webnovel

Chapter 3

"Dia dingin, tapi hangat. Dia kasar, tapi lembut. Dia.. Susah diterka."

Alysa Alexandra.

**

Waktu sudah menunjukan pukul 20.00 WIB dan Alysa masih bersama dengan Dirgan. Makanan yang mereka santap sudah habis namun satu pun dari mereka tidak ada yang bertanya kapan pulang.

"Ka Dirgan!"

"Lo duluan aja, gue ada urusan lain. Motor lo masih didepan pagelaran, dan lo bisa kesana sendiri kan ?" Tutur Dirgan.

Gadis itu belum mengatakan bahwa ia akan bertanya kapan pulang tapi lagi lagi lelaki itu sudah menjawab pertanyaan yang belum terlontarkan.

"I-Iya kak, makasih untuk hari ini. Aku pamit duluan." Balas Alysa kaku.

Alysa langsung pergi menuju kedepan pagelaran untuk mengambil motornya. Sebenarnya gadis itu takut berjalan sendirian dimalam hari, namun ia juga terlalu segan meminta bantuan Dirgan. Ia terus berjalan dengan sedikit cepat agar segera mengambil motornya dan pulang.

Namun pada saat gadis itu sampai didepan pagelaran, ternyata gerbang depan sudah dikunci dan terlihat tidak ada penjaga disana. Seluruh pekerja mungkin sudah pulang.

Alysa :

Kak pagelaran udah dikunci, motor aku masih didalem.

Tidak ada respon dari pesan yang gadis itu kirim terpaksa dirinya memesan ojeg online untuk pulang karena jika harus menunggu balasan dari Dirgan mungkin akan semakin larut dan tidak mungkin juga ia akan berjalan sampai rumah.

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk gadis itu sampai dirumahnya, namun tidak disangka didepan rumahnya sudah ada Raka yang kelihatan sudah menunggu. Tapi tidak tahu untuk apa dia datang, karena tidak ada obrolan bahwa lelaki itu akan ke rumah.

"Sa, lo kemana aja?" Tanya Raka khawatir.

"Aku tadi ada urusan sama kak Dirgan."

" Terus dia mana? Gak nganterin lo pulang?" Tanya Raka.

"Ka Dirgan masih ada urusan lagi kak, motor aku kekunci di pagelaran jadi aku naik ojeg online buat pulang. Oh iya, ka Raka sendiri ngapain kesini?" Jawab Alysa bertanya.

"Euum gajadi Sa, lo istirahat aja. Gue pulang ya." Jawab Raka.

24 September 2020

Hari telah berganti, sinar matahari menemani pagi gadis cantik itu. Ia berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki selagi motornya masih berada di pagelaran mungkin sekitar 10 menit ia sampai ke sekolahnya.

Hari ini pun hari yang ia tunggu, iya hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun. Dengan gembira ia sambut hari kelahirannya itu, ucapan demi ucapan selamat mengisi pesan whatsapp di hp-nya.

Kini ia sekarang sudah berada di koridor sekolah, ia terus berjalan sembari melemparkan senyum yang sangat manis. Namun, Karin sahabat Alysa tiba tiba mengagetkan gadis itu.

"Sa, Raka Sa Raka!" Ucap Karin dengan nada penuh kekhawatiran.

"Ada apa Rin? Raka kenapa?" Balas gadis itu dengan nada khawatir juga.

"Lo ikut gue sekarang!"

Tanpa basa basi lagi Karin langsung membawa gadis itu pergi kebelakang sekolah. Alysa terkejut ketika ia melihat Raka dan Dirgan bertengkar didepan matanya. Tidak berpikir lama lagi gadis itu langsung memberhentikan pertengkaran itu.

"Ka Raka, Ka Dirgan!" Panggil Alysa.

Gadis itu menghampiri dua lelaki yang kini sedang terdiam di depannya. "Kalian ngapain?" Tidak ada satu pun dari mereka yang menjawab pertanyaanya.

"Aku tanya sekali lagi sama kalian berdua, kalian lagi ngapain tadi? Apa yang bikin kalian berantem kaya gitu!"

Kini Dirgan buka suara. "Tanya sama cowok lo!" Dirgan langsung pergi meninggalkan Alysa, Karin dan Raka.

"Ka Raka, ini ada apa?" Tanya gadis itu lagi.

"Maaf Sa, gue cuma kesel aja sama Dirgan yang ga bertanggung jawab sama lo kemarin." Jawab Raka menunduk malu.

"Aku gapapa kak, dan gak harus berantem. Aku gak nyangka aja kaka bisa berantem sama kak dirgan karna hal itu." Sahut Alysa menenangkan Raka.

"Sorry Sa.." Lirih Raka.

"Rin, gue minta tolong bersihin luka ka Raka terus obatin juga, gue mau ketemu Ka Dirgan dulu." Pinta Alysa disanggupi Karin.

Alysa langsung meninggalkan Raka dan Karin dan langsung mencari keberadaan Dirgan. Ternyata lelaki itu sedang berada diruang kelasnya di kelas 12 IPS 1.

"Ka Dirgan!"

Mengetahui keberadaan gadis itu didepan kelasnya, lelaki itu langsung menghampiri Alysa.

"Kenapa?"

"Maaf atas kak Raka." Ujar Alysa dengan nada biasa.

"Oke."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Dirgan, tidak ada kata selanjutnya lelaki itu langsung membalikan badan untuk memasuki ruang kelasnya lagi. Namun gadis itu memanggil lelaki itu Kembali yang membuat lelaki itu tidak jadi masuk ke kelasnya.

"Ka Dirgan, sebentar."

"Apa?"

"Semalem…..Emm gak jadi kak." Gadis itu tidak melanjutkan ucapannya, ia langsung pergi meninggalkan kelas Dirgan.

"Motor lo udah diparkiran." Langkah gadis itu terhenti.

"Gue dorong motor lo sampe sekolah, gue juga malem ngikutin lo karena gue baru inget kalau pagelaran pasti udah dikunci. Gue juga liat Raka ada dirumah lo. Dan gue, gak lepas tanggung jawab. Lo boleh cek motor lo ada diparkiran atau enggak. Lo gak perlu tahu gimana caranya gue bawa motor lo ke sekolah." Gadis itu membalikan badannya ke hadapan Dirgan.

"Dan satu lagi, HP gue mati semalem." Setelah lelaki itu menjelaskan apa yang terjadi, ia langsung masuk ke kelasnya.

Di sisi lain, ada orang orang yang menyebarkan gosip kurang sedap adanya cinta segitiga antara Alysa, Raka dan Dirgan. Disepanjang hari ini gadis itu sekolah, hampir seluruh siswa kelas 12 menatapnya seperti ujaran kebencian. Bahkan terdengar di telinga Alysa tidak sedikit yang mencibir dirinya.

"Liat tuh cewek yang bikin Raka jadi badas." Bisik salah satu siswi.

"Padahal dari dulu Raka gak pernah tuh berantem sama orang, mana sampe nonjok."

"Oh cewek itu yang direbutin Dirgan sama Raka?"

"Itukan yang selalu juara umum, ternyata bukan pinter belajar aja tapi dia juga pinter ngadu domba orang."

Hati gadis itu sangat sakit mendengar cibiran dan hinaan yang terlontarkan dari mulut mereka, tapi kali ini ia bisa apa bahwa jelas jelas mereka berantem memang perihal dirinya.

Ka Raka :

Sa gue mau ngomong, gue tunggu di café deket rumah lo ya jam 7 malem.

Pesan dari Raka diabaikan gadis itu, ia masih merasa tidak enak atas kejadian tadi pagi di sekolah. Padahal selama ini Alysa belum pernah terlibat konflik apapun di sekolah, namun saat berita ini tersebar nama Alysa menjadi sangat buruk dipandangan kebanyakan siswa.

Perasaan malu, marah, kecewa masih berkecimuk di hatinya, apalagi hari ini tepat hari ulang tahunnya. Yang diharapkan hari ini akan berjalan indah nyatanya sebaliknya.

Sekarang gadis itu berada di Curug Parigi, daerah Bekasi, jarak yang ia tempuh sekitar satu jam lebih. Baginya tempat untuk menenangkan pikiran adalah melihat air, ia sering pergi ke Curug ketika ada masalah yang menimpanya dikala gadis itu sudah tidak bisa mengakalinya.

"Aku selalu berharap bisa menjadi air yang selalu tenang, tapi aku juga lupa kalo air bisa jadi bahaya kalo kita gak bisa mengontrolnya." Gumamnya.

Sudah sekitar 2 jam ia berada di sana, berdiam diri meratapi air, tidak ada aksi terkecuali memainkan air dengan tangan kecilnya.

Human Haven't Heart :

Pulang.

Gadis itu kebingungan ketika ada pesan seperti itu dari Dirgan, dimana ia? Mengapa ia bisa tahu bahwa Alysa belum pulang. Lagi lagi lelaki itu membuat Alysa penasaran.

Sikap lelaki itu sebentar dingin, sebentar hangat. Kadang menyebalkan kadang juga perhatian. Awal awal bertemu ia sangat badas tapi sekarang mengapa sikapnya seolah olah bisa saja berubah 180 derajat dalam waktu tertentu.

Dering telpon menyadarkan gadis itu dari pikiran kacaunya. Ternyata itu adalah Karin,sahabatnya. Ia meyuruh gadis itu untuk menemui Raka, sebenarnya Alysa masih malas membahas apapun sekarang, namun jika masalah nya terus tertunda, bagaimana ia akan menjalani Event selanjutnya? Jika ia dan Raka saja sedang tidak dalam hubungan yang baik.

Memang benar harusnya professional, tetapi kadang hati tidak dapat dikontrol maunya seperti apa.

"Huh.. Jadi gini ya rasanya banyak masalah? Padahal masalahnya gak banyak, tapi rasanya beban banget." Keluh Alysa.