"Ma ... kenapa pakai baju warna putih? Kan, semalam kita sepakat pakai baju warna hitam!"
"Maaf ya, Lin! Papa bilang ingin pakai baju putih. Jadi, Mama mengikuti keinginan Papa," ujar wanita kesayanganku itu sedikit lesu.
Dahiku berkerut melihat gelagat aneh mama. Beliau terlihat tidak bersemangat hari ini. Padahal rencana liburan ini adalah saat yang kami sekeluarga tunggu-tunggu, tiap Minggu.
"Oh! Ya, udah Alin ganti baju juga deh," ucapku langsung berbalik, beranjak dari kamar mama.
"Eh, gak usah, kamu sama Alisha pakai baju hitam aja. Gak usah ikuti Mama sama Papa," tegasnya kemudian meninggalkanku yang terpaku disana.
'Mama kok keliatan aneh?' aku membatin.
"Alina ...!" Suara papa membuyarkan lamunan. Aku bergegas menghampiri beliau di depan.
"Iya, Pa! Kenapa?"
"Loh, kalian belum siap? Cepetan! Ini waktunya udah mepet loh," desak papa dengan wajah ditekuk. Kedua netranya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, lalu memutar bola mata, malas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com