"Apa sih susahnya ngaku kalau lo itu hamil sama Julian?" tanya Aila.
"Coba lo yang rasain," kata Julian yang kini nada bicaranya juga sudah meninggi. Dia sudah terpancing emosi dengan kelakuan Aila.
"Gue? Kalo gue ada di posisi Lea, sudah pasti gue bakalan tanggung jawab dengan cara yang lebih masuk akal dan minim risiko." Suara Aila tidak kalah meninggi.
"Oh ya? Kalau gitu, coba sekarang, telepon nyokap lo dan bilang kalo lo itu hamil. Berani nggak?" tantanf Julian. Dia sudah tidak mau mengalah lagi dengan Aila, kesabarannya sudah habis. Tekanan untuk dirinya terasa semakin menghimpit dirinya dan Julian ingin memberontak.
Aila nampak terkejut dengan tantangannya yang diberikan oleh Julian. Mana mungkin dia berani melakukan hal itu pada mamanya. Menjelaskan dia mempunyai ikatan pacaran dengan Raden saja Aila susah meminta persetujuan dari mamanya. Apa lagi kalau sampai Aila mengakui kalau dirinya hamil, itu pasti akan menyakiti mamanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com