webnovel

Perburuan 2

Perburuan malam memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena hanya akan mengandalkan cahaya bulan dan insting seorang pemburu yang kuat, dari pengalaman mereka bertahun tahun dan jiwa keturunan berburu yang sudah mendarah daging membuat Zang Yun, Zang Ran, Zang Cian dan Zang Fei tidak menemui kesulitan yang berarti. Setelah beristirahat dan makan malam mereka mulai menyusuri kawasan area luar hutan sampai keperbatasan dengan kawasan area dalam Hutan Kabut tersebut, dengan pendengaran yang tajam keempat sosok pemburu itu mencari sumber target buruan yang ada kalanya sambil tiarap mengendap diatas tanah berlumut atau memanjat sebuah pohon besar.

Zang Yun yang memiliki tingkat kekuatan dan keahlian lebih tinggi dari ketiga saudara sepupunya, dalam hal panjat memanjat pohon saat ini dia sedang berada disebuah dahan pohon yang tinggi. Zang Yun bergantungan layaknya seekor kera dan ada kalanya hanya kakinya yang terkait disebuah cabang pohon, selain melakukan pengamatan kearah bawah juga untuk mencari beberapa tanaman herbal yang tumbuh dan menempel dicabang-cabang pohon besar. Sambil duduk pada sebuah cabang dan bersandar pada batang pohon dia mencium adanya aroma wangi yang sangat tajam disekitarnya, kemudian dia mencari sumber aroma tersebut dan melihat serumpun bunga anggrek yang sedang mekar.

Ada dua tangkai bunga anggrek yang menjulur kebawah sepanjang 30 centimeter, karena gelapnya malam hanya dengan samar-samar cahaya bulan Zang Yun memastikan bahwa yang dilihatnya itu adalah bunga anggrek yang warnanya belum jelas terlihat. Tanpa berpikir lebih jauh lagi namun dengan hati-hati dia mengambil rumpun tanaman bunga anggrek tersebut, dan memasukkannya kedalam kantong penyimpanan barang miliknya. Kantong penyimpanan tersebut terbuat dari kulit hewan buas yang telah dikeringkan kemudian dirajut menjadi sebuah kantong, selanjutnya mereka melakukan pencarian target hewan buruan kebeberapa tempat.

Malam berlalu dengan hasil tangkapan dua ekor babi hutan dan berbagai tanaman herbal sebagai bahan untuk membuat Pil Obat, dipagi hari setelah mereka membersihkan diri dan sambil menikmati kopi hangat yang ditemani oleh roti kering bekal yang mereka bawa dari rumah.

"Saudara Yun...! saya melihat anda mendapatkan berkah yang besar semalam...? bunga yang saudara dapatkan itu nilainya sangat mahal...! karena tanaman herbal tingkat tinggi tersebut sudah sangat langka dan sulit untuk ditemukan...!" kata Zang Fei.

"Tanaman yang mana saudara Fei...?" tanya Zang Yun.

"Ini...! namanya bunga Anggrek Dewa...! tanaman ini hanya akan berbunga setiap seratus tahun sekali...! dan hanya hidup diatas pohon-pohon besar...!" kata Zang Fei menjelaskan.

"Apa...? hmm..., terus gunanya untuk apa sehingga tanaman ini begitu mahal dan langka...? padahal awalnya aku mengambilnya hanya untuk oleh-oleh buat istriku yang suka akan tanaman bunga...!" kata Zang Yun.

"Begini saudara Yun...!" kata Zang Fei kemudian mulai bercerita tentang keberadaan bunga Anggrek Dewa tersebut sambil sesekai menyesap kopi panasnya.

"Tanaman Anggrek Dewa hanya terdapat diatas pohon-pohon besar yang berada didaerah pegunungan tinggi dan sangat sulit untuk dijangkau oleh manusia, dan menurut catatan keluarga kami sejak turun temurun ini adalah bahan utama untuk membuat Pil atau Ramuan Obat untuk memperpanjang umur. Selain itu juga sebagai bahan pembuatan Pil Obat untuk menyuburkan kandungan perempuan dan meningkatkan daya tahan sel telur para laki-laki, Pil ini akan sangat bermanfaat bagi pasangan yang sudah menikah untuk membantu agar mereka cepat memperoleh keturunan. Hal ini yang membuat nilainya menjadi sangat mahal selain sebagai jenis tanaman herbal yang langka, karena membutuhkan waktu seratus tahun untuk sekali berbunga" kata Zang Fei.

"Puluhan tahun silam saat masih kanak-kanak sekira berumur sepuluh tahun aku mendengar dari orang tuaku, bahwa kelopak bunga ini berhasil terjual dipelelangan senilai 1,5 juta keping emas untuk sebuah kelopak bunganya. Bandingkan dengan hasil tangkapan kita untuk seratus ekor kuda liar yang sudah dijinakkan, kita hanya memperoleh 100ribu keping emas, sedangkan yang saudara Yun dapatkan ada 2 tangkai dengan masing masing tangkai terdapat 9 sampai 10 kelopak bunga yang sudah mekar. Jika ditotal jumlah kelopak bunga yang berjumlah 19 buah kelopak bunga maka hampir 30 juta keping emas yang bisa diperoleh oleh saudara Yun...!" kata Zang Fei sambil tersenyum kemudian mengakhiri kisahnya tentang tanaman bunga Anggrek Dewa terebut.

Ketiga pemburu lainnya memandang wajah Zang Fei dengan takjub sambil mulut mereka terbuka membentuk huruf 'O' karena mendengar cerita tersebut, bisa dibayangkan kekayaan yang diperoleh dapat menyamai kekayaan seorang saudagar kaya di Kota Kerajaan. Sedangkan untuk ukuran di Desa Kun Zang tempat Zang Yun dan saudara-saudaranya tinggal mempunyai 100.000 keping emas saja sudah cukup untuk biaya hidup mereka selama setahun, karena dalam keseharian mereka hanya menggunakan keping perunggu dan perak untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari.

Setelah selesai sarapan dan mempersiapkan peralatan berburu, kembali keempat pemburu tersebut memasuki kawasan area luar Hutan Kabut untuk melanjutkan perburuan mereka dengan target kawanan kuda liar.

Dengan senyum bahagia Zang Yun menyimpan bunga Anggrek Dewa temuannya didalam pondok, sebelumnya dia sudah membuat sebuah wadah dari anyaman ranting pohon yang berbentuk pot bunga dan tak lupa dia memasukkan serbuk kayu yang dicampur dengan tanah dan lumut kedalam wadah pot tersebut. Matahari mulai beranjak naik walau masih ada tersisa kabut embun yang menyelimuti bagian dalam kawasan Hutan Kabut, bergegas keempat pemburu itu memasuki kawasan hutan yang masih berada dikawasan area luar hutan karena semakin kedalam tingkat kesulitan semakin tinggi karena tingkat kekuatan hewan buruan semakin tinggi tingkatannya apalagi yang berada dikawasan area inti hutan atau area terlarang.

Tingkatan Hewan Buruan diHutan Kabut

Area Luar :

- Hewan Biasa

- Hewan Buas tingkat : 1, 2 dan 3

Area Dalam :

- Hewan Buas tingkat : 4, 5 dan 6

- Hewan Siluman tingkat : 1 dan 2

Area Inti :

- Hewan Buas tingkat : 7, 8 dan 9

- Hewan Siluman tingkat : 3, 4 dan 5

Kategori Hewan :

Hewan Buas :

Tingkat Rendah = 1, 2 dan 3

Tingkat Menengah = 4, 5 dan 6

Tingkat Tinggi = 7, 8 dan 9

Hewan Siluman :

Tingkat Rendah = 1 dan 2

Tingkat Menengah = 3, 4 dan 5

Tingkat Tinggi = 6 dan 7

Beriringan keempat pemburu tersebut mencari sarang kuda liar, selama 2 jam mereka menyusuri lebatnya hutan sampai mereka melihat seekor Ular Phyton seukuran paha orang dewasa sedang bergulat melilit seekor anak kuda. Mulut sang ular terlihat sedang menggigit kaki kiri bagian belakang anak kuda tersebut.

"Ambil posisi kiri dan kanan...! kita ambil Ular itu, kulitnya sangat berguna dan harganya mahal kalo dijual selain itu dagingnya enak untuk dimakan...!" kata Zang Ran.

"Benar...! dagingnya juga bagus untuk sumber tenaga dalam, terlebih empedu ular adalah bahan yang bagus untuk obat...!" kata Zang Fei yang keluarganya adalah ahi dalam bidang Alkemis dan paling mengerti jenis-jenis bahan pembuatan obat.

"Baik...! tebas kepalanya sebelum dia membunuh anak kuda itu," kata Zang Yun sambil mencari posisi terbaik.

Zang Ran yang menggunakan senjata Tombak sepanjang hampir 2 meter, dan mata tombak yang tajam terbuat dari bahan logam besi putih dengan tangkasnya melompat sambil mengarahkan tombaknya kebagian leher sang ular.

Hiaaattt...!

Whuuss... Whuuss...

Dengan gesitnya sang ular berkelit sambil melepas gigitannya dari kaki kuda, kemudian mengangkat kepalanya pertanda sang ular marah dan bersiap untuk menyerang musuhnya.

Zzzzzzzzz...

Zzzzzzzzz...

Dua kali patukan ular meleset, karena secara gesit juga Zang Ran menghindar sambil berusaha menyerang kembali dengan tombaknya, tapi tiba tiba...?

Zzzzzzz...

Swiinngg...!,

Crrasshh...!

Darah menyembur dengan derasnya dari leher ular tersebut dan terlihat kepala sang ular megelinding diatas tanah, Zang Cian yang lihai memainkan pedang berhasil mendapat kesempatan dari arah samping kiri dan menebas leher ular tersebut saat sang ular sedang fokus menyerang Zang Ran. Selang beberapa menit kemudian lilitan ular ditubuh anak kuda dapat dilepas, walaupun agak pincang akibat bekas gigitan sang ular kuda tersebut masih dapat berdiri. Segera Zang Fei mengobati kaki anak kuda tersebut dan membalutnya dengan sobekan kain, setelah mengobati kaki anak kuda dan memasukkan tubuh ular dalam keranjang rotan mereka bergerak kearah sungai dimana perkiraan mereka akan ada kawanan kuda liar yang sedang beristirahat sambil minum air sungai.