Rendy terlihat tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu. “Ian,” ucap Rendy dengan ragu. “Lu mo bikin Febi jadi umpan? lu yakin Febi gak akan celaka?” tanyanya membuat Ian terdiam. Berdasarkan pengalaman Rendy selama ini, rencana-rencana yang dibuat oleh Ian selalu berbahaya dan nyaris mencelakai orang. Ian menoleh dan memandang wajah Febi. Pria itu terpana menatap mata gadis itu. “Aku pastiin Febi gak akan celaka,” ucapnya lembut. Wajah gadis itu merona merah mendengarnya. Rendy terus menatap Ian yang sedang memandang wajah Febi. Lalu Rendy mengernyitkan kedua alisnya. Sekali lagi wajah Rendy terlihat tidak senang dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Tidak butuh waktu lama, dua hari kemudian si penelpon gelap beraksi kembali.
“Sebaiknya kamu tidak pacaran dengan orang itu.” “Kamu tidak pantas jalan dengan dia.” Suara berat itu berusaha untuk menekan Febi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com