Jika biasanya orang akan memilih untuk mempertanyakan atau memberi kejelasan dari kesalahpahaman. Aku justru sebaliknya, merasa lelah dengan drama aku menanyai keinginannya. Wajahnya beku. Kemarahan nya makin tersulut. Aku belum pernah melihat Grigorri semarah ini. Dia bukan tipikal pria yang bertindak dengan hati. Biasanya dia bisa membaca situasi dengan kepala dingin. Namun malam ini dia seolah dirasuki sesuatu.
"Bukannya memberiku kejelasan, kau justru menanyakan apa mauku ? Bagaimana bisa hatimu sekeras batu ?"
Dia berteriak. Kalap. Sebelah tangannya dia gunakan melemparkan vas bunga beling, membiarkan benda tak bersalah itu berubah menjadi puing. Sementara aku yang dia maki tak bergeming. Masih pula berdiri dalam posisi yang sama.
"Apa dengan penjelasanku akan bisa memuaskanmu ? Apa kau bisa menjamin kau akan percaya pada apa yang aku katakan ?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com