webnovel

Penakluk hati si pangeran

cinta jadi cinta awalnya kita di jodohkan sama kedua orang tua kita bahkan aku tak mengenal siapa yang akan di jodohkan sama aku.

rosasevina20 · Historia
Sin suficientes valoraciones
20 Chs

bab 1

pangeran langsung berlari menuju ke kamarnya ketika mendengarkan cekcok antara mama dan papanya masih bergelayut sisa rasa lelah di tubuhnya sesuai dia mengikuti kelas musiknya.ketika memasuki pintu pangeran langsung menaiki anak tangga nya karena pangeran nggak mau terlibat dalam pergtengkaran kedua orang tua yang sering terjadi

pangeran langsung menutup pintu kamar nya meletakkan tas di atas meja belajarnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri Dia memutar keran, shower agar suara air terdengar jauh lebih besar daripada suara pertengkaran papa dan mamanya di lantai Usaha itu pun selain suara gemericik shower di kamar mandi nya

seusai membersihkan diri pangeran mengambil handuk dan bercermin sebentar pangeran mengeringkan tubuhnya dengan handuk kemudian segera mengenakan baju keluar dari kamar mandi ternyata pertengkaran mama dan papa nya belum selesai bahkan suara papa dan mama terdengar jauh lebih keras daripada sebelumnya.

pangeran memilih merebahkan diri di atas kasur mengambil headset di tasnya segera Dia membuka ponsel nya mengarahkan jarinya dan memutar musik kesukaan nya ketika orang tua sedang bertengkar untuk menghilangkan rasa mod dan perasaannya yang hancur ketika melihat kedua orang tua yang sering bertengkar.pangeran memejamkan matanya sebelum memutuskan kembali keadaan di lantai bawah telinga dan hatinya mencoba meresapi setiap lirik lagunya

Kini pangeran tidak lagi mendengarkan pertengkaran mama dan papanya pangeran mencoba membuka pintu kamarnya dan memeriksa kembali di lantai bawah papanya sedang duduk di ruang makan sembari menundukkan kepalanya tangan papanya masih mengepal wajahnya padam merah penuh amarah

pangeran berjalan ke arah ruang tamu untuk mengunci pintu yang di banting keras oleh mamanya pangeran langsung pergi ke kamar orang tua nya.Di kamar itu pangeran merapikan.pakaian-pakaian yang berserahkan pakaian berceceran di lantai kamar yang berantakan tak karuan yang berceceran di lantai.ini pertanda mamanya mengambil setiap pakaian dengan gerakan cepat sebelum memilih pergi dari rumah nya

sambil menghela nafas pangeran memperhatikan keadaan sekeliling ruang makan.Pangeran berjalan ke arah dapur yang lebih berantakan daripada kamar kedua orang tua nya.

ada sekitar pecahan dua piring yang tadi mama pecahkan sebelum meninggalkan rumah nya pangeran memungut pecahan piring tersebut dan memasukkan ke dalam tong sampah

papa nya menyadari kehadiran pangeran di sana mencoba mengangkat kepala nya yang sejak dari tadi menunduk lesu.papa mengarah ke arah pangeran yang sibuk membersihkan pecahan piring

" pangeran kalua mama dan papa cerai kamu mau ikut mama atau papa ! tanya papa nya dengan suara pelan.

pangeran terdiam dan mencoba untuk membiarkan pertanyaan papanya yang sudah mengatung di udara.papa mendenguskan Nafas nya perlahan menunggu jawaban dari pangeran Namun pangeran masih sibuk membereskan pecahan piring tersebut

" papa dan Mama setiap hari berantem terus sampai asisten rumah ini nggak betah berkerja di rumah ini " tanggap pangeran sambil mencari pecahan piring " selama ini asisten rumah tangga sering berganti mereka aja ketakutan apalagi lagi pa "

papa terdiam" jadi apa jawaban mu kamu ikut papa atau mama

" pangeran nggak pilih keduanya papa dan pangeran nggak ikut kedua nya papa nanya pernyataan kayak gitu seakan papa yang paling benar dan mama yang salah"

" kan benar mama yang salah ! sahut papa Hardi

" iya papa mama memang salah tapi bukan begitu papa caranya untuk menyelesaikan permasalah ini "

" terus papa harus gimana pangeran papa yang berbuat apa lagi"

" kalo gimana soalnya papa dan mama jauh lebih paham papa dan mama pula yang jalani bukan pangeran"

papa Hardi terbungkam membiarkan pangeran mengungkapkan isi hatinya " kamu punya saran ? papa Udah nggak tahu lagi menghadapi mama kamu itu gimana."

" kalau salah satu di antara mama dan papa nggak ada yang mau mengalah.berarti kedua-duanya sama-sama egois nggak mau kalah semuanya salah " sahut pangeran setelah membersihkan pecahan piring " papa dan mama yang berantem kok malah ajak- ajak pangeran masuk kedalam kan aneh pangeran mencuci tangan dengan sabun pangeran menyalakan dispenser dan menyiapkan cangkir tersebut diisi dengan sekantong teh celup dan dua sendok teh

pangeran duduk di meja makan berhadapan dengan papanya " papa pernikahan itu bukan tentang siapa yang menang atau siapa yang kalah kalau di antara papa dan mama yang menang tapi yang menang adalah kegoisan papa dan mama"

papa Hardi menatap pangeran " mamamu yang terlalu asik pada dunianya sendiri dengan hidup nya sendiri dengan pria lain yang menurut dia jauh lebih baik.

" papa juga sama dengan kerjaan papa bukan salah mama saja.papa dan mama sama-sama salah " pangeran berdiri dari tempat duduknya dan menyeduh teh celup " di minum dulu papa biar sedikit tenang ! sahut pangeran

jemari papa meraih teh manis hangat itu yang di buat oleh pangeran.seharusnya memang anak semata wayangnya itu tidak jadi korban dari kegoisan antara dirinya dan istrinya.