Diva terbangun esok hari merasa tubuhnya remuk redam, dia mengusap perutnya pelan takut terjadi apa-apa dengan babynya.
Sungguh dia akan memukul Kenzo jika pria itu sudah sadar, rintihan lirih terdengar dari bibirnya. Bahkan untuk sekedar bangun pun Diva merasa kesulitan.
Dret!
Diva melihat ponselnya yang berdering, dia segera mengambilnya ternyata itu adalah panggilan dari mama mertuanya, ada sekitar 100 panggilan tak terjawab.
Diva segera mengangkatnya, mungkin Emeli bisa membantunya. Namun belum sempat dia mengangkat panggilan itu, tangan seseorang sudah lebih dulu memeluknya.
"Good morning, baby." Suara serak Kenzo menyapa gendang telinga Diva membuat wanita itu muak.
Kenzo mengecup pipinya singkat, dengan sekuat tenaga Diva menghempas tangan pria itu membuat Kenzo tersentak.
"Why?"
Mata Diva berkaca-kaca bahkan pria itu tidak sadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Tangan Diva terkepal kuat, tangannya melayang untuk menampar wajah Kenzo.
"Bajingan!" umpatnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com