Kini sudah hampir waktu matahari terbenam. Matahari terbenam di cakrawala seperti darah, dan angin laut masih begitu dingin. Saat ini di pantai ada dua orang yang berhadapan dengan seekor ular, lebih tepatnya hanya Su Wan yang tersadar dan itu adalah ular seukuran lengan Su Wan, kepalanya berbentuk segitiga sangat runcing, motif ditubuhnya begitu rumit dan sepasang pupil hijau yang dingin itu menatap Su Wan lekat-lekat.
Seolah-olah dalam sekejap, ular itu bisa menyerang dan menggigit tenggorokan Su Wan. Sebagai seorang wanita, Su Wan memiliki kepribadian yang tenang, sejak kecil hingga besar ia hanya takut pada hewan tak bertulang ini.
Melihat itu ular itu, mata Su Wan pun melebar dan muncul rasa pahit di tenggorokannya sehingga ia pun berpikir, 'Ya Tuhan! Bukankah ular adalah hewan berdarah dingin yang paling takut dengan cahaya api? Ini benar-benar tidak masuk akal!'
Telinganya mendengar suara bisikan dan itu adalah suara ular yang mendekat!
...
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com