webnovel

Kecemasan

"Aku tidak akan menyakitimu, kau tenang saja," ucap Adrian berusaha memberitahu Farah.

"Bohong, aku tak percaya padamu," ucap Farah. Ia masih tak mempercayai ucapan Adrian padanya sungguh ia merasa takut, sangat-sangat takut pada Adrian.

"Aku ini suamimu bagaimana mungkin aku menyakiti istriku sendiri." Adrian berusaha untuk meyakinkan Farah bahwa dirinya tak akan menyakitinya lagi.

Farah diam saja tak menjawab ucapan Adrian, ia masih trauma akan perlakuannya kemarin.

Adrian menghela nafasnya, ia sungguh tak tahu cara meyakinkan wanita, ia bingung harus berbuat apa lagi agar wanita itu percaya.

"Aku menyelidiki kasus kematian Vania, karena ada yang berkata padaku jika kau bukan pelaku sebenarnya, dan Joe menemukan sedikit celah mengenai kasus yang sempat ditutup itu," ucap Adrian akhirnya memberitahukan kepada Farah apa yang ia bicarakan dengan Joe.

Farah sedikit menyingkap selimutnya, menampakkan kedua matanya, dia melihat ke arah Adrian berusaha melihat kejujuran dimatanya.

Farah pun akhirnya memberanikan diri untuk duduk dan mulai berbicara pada Adrian. lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah Farah.

"Percayalah, aku tak akan menyakitimu lagi," ucap Adrian memberanikan diri memeluk Farah.

Farah hanya diam saja mendapat perlakuan seperti itu dari Adrian, ini pertama kalinya Adrian bersikap lembut padanya saat menyentuh dirinya.

Farah merasa tenang saat berada di dalam dekapan Adrian, entah kenapa Adrian bersikap seperti itu pada Farah.

Saat Farah merasa ketakutan ia seperti tak tega melihatnya dan langsung ingin memeluk wanita itu dan mencoba untuk menenangkannya.

Farah pun akhirnya tertidur dalam dekapan Adrian, Adrian dengan lembut menidurkannya ke tempat tidur.

Ia lantas menyelimutinya, dan ikut berbaring di samping Farah, tidur dengan posisi miring sambil menatap wajah Farah yang terlelap.

Adrian menatap wajah teduh itu, ada rasa yang tak biasa timbul didalam hatinya, entah dia pun tak tahu apa.

"Kau milikku, dan akan selau jadi milikku," gumam Adrian sambil menatap wajah Farah yang tertidur, ia pun menutup matanya dan mulai terlelap.

Lain sisi kedua orang tua nya sedang memikirkan cara agar Adrian tak tahu kejahatan mereka selama ini namun sayangnya Adrian telah menemukan celah dan mulai mencurigai Ayahnya.

"Bagaimana bisa kau seceroboh ini, jangan sampai rekaman itu diketahui oleh anakku, dia bisa menduga jika itu aku," geram Surya ia terlihat begitu marah saat anak buahnya memberitahukan kabar buruk kepadanya.

Ia langsung menghampiri Aida istrinya, dan memintanya untuk mengunjungi anaknya itu, mencari tahu informasi tentang kasus yang sedang ia tangani.

Surya tak mau anaknya curiga padanya, jika ia yang bertanya langsung pada Adrian. Jadi dia meminta istrinya melakukan itu.

Aida pun berniat untuk datang menemui anaknya mengantar makanan untuknya di kantor.

Pagi hari pun tiba, Aida sedang berada di dapur untuk membuatkan makanan kesukaan anaknya Adrian.

Ia memasak semua yang disukai oleh anaknya, dan ingin segera mengantarkannya ke kantor.

Setelah selesai memasak wanita paruh baya itu segera membersihkan dirinya, lalu bersiap ke kantor Adrian dengan di antar oleh supir.

Selang satu jam kemudian, Aida pun sudah berada di lobby kantor Adrian. Ia langsung naik ke atas melalui lift khusus untuk para petinggi kantor.

Saat ia sudah berada didalam, banyak orang yang membungkukkan badannya memberi hormat kepadanya, karena ia adalah ibu dari bos mereka.

Aida tersenyum ramah kepada para pegawai yang ada di sana, ia pun masuk ke dalam lift dan langsung menemui anaknya.

Setelah sampai di ruangan anaknya, ia langsung saja masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Pagi sayang," ucapnya sambil melangkahkan kaki mendekati anaknya.

Adrian yang yang mendengar suara tak asing itu lalu mendongakkan kepalanya, ia melihat ibunya tersenyum manis padanya.

Adrian menghentikan sejenak kegiatannya di depan laptop, lalu tersenyum kearah ibunya.

"Pagi Ma, untuk apa datang sepagi ini ke kantor?" ucap Adrian bertanya kepada ibunya.

"Apakah mama tidak boleh ke kantor sayang, kenapa kau bertanya seperti itu?" ucap Aida sedikit merajuk pada anaknya.

Adrian langsung berdiri lalu memeluk mamanya, "Bukan begitu mah, Adrian cuma bertanya."

Adrian langsung membawa ibunya untuk duduk di sofa, mereka duduk bersama Aida lalu mengeluarkan bekal yang ia bawa untuk anaknya.

"Hari ini Mama kangen sekali padamu, Mama ingin sarapan bersamamu. Mama sudah menyiapkan masakan kesukaanmu dari pagi-pagi sekali, bisakah kita sarapan bersama?" tanya Aida dengan nada yang memelas.

Adrian mengerutkan keningnya, sebenarnya ia sudah menduga bahwa ibunya akan datang kepadanya, dan berusaha untuk mencari informasi ini. pasti papanya yang meminta mamanya untuk datang menemui Adrian.

Adrian lalu menerima tawaran ibunya, ia tak bisa menolak sedikitpun permintaan dari Aida, mereka makan bersama-sama. Walaupun sebelumnya Adrian sudah sarapan bersama dengan Farah rumah.

Setelah selesai makan Aida mulai menanyai Adrian, ia mulai menyelidiki Adrian tentang perkembangan kasus Vania.

Adrian tersenyum miring mendengar pertanyaan dari mamanya itu, tapi ia tetap saja menjawabnya, Adrian memberitahukan, bahwa dia belum menemukan jejak apapun tentang kasus Vania yang seolah-olah buntu.

Saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Adrian, Aida sedikit tersenyum lega. Ia mengira bahwa Adrian tidak menemukan jejak apapun dari kasus itu.

"Bersabarlah sayang, suatu saat nanti kau pasti menemukan jejak, namun apakah semua itu masi perlu dilakukan? Karena dirimu sudah menikahi orang lain sebagai pengganti Vania," ucap Aida kepada anaknya

"Aku harus tahu Mam, justru karena aku telah menikahi orang lain sebagai pengganti Vania. Aku ingin tahu kasus itu, agar aku bisa memulai hidupku dengan tenang bersamanya," jawab Andrian ia tersenyum ke arah Aida.

Aida pun tidak mempertanyakan lebih jauh lagi tentang kasus itu, yang terpenting ia sudah menemukan jawaban bahwa anaknya tidak menemukan jejak apapun.

Dia mengalihkan pembicaraan itu untuk membahas istri Adrian, agar anaknya tidak mencurigainya

"Kapan kau akan memperkenalkan wanita itu kepada kami? bukankah sudah cukup lama kalian menikah, ah sudah lebih dari 3 bulan?" tanya Aida pada Adrian. ia cukup penasaran pada wanita yang anaknya nikahi itu karena sampai detik ini Adrian belum memperkenalkan Farah kepada mereka.

"Maafkan aku Ma, untuk saat ini aku belum bisa memperkenalkan dia padamu, tapi aku berjanji suatu saat nanti aku akan membawanya kepada kalian, dan memperkenalkan menantu kalian itu," ungkap Andrian dengan entengnya.

Ia memang belum mau memperkenalkan Farah pada kedua orang tuanya, Adrian berniat untuk menyelesaikan kasus Vania terlebih dahulu memastikan jika Farah tidak terlibat didalamnya.

Setelah itu ia akan membuat Farah menjadi pengganti dari Vania, membuat Farah jatuh cinta kepadanya. Baru ia akan memperkenalkan Farah kepada kedua orangtuanya.