webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
41 Chs

Semester Empat: Tersangka Obsesif

Rendy terlihat tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu. “Ian,” ucap Rendy dengan ragu. “Lu mo bikin Febi jadi umpan? lu yakin Febi gak akan celaka?” tanyanya membuat Ian terdiam. Berdasarkan pengalaman Rendy selama ini, rencana-rencana yang dibuat oleh Ian selalu berbahaya dan nyaris mencelakai orang. Ian menoleh dan memandang wajah Febi. Pria itu terpana menatap mata gadis itu. “Aku pastiin Febi gak akan celaka,” ucapnya lembut. Wajah gadis itu merona merah mendengarnya. Rendy terus menatap Ian yang sedang memandang wajah Febi. Lalu Rendy mengernyitkan kedua alisnya. Sekali lagi wajah Rendy terlihat tidak senang dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Tidak butuh waktu lama, dua hari kemudian si penelpon gelap beraksi kembali.

“Sebaiknya kamu tidak pacaran dengan orang itu.” “Kamu tidak pantas jalan dengan dia.” Suara berat itu berusaha untuk menekan Febi.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com