Mars menghembuskan nafas panjang saat mendengar sentakan dari istrinya, topik pembicaraan kali ini memang cukup serius,
Mars harus memilih buah hatinya atau istrinya.
"Sayang, dengerin aku." Mars menggenggam tangan Rora erat, meskipun mendapat penolakan dari sang empu. Namun Mars tak perduli, dia akan tetap berusaha untuk menenangkan istrinya.
"Kamu pikir di sini cuma kamu yang sedih? Kamu nggak mikir gimana perasaan aku? Aku juga hancur sayang, aku juga ngga mau kehilangan anak kita tapi aku lebih nggak mau kehilangan kamu."
Rora menatap tajam ke arah suaminya, bukankah itu artinya secara tidak langsung suaminya memang ingin dia menggugurkan kandungannya.
Tangan Rora berada di perutnya, seolah tengah melindungi bayinya dari suaminya sendiri. "Sampai kapan pun aku nggak akan gugurin mereka, mereka anak kandung kamu sendiri mas! Mereka anak kita. Bahkan mereka belum sempat lahir tapi kamu udah berniat jahat sama mereka!" Isak Rora.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com