"Kami terima perintah …" jawab para pendekar yang ada di sana secara serempak.
Di antara yang menjawab, ada lima orang yang hanya diam saja. Kelima pasang mata menatap Raka Kamandaka. Tatapan mata mereka seperti seekor kelinci yang sedang meminta permohonan kepada majikannya.
Namun di sisi lain, Raka tetap tegas. Dia tetap bersikukuh dengan pendiriannya.
Lima orang yang dimaksud itu bukan lain adalah Tabib Seribu Penyakit, Anggita Mayang dan juga Wanita Tiga Warna. Mereka berlima merasa sedikit sedih karena tidak bisa turut berjuang bersama para pendekar lainnya.
Keinginan untuk turun ke medan laga sangatlah besar. Namun apa boleh buat? Ketua Dunia Persilatan sudah memutuskan semuanya. Meskipun mereka bersikeras ingin turun ke lapangan, hal itu tetap tidak boleh dilakukan.
Karena siapa yang berani melanggar perintah Ketua Dunia Persilatan, maka hal itu sama saja dengan mencari mati sendiri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com