"Kamu tidak mengerti." Aku menjilat garpuku sampai bersih. "Lihat, Dunn kelihatan bingung. Dia menciumku di tempat parkir tadi malam saat makan malam yang...."
"Oh ho." Mata Carter berbinar. "Itu cara yang aneh untuk mengobati asmanya, Dr. Wright. Kurasa mereka melakukan lebih banyak hal secara langsung saat berada di Bandung, hmm?"
"Diam," kataku lagi padanya. "Intinya, setelah ciuman itu, Dunn menjadi panik tentang seksualitasnya. Aku ingin bicara saat itu, tapi dia tidak mau. Sebaliknya, dia kembali ke dalam untuk menyelesaikan kencannya dengan Jenn." Dan Aku sama sekali tidak menyadari betapa sakitnya hal itu sampai Aku mengatakannya dengan keras. Aku memotong kue menjadi bentuk remah-remah. "Mereka memesan tater tots, Carter. Dengan sengaja."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com