Amel dan Bima adalah teman baik mereka mempunyai hubungan yang sangat dekat, mereka berdua selalu bersama, mereka bagaikan bunga yg berdaun jika bunga itu ada akan lebih indah jika ada daunnya bukan.
Amel dan Bima adalah harapan pertama dari masing-masing keluarganya Amel merupakan anak tunggal dalam keluarganya dan ia juga terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana ia selalu dituntut untuk mandiri, dan tidak manja dengan keluarganya. meskipun terkadang banyak teman-temannya mengira bahwa Amel adalah anak yang sangat manja, dan apa yang ia inginkan pasti akan diberikan namun Amel sendiri jika ia ingin ia akan berusaha untuk dirinya agar tidak merepotkan kedua orangtuanya hanya karna suatu keinginannya.
Amel memiliki sifat yang sopan, selalu menghormati orang lain yang bisa menghormatinya dan menghargainya, ia juga memiliki sifat yang keras kepala dan memiliki tekat bahwa apa yang dia inginkan untuk bisa dia dapatkan.
berbeda dengan Bima, Bima merupakan anak pertama dalam keluarganya dia mempunyai satu adik laki-laki yang bernama Wira, Bima dan Wira ini seperti anak kembar tetapi mereka berbeda umur mereka juga selalu bersama dan memiliki hobi yang sama. Bima adalah seseorang yang memiliki sifat keras kepala, Bima sulit untuk diajak bicara dengan suara nada tinggi karna itu akan membuatnya marah, dia selalu berfikir bahwa orang disekitarnya hanya memikirkan apa yang mereka inginkan saja, sebelum ia meranjak menjadi anak yang tumbuh besar ia sangat dimanjakan dengan orang tuanya apapun yang ia inginkan pasti akan di usahakan oleh orang tuanya dan itu membuatnya menjadi anak yang keras kepala dan membuatnya berfikir "bahwa segalanya bisa dibeli dengan uang orang tuanya" karna Bima sendiri berasal dari keluarga yang mampu.
Amel dan Bima sendiri bersahabat sejak lama bahkan mereka saling melengkapi satu sama lain, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, canda tawa bersama, suka duka bersama....
hingga persahabatan itu sendiri menimbulkan sebuah rasa dari keduanya Amel dan Bima mempunyai sebuah rasa yang sama. Selama Amel bersama Bima, Amel merasakan kenyamanan kasih sayang seorang kakak, perhatian seorang kakak, dan dijaga sebaik mungkin oleh seorang kakak.
Dibalik sifat keras kepala Bima, Bima adalah seorang laki-laki yang sangat bertanggung jawab, dia adalah laki-laki yang sangat baik, dan ia juga laki-laki yang sangat penyayang yang akan selalu melindungi orang-orang yang ia sayangi dari segala hal buruk apapun.
(tanya Amel dalam hatinya) ya tuhan siapakah yang akan mendampingi hidup sahabatku yang baik ini??(senyum manis terlihat dari raut wajah Amel menatap Bima)
Bima ingin bertanya kepada Amel.....
Bima akan pergi untuk melanjutkan pendidikan mel, apakah kamu bisa menjaga dirimu dengan baik disini Mel??(tanya Bima lirih menatap Amel), amel hanya terdiam dengan mata yg basah menatap Bima lalu ia tersenyum dan menjawab "Bima, aku akan selalu mendoakanmu, menunggumu sampai kau pulang menemui diriku kembali. Aku tidak akan menghalangi tujuanmu untuk masa depanmu, pergilah gapai keinginanmu, wujudkan cita-citamu, bahagiakan orang tuamu, dan jangan hiraukan aku disini aku akan baik-baik saja".
Bima sepintas menjawab, Mel aku tau apa yang kamu rasakan sekarang aku tau kamu bohong dan akupun tau berat buat kamu Nerima bahwa aku akan jauh darimu...
(Amel mengusap air mata yang ingin membasahi pipinya dan berkata) "sdhlah Bim fokuslah pada tujuanmu aku akan baik-baik saja percayalah....
beberapa bulan kemudian, Amel merasakan ada yang berbeda dari sahabatnya.
Amel berfikir kenapa Bima sangat berbeda akhir-akhir ini kepadanya hingga ia menjauhiku seakan ia tidak merasakan kenyamanan saat bersamaku seperti biasanya??
aku memberanikan diri untuk bertanya kepada Bima saat kami bersama.
Bim, apa aku boleh bertanya sedikit kepadamu??(tanyaku padanya)
tentu saja boleh mel, kamu mau menanyakan apa kepadaku??jawab Bima dengan bingung.
kenapa akhir-akhir ini kamu kelihatan sibuk dengan teman-teman barumu dan mengabaikan diriku?? maaf jika aku lancang bertanya kepadamu aku tau aku tidak berhak mengaturmu dengan siapa kamu bermain dan apalah urusanku mengenai hal itu. karna, tidak biasanya dan baru kali ini kamu melupakan dan mengabaikan aku hanya karna teman-temanmu.
dengan sepintas ia menjawab pertanyaan ku mengenai hal itu ia menjawab apalah urusanmu mengenai hal itu Mel??
tak apa Bim, aku hanya bertanya tetapi jika pertanyaanku membuat dirimu merasa terganggu atau tidak nyaman aku mintak maaf kepadamu, jawab Amel.
semakin lama Amel merasakan bahwa ada yang Bima sembunyikan darinya dan semakin lama pula Bima menjadi anak yang sangat lebih keras kepala dan hanya memikirkan kepentingannya saja.
hingga pada akhirnya Amel mendatangi rumahnya untuk mengambil seragam yang tertinggal dirumah Bima, sesampai Amel dirumah Bima, Amel bertanya...
amel (mengucap salam lalu bertanya)
yah..., adakah kakak Bima dirumah??tanya Amel dengan suara lirih dan lemah lembut,
ayah pun menjawab ada Mel kakak baru saja pulang masuk saja ada ibu didalam.
disaat Amel masuk Amel bertemu dengan Bima, Amel bertanya...
Bim aku kemari untuk mengambil seragamku yang tertinggal kemarin tanyaku padanya, tak ada respon apapun dari Bima ia bahkan tidak melihatku sama sekali ia langsung mengambil seragamku lalu memberikannya kepadaku sepintas lalu meninggalkanku yang berdiri di luar kamarnya.
Mel lihatlah ibu sedang terbaring sakit diruang tengah, ucap ayah kepada Amel. Amel menjawab ibu kenapa yah?? dengan raut wajah panik lalu bergegas cepat menemui ibu...
Bu..., ibu kenapa bisa sakit begini Bu?? tanya Amel dengan gemetar dan mata yang berkaca-kaca dengan memegang tangan ibu.
ibu tak apa nak ibuk baik-baik saja ibu hanya kelelahan saja hingga akhirnya demam begini kamu nggak perlu khawatir ya sayang ibu hanya kurang istirahat, jawab ibu Bima kepada Amel yang sangat cemas.
Bu... disini ada Amel yang selalu ada untuk ibu jika ibu butuh bantuan ibu hanya perlu kabari Amel saja Bu.. Amel siap membantu apapun, Amel tidak suka melihat ibu berbaring lemah seperti ini Bu, Amel mohon dengan sangat jaga kesehatan ibu dengan baik jangan terlalu memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu sendiri ya Bu, jawab Amel dengan penuh kekhawatiran.
iya nak, ibuk baik-baik saja, jawab ibu dengan lemah lembut. yasudah kalau begitu Bu, Amel pergi dulu karna ada urusan yang harus Amel kerjakan Bu, ibu lekas membaik ya Bu nanti jika Amel sudah menyelesaikan semua tugas Amel, Amel kemari lagi untuk menjaga ibu ya Bu(ucap salam Amel dan sungkem kepada ibu dan ayah lalu pulang).
beberapa jam setelah Amel meninggalkan rumah Bima dan menyelesaikan pekerjaan yang ia selesaikan ia pergi untuk membeli sesuatu, dan kemudian kembali ke rumah Bima.
Amel mengucap salam, tak lama ayah menjawab dan membukakan pintu rumah.
mari masuk mel, ucap ayah kepada Amel dengan penuh kasih sayang. Amel pun masuk dan menemui ibu, Bu.. Amel membawakan soto buat ibu, ibu makan ya biar lekas membaik Amel gak bisa terus-terusan melihat ibu seperti ini Bu setelah makan ibuk minum obat lalu istirahat ya Bu, bicara Amel dengan hangat dan penuh kasih sayang kepada ibu Bima. yaampun Mel kenapa repot-repot, jawab ibu Bima...
tak apa Bu, ayo dimakan Bu... Amel udah siapkan (senyum Amel kepada ibu dengan penuh kasih sayang), baiklah Mel ibu akan makan terimakasih karena Amel sudah sangat menyayangi ibu dengan baik, mau menjaga dan merawat ibu dengan penuh kasih sayang yang sangat tulus, ucap ibu kepada Amel dengan senyuman.
Bu, Amel ngak pernah bedain ibu itu ibu kandung Amel/bukan karna Menurut Amel seorang ibu itu tetap sama Bu, ibu sudah seperti ibu Amel dirumah ngak ada beda apapun bu, ucap Amel lirih pelan melihat ibu.
setelah ibu selesai makan dan minum obat ibu bertanya kepada Amel, Mel apakah kakak Bima pernah menceritakan sesuatu kepada dirimu nak?? tanya ibu kepada Amel.
tidak Bu.. kakak akhir-akhir ini tidak bercerita apapun bahkan persahabatan kami semakin menjauh Bu, kakak Bima mulai menghindari Amel akhir-akhir ini sikap dan cara berbicara kepada amel pun kini sudah berbeda Bu...
(jawab Amel dengan pelan)
nak, kakak Bima baru pulang ke rumah pagi ini selama dua hari ia meninggalkan rumah karna ia marah kepada ibu hanya karna ibu tidak memperbolehkan ia bermain dengan teman-temannya yang tidak benar, ibu takut masa depannya rusak karena salah dalam bergaul dan salah memilih teman bahkan akhir-akhir ini ia sudah tidak lagi mendengarkan perkataan ibu, larangan ibu, bahkan ia berani membantah ibu nak.
(bicara ibu kepada Amel dengan sangat bingung harus bagaimana)
yaampun Bu.... apa benar dugaan Amel selama ini jika kakak Bima salah dalam memilih teman, akhir-akhir ini kakak selalu berbohong kepada Amel dan sikapnya juga berbeda kepada Amel Bu...
(jawabku yang tak menyangka bahwa aku telah gagal menuntun sahabatku)
iya Mel, kakak Bima sudah jauh sekali berubah karna bergabung dengan teman yang salah bahkan ia tak mau lagi untuk melanjutkan pendidikannya yang dulu pernah ia bicarakan kepadamu nak...
(jawab ibu kembali dengan perasaan seorang ibu yang penuh harap kepada anaknya)
Bu... ibu jangan memikirkan ini dulu ya Bu nanti kita bicarakan ini pelan-pelan kepada kakak semoga ia masih mau mendengarkan ya Bu...
jawabku dengan lirih...
beberapa hari kemudian Bima marah kepada Amel, entah apa yang membuatnya Semarah itu kepada Amel ia sangat membenci Amel dihari itu ia berkata bahwa ia tak ingin lagi berteman dan mengenal Amel. Teman yang telah menemaninya selama ini, yang menerima suka duka bersamanya, yang menemani didalam situasi apapun, teman yang selalu sabar menghadapi sikap dan sifatnya selama ini ia lebih memilih teman barunya dan meninggalkan sahabatnya sendiri.
Dalam perlakuan Bima kepada amel memang sudah benar-benar kelewatan, ia berbicara dengan kasar, dan ia menuding sesuatu yang bahkan Amel tidak lakukan, tetapi Amel menerima semua itu dengan baik. karena, Amel tau bahwa Bima sekarang ini berada dalam kendali seseorang yang membuatnya jauh dari keluarga dan sahabatnya.
Amel sama sekali tidak marah apalagi memiliki dendam kepada Bima, Amel hanya bisa berdoa kepada Tuhan bahwa Bima sebenarnya anak yang baik, Amel menjadi saksi bahwa ia adalah anak yang baik tuhan kembalikan Bima kepada Amel dan keluarganya tuhan kami hanya ingin yang terbaik untuk Bima kami mengarahkan Bima dalam kebaikan dan dalam jalan yang benar maka jauhkan ia dari pengaruh buruk teman-teman yang tidak baik tuhan.
jaga sahabatmu, arahkan dan genggam erat tangannya dalam jalan kebenaran jangan sampai ia meninggalkan dirimu hanya karna jalan yang salah namun terlihat indah.
sahabat yang baik tidak akan meninggalkan sahabatnya disaat ia tersesat tetapi sahabat yang baik adalah ia yang mampu mengeluarkan sahabatnya dari sebuah kesesatan tersebut.