"Untuk apa melakukan perang hanya karena tanaman?" Dengus Luis yang kalau memang karena tanaman, itu akan menjadi alasan terbodoh untuk perang.
Namun Lilinette mengangkat kepalanya dari piring. Dia menatap Innis.
"Seberapa subur?"
"Hm? Hmm, maksudmu tanah kami. Hmm. kurasa sangat subur sehingga mempercepat pertumbuhan."
"Gagal?"
"Aku belum pernah melihat tanaman yang gagal tumbuh. Mungkin para petani atau tukang kebun lebih paham. Aku kurang tahu."
"Mati?"
"Mati, kah… Hei, kak. Beliau bertanya apakah ada tanaman yang mati di Edenia?"
"Maksudnya, setelah tumbuh atau sebelum. Sengaja atau tidak?"
"Ah, setelah tumbuh lalu mati secara alami."
Loudi mengernyit mengingat-ngingat. Lalu menyadari kalau sejak kecil, sepertinya dia tidak pernah melihat tanaman dan tumbuhan yang mati secara alami. Kalau dicabut atau dipotong langsung oleh manusia mungkin banyak sekali.
Mendengarkan hal itu Lilinette mengangguk.
"Hm. Earth Essence."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com