Sebelum kembali ke Korea esok pagi, Irene Jisoo Seulgi Wendy Joy Jennie Rose Lalisa Tzuyu dan Yeri memutuskan untuk berkunjung ke night market. Baru sore tadi mereka sampai di Bangkok setelah penerbangan dari Phuket bukannya istirahat mereka malah berencana untuk mengunjungi night market sebagai penutup wisata mereka di Thailand.
Di dalam mobil Jisoo terus saja mengomel mengingatkan semua untuk tetap waspada dan berhati hati.
"ingat, tetap bersama dan jangan memisahkan diri, arraso?"
"ne"
Sesampainya mereka di night market, mereka membagi menjadi beberapa kelompok. Jisoo Rose Wendy dan Joy. Seulgi Irene dan Yeri. Lalisa Jennie dan Tzuyu.
"kau yakin Jen?" bisik Jisoo sebelum mereka berpencar
"tentu, aku ingin membuktikannya padamu" mantap Jennie
"Jangan sampai menimbulkan keributan atau kita kan dideportasi" Jisoo terkekeh lalu berlari kencang sebelum mendapatkan cakaran dari kucing betina.
"kita mau kemana Li?" tanya Tzuyu yang diabakan oleh Lalisa.
"Nini" Lalisa melepaskan tangan Tzuyu. Ia berlari menuju Jennie dan bergelayut manja di lengan Jennie. Sedari tadi Tzuyu terus saja menempel padanya jadi mau tak mau ia harus berjauhan dari Jennie. Tidak tau saja kalau Lalisa merindukan bermanja manjaan dengan Nininya.
"wae? Kenapa jadi manja begini?" Jennie merapikan poni Lalisa yang berantakan.
Lalisa menggelengkan kepalanya.
"ekhem" dehem Tzuyu menghampiri mereka.
"eoh, bagaimana kalau kita mulai berkeliling?" Jennie
Jenlisa berjalan berdampingan menikmati suasana ramai night market yang dipenuhi dengan banyaknya penjual dan wisatawan dari manca negara. Lalisa dengan telaten menerjemahkan semua tulisan juga perkataan dari penjual agar Jennie paham, mereka asik dengan dunianya sendiri tanpa mempedulikan kehadiran Tzuyu.
Tzuyu berjalan di belakang Jenlisa dengan tangan bersedekap dan wajah cemberut. Ia tidak menyangka jika nasibnya malam ini akan menjadi nyamuk bagi dua pasangan bucin.
"Lili mau itu" Lalisa menunjuk salah satu kedai penjual jajanan khas Thailand.
"call, kita kesana"
Jenlisa berbelok ke kedai yang Lalisa tunjuk, Tzuyu ngikut ae lah.
Lalisa memesankan 2. 1 untuknya dan Jennie, dan yang satu untuk Tzuyu.
Setelah mereka menghabiskan jajanan, mereka melanjutkan hunting dengan Tzuyu yang terus menggerutu di belakang. dirasa sudah lelah berputar putar dan menikmati beberapa jajanan Jennie Lalisa dan Tzuyu berhenti di salah satu kedai pinggiran untuk memesan makan malam. anggap saja semua jajanan yang mereka makan tadi adalah makanan pembuka.
"Li, Nini ke kamar mandi sebentar ne"
"Lili temani"
"aniyo, Lili di sini saja"
Jennie bangkit dan pergi ke kamar mandi.
Lalisa POV
Aku menoleh kesana kemari mencari keberadaan Nini. Ini bahkan sudah hampir satu jam tapi Nini tidak kunjung kembali. Aku mulai khawatir, jangan jangan Nini. aku menggelengkan kepala menangkis pikiran negatif yang terlintas di kepalaku. Segera kuambil ponsel di kantong celanaku dan menelepon Nini, namun nomornya tidak aktif.
"Li, gwenchana?" tanya Tzuyu, sebenarnya aku risih dengannya yang selalu menempel padaku.
"kau tunggu disini, aku akan mencari Nini" aku hendak berdiri namun Tzuyu mencegahku
"Li calm down, kita tunggu saja disini sampai Jennie kembali" Tzuyu mencengkram pergelangan tanganku.
"ini bahkan sudah 1 jam sejak kepergiannya"
"kita tunggu 30 menit lagi. Jika Jennie tidak kembali kita langsung mencarinya"
aku mengangguk menyetujui usul Tzuyu. 30 menit terlewati namun hal yang terjadi tetap sama, Nini tidak kunjung menampakkan dirinya. Tanpa basa basi lagi aku bangkit dari duduk ku.
"Li kau mau kemana?" tanya Tzuyu
"aku akan mencari Nini"
"kita tunggu sebentar lagi ne"
"jika kau tidak ingin ikut, tetaplah disini aku akan mencarinya sendirian"
"Li-"
"shut up, aku mengkhawatirkannya bagaimana jika dia tersesat? Ponselnya tidak bisa ku hubungi" aku sudah tidak bisa mengkontrol emosiku.
Akhirnya aku dan Tzuyu pergi meninggalkan kedai mencari keberadaan Nini. Sebelumnya kami sudah bertanya pada salah satu pemilik kedai untuk menunjukkan dimana letak kamar mandi umum terdekat, dan si pemilik menujukan arah dimana kami sekarang berada. Aku mengecek setiap bilik yang ada dan aku tidak menemukan keberadaan Nini. Mungkin Nini tidak ke kemar mandi yang ini. Kami terus melakukan pencarian, mengelilingi night market.
"Lalisa, lihatlah" Tzuyu menunjuk seorang yeoja yang membelakangi kami, aku langsung menghampiring yeoja tersebut.
"kamjagiya" kaget yeoja itu saat aku meraih pergelangan tangannya.
"Lili? Tzuyu?" yeoja itu membalikkan badannya.
"unnie"
"wae?"
"Nini hilang"
"omo?" Jisoo unnie membelalakkan matanya, yeoja yang kami hampiri tadi adalah Jisoo unnie
"ada apa?" tanya Rose mendekat bersama Wendy unnie dan Joy unnie
"Nini menghilang" ulangku
"what? Yak Lalisa, jangan bercanda" Rose meraih dan mengguncang kedua bahuku.
aku pun menceritakan semua yang terjadi, mulai dari Nini yang pamit ke kamar mandi sendirian sampai ia tidak kembali setelah 1,5 jam. Dan pencarianku mengelilingi night market bersama Tzuyu, namun hasilnya tetap nihil.
Aku melihat Jisoo unnie menghela nafas kasar.
"Wendy tolong hubungi Irene dan beritahu kondisi saat ini, kita harus cepat cepat mencari Jennie ini sudah malam dan lagi Jennie sangat membenci keramian" Jisoo
aku menangis dalam dekapan Rose, aku sangat takut jika terjadi sesuatu pada Nini. Atau bahkan aku akan menyalahkan diriku sendiri atas apa yang terjadi pada Nini nantinya.
"Li, tenanglah. Kita cari Jennie sama sama" suara Jisoo unnie mencoba menenangkanku
tidak lama Irene unnie, Seulgi unnie dan Yeri datang.
Kami langsung berdiskusi dan memutuskan untuk mencari Nini berpencar. Setiap kelompok akan dibagi menjadi 2 orang, yang mana aku akan mencari bersama Seulgi unnie.
"jika salah satu diantara kita menemukan Jennie, langsung hubungi di grup, arraseo?" seletelah Irene unnie mengucapkan kalimat terakhir. Kami langsung membubarkan diri mencari Nini.
"Li, gwenchana?" tanya Seulgi unnie disampingku
"gwenchana unnie" jawabku mengusap air mata yang masih membasahi pipi.
"jangan khawatir kita pasti menemukan Jennie"
aku tersenyum kecil menaggapi perkataan Seulgi unnie.
Kurang lebih 20 menit setelah aku dan Seulgi unnie berjalan ke arah utara tiba tiba saja mataku menangkap bayangan yang tidak asing. Aku menghentikan langkahku membuat Seulgi unnie juga menghentikan langkahnya.
"Li ada apa?"
air mataku kembali menetes melihat adegan yang terlewat menyakitkan itu. Seseorang yang sedang aku cari, lebih tepatnya seseorang yang aku khawatirkan ternyata sedang berciuman di depan mataku sendiri. Aku merasakan dadaku sangat sesak, sakit yang entah datang dari mana membuatku sampai tak bisa bersuara. Air mataku jatuh semakin deras, aku berharap ini hanya sebuah mimpi. Ya Tuhan, bangunkan aku saat ini juga.
Normal POV
Seulgi menolehkan kepala mencari apa yang Lalisa lihat, begitu terkejutnya ia ketika matanya tidak sengaja melihat pasangan yang sedang berciuman di depan umum. Masalahnya pasangan itu adalah Jennie dengan seorang namja asing. Seulgi hendak meraih bahu Lalisa yang bergetar hebat, namun Lalisa lebih dahulu berlari meninggalkannya.
"Lalisa" teriak Seulgi.
Savage Girls
Seulgi telah membagikan lokasi terkini
~to be continued