dulu. Ell pun beranjak dari hadapan mereka dengan lirih hati menahan hati atas sindiran Merry padanya.
"Ellena, siapa bilang kamu bekerja? aku mengajakmu kesini karena aku rasa kamu pantas menghadiri pesta ini bersamaku!!" tukas Max sembari meraih tangan Ell tepat dihadapan Robert dan Merry.
Ohh so sweetnya… tak kusangka ternyata Max bisa tersentuh hatinya, padahalkan banyak yang mengejar-ngejarmu!!
"Merry cukup!!" tukas Robert.
Kenapa sayang? kan bagus kalau Ellena sudah punya orang kaya, jadi tidak mungkin bisa merebut calon suami orang lagi! ups.. ujar Merry dengan nada mengejek.
"Apa maksudmu Merry??" tanya Max heran.
Kamu silakan tanya saja secara langsung pada perempuanmu!! byee…
Merry pun beranjak sembari tak melepaskan rangkulannya pada Robert.
Max yang ingin mengejar Ell tertahan karena diajak berbincang oleh para rekan-rekan kerjanya dari beberapa perusahaan ternama.
Sementara itu Ellena hanya duduk termenung di sebuah kursi di luar ruangan pesta, yang etrsedia bagi para tamu (smoking area).
Kenapa harus bertemu mereka lagi… gumam Ell dalam benaknya dan hatinya cukup sedih saat mendengar pernyataan dari Merry.
Beberapa saat kemudian…
"Ellena! kamu kenapa pergi begitu saja, aku mencarimu," ujar Max yang baru saja tiba menghampiri tempat Ell sedang duduk.
Maaf pak, tapi saya lebih nyaman duduk disini. Ujar Sunny dengan senyuman sendunya.
"Oke, kita pulang sekarang yah!!"
Baik pak. Ell hanya mengangguk dan terus terdiam tanpa kata.
Beberapa minggu kemudian…
"Perusahaan S"
Permisi, saya ingin bertemu dengan Maxwell Diego! ujar seorang wanita dengan gaya nyentriknya.
"Maksud anda pak Maxwell?" ujar salah seorang pekerja.
Iya, pimpinan kalian! ujar wanita tersebut dengan ketus.
"Baik, silakan saya akan antarkan ke ruangan."
Mereka pun bergegas menuju ruangan makan bersama Max.
"Pemisi pak Max, ini ada tamu mencari anda!" ujar sang pegawai bersama seorang wanita tersebut.
"Merry!!" ujar Max pada wanita tersebut yang adalah Merry.
Hmmp, sorry kalau aku menganggumu, mana sekretarismu? ujar Merry sembari menyantap buah anggur yang tersedia di atas meja.
"Ohh maksudmu Ellena! dia sedang keluar sebentar.
Kenapa? apa aku sangat cocok dengannya??" tanya Max dengan wajah sumbringahnya.
Max, kamu itu cerdas, kaya, tampan.
Kenapa harus bersama seorang sekretaris bawahanmu?? ujar Merry dengahn ketus.
"Merry, cinta tak pandang status sosial," tukas Max sembari tersenyum.
Hmpp, apa kamu tahu bagaimana aslinya Ellena Shin itu!! tukas Merry dengan raut wajahnya yang secara tiba-tiba berubah.
"ada apa Merry??" tanya Max ingin tahu.
Sudahlah, aku tidak berniat memberitahukan padamu. Kasihan sekali kamu tidak tahu.
"Merry, ada apa? kita sudah kenal lama kenapa tidak bilang saja."
Aku tidak suka kamu bersama Ellena, dia itu perempuan murahan! perebut calon suamiku!!
"Perebut calon suamimu!!" ujar Max dengan wajah terkejut, sementara itu Merry cukup puas telah memprovokasi Max.