Motor Mas David berhenti di pelataran sebuah restoran padang. Lagi-lagi restoran padang. Dia ini kan orang Makassar kenapa suka banget sama makanan orang Padang sih? Batinku. Aku hang di ajaknya hanya menurutinya dan terus mengikutinya dari belakang.
"Kenapa Mas?" Tanyaku padanya saat ia mendadak berhenti.
"Aku mau kamu itu kalau jalan di samping aku. Bukan di belakang gitu. Kayak orang enggak kenal aja." Ucapnya. Aku pun hanya nyengir.
Kami memilih tempat duduk. Kebetulan di sini tersedia meja untuk privat. Jadi ada sekat tersendiri untuk meja tersebut. Mas David membawaku ke meja itu. Sehingga suara riuh di luar sedikit tersamarkan.
Mas David memandangiku. Hal itu membuatku sedikit salah tingkah. Sebenarnya kenapa om-om satu ini. Dia bertingkah aneh kali ini.
"Mau ngomong apa sih Mas. Aku tuh ndak suka di pandangi kayak gitu." Ia tersenyum kecil. Hendak menjawab namun seorang pelayan menyela dengan membawa minuman.
"Terima kasih." Ucapku pada pelayan itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com