Panas terasa membakar rongga dadanya mendengar cerita itu, namun La Mudu alias Pendekar Tapak Dewa berusaha tetap bersikap wajar, dan lanjut bertanya, “Jadi semua nyawa tak ada yang tersisa, ya Dewa?”
“Ternyata ada satu nyawa yang tersisa,” jawab Bumi Osu. “Dia seorang bayi perempuan. Saya sendiri yang mengangkat dan membawa bayi mungil itu, lalu bayi itu disukai oleh Paduka Sandaka Dana karena wajahnya sangat elok. Kebetulan Paduka saat itu baru berduka karena bayi perempuannya meninggal. Jadi dengan kehadiran bayi itu dapat mengobati perasaan dukannya. Bayi itu yang sekarang adalah Putri Mantika. Tuan Putri sangat disayang oleh Paduka.”Ia terdiam sesaat, sebelum melanjutkan, “Sebenarnya Tuan Putri punya saudara kembar dampit. Tapi sayang, saat itu bayi yang laki-laki sudah tak bergerak, mati. Ia tergolek di samping mayat ibunya yang sebelah, diapit oleh mayat ayahnya.”
Itu aku, ucap La Mudu dalam hati. “Hm, kira-kira mereka anaknya siapa, Dewa?”
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com