Semua murid di arahkan ke tempat lain, dimana tempat itu akan menjadi tempat latihan berpedang.
Semua sudah siap dengan banyak pedang kayu yang seperti tongkat dan hanya di gunakan untuk latihan-latihan dasar.
Bu Kana akan memilih setiap dua orang sebagai pasangan di mana mereka akan berlatih teknik-teknik dasar berpedang sesuai panduan dan langkah-langkah yang akan di jelaskan nya.
Dia hanya mengulang penjelasannya dua kali agar semua benar-benar memahami maksud dari perkataanya. setiap murid akan memegang pedang kayu nya masing-masing, ini tidak berbahaya, tumpul dan juga ringan.
Mulai dari posisi kaki, cara memegang pedang, atau posisi badan yang benar dalam menyerang. Masih banyak lagi hal lain yang di jelaskan olehnya.
Kupikir tidak ada yang akan menjadi lawanku dalam latihan ini, namun salah satu anak laki-laki dari kelasku ada juga yang mau, berbeda lagi dengan Eiji, ini adalah anak yang lainnya.
Aku sudah tahu siapa namanya, apakah dia mengenal namaku? Kupikir itu bukanlah hal yang penting baginya untuk mengenal murid payah sepertiku.
"Seiichi."
Aiden segera terkejut, ketika anak itu mengatakan namanya yang sudah di ketahui Aiden sejak awal dan bermaksud untuk menjabat tangannya sebagai kenalan. Dengan perlahan, Aiden juga menjabat tangannya dan menyebutkan namanya.
"Kenapa kamu ingin menjadi teman latihanku? Kupikir tidak ada murid yang mau berteman dengan murid payah sepertiku ini."
"Haha, jangan merendahkan dirimu seperti itu, aku tahu itu. Tapi percayalah, kamu tidak seburuk itu, mari berteman."
Dia tersenyum dengan baik, sepertinya dia tidak membenciku atau tidak bermaksud mengejekku, memang murni senyuman yang di lontarkan untukku dan sebuah tangan sebagai tanda perkenalan ini.
Semua murid sudah mengganti pakaian mereka menjadi baju khusus latihan berpedang yang benar-benar ringan.
Latihan ini hanya di adakan sekali saja, aku mendengar dari guru Kana bahwa seterusnya pedang akan menjadi hal kedua setelah sihir, karena yang utama kita pelajari disini adalah bagaimana cara mengeluarkan sihir, mengaturnya, atau mengontrolnya dan masih banyak lagi pelajaran yang belum kuketahui.
Aku tidak bisa memilih Marie untuk menjadi pasangan latihan berpedang ku, bagaimana jika aku melukai wanita dengan pedang kayu ini tanpa di sengaja? bukankah itu terlihat buruk.
Aku akan membuatnya bersama gadis lain.
Dalam latihan, Aiden masih memegang pedangnya dengan cukup bagus, bahkan dia menahan semua serangan yang di berikan Seiichi, tanpa terjatuh atau harus miring dari posisi yang sempurna.
"Aku kagum dengan kemampuan mu dalam berpedang, padahal aku sudah sejak kecil berlatih pedang bersama kakakku, namun kamu ternyata adalah orang yang tau cara berpedang juga, kupikir kamu bahkan tidak bisa berpedang selain tidak bisa belajar sihir."
"Terima kasih, aku hanya melakukan sesuai instruksi dan arahan yang di berikan."
Beberapa jam pun berlalu setelah semuanya berlatih pedang mereka.
Bu Kana meminta agar semuanya kembali ke ruangan kelas lagi untuk melanjutkan materi berikutnya, dimana mereka akan melanjutkan kelas sihir lagi. Selain api dan air, elemen lain masih ada lagi seperti angin, atau mengendalikan tanah. Lalu api dan air biasanya memiliki sihir yang di variasi dengan membuat api menjadi lava atau sebuah api yang di manipulasi menjadi air yang sangat panas.
Tidak hanya itu, air juga bisa menjadi es, sebagai tingkatan sihir kedua yang di sempurnakan dengan memanipulasi banyak elemen. Termasuk elemen angin yang di kendalikan bersama tanah dan pasir, hal seperti itu bisa membangkitkan sebuah angin puting beliung di sertai pasir yang menyelimuti angin tersebut.
Semua murid akan di ajarkan menguasai kontrol-kontrol elemen sebagai dasar dari sihir-sihir yang selanjutnya lebih sulit.
Aiden berpikir daripada elemen, bagaimana jika dia suatu saat nanti belajar sendiri untuk mengendalikan sebuah petir dan kilat di langit. Pemandangan petir-petir yang menyambar beserta kilatan cahaya itu adalah salah satu pemandangan yang di sukai nya, seperti langit yang sedang mengamuk bersama hitamnya awan tebal.
Bukan berarti mereka akan kembali ke kelas hanya untuk belajar lagi, waktu istirahat itu selalu ada yang biasanya berlangsung selama empat puluh menit atau mungkin bisa selama satu jam.
Semua waktu istirahat itu serentak, untuk murid kelas satu, dua, maupun tiga, semuanya waktu nya akan bersamaan. yang berbeda itu adalah tingkatan kelas mereka dan sihir-sihir yang mereka pelajari.
Ketika waktu istirahat tiba, Aiden pergi sendirian lagi menuju perpustakaan sekolah dan membaca. Perpustakaan sekolah cukup besar dan luas, seperti buku-buku yang tak terhitung jumlahnya disana.
Perpustakaan sekolah benar-benar nyaman, walau tidak seperti dunia lamanya dengan perpustakaan ber-AC, suasana di dunia ini lebih dingin dan sejuk nya benar-benar menyenangkan.
Manusia mungkin tidak akan tahu bahwa sebenarnya di dunia iblis, iblis memiliki wujud seperti mereka juga, peradaban mereka tidak terlalu jauh.
Itu karena ketika perang dunia manusia melawan iblis terjadi ribuan tahun yang lalu, peradaban manusia di ambil alih sebagian dan di kuasai oleh para iblis. Mereka mempelajarinya benda-benda dari dunia manusia juga, lalu mengembangkannya di sini sejak ribuan tahun yang lalu.
Aiden mulai duduk sendirian di meja bagian pojok ujung dimana benar-benar sangat sedikit orang di bagian itu. semakin sedikit orang semakin berkurang kebisingannya, walau di semua perpustakaan kebisingan itu di larang, Aiden agak merasa aneh ketika membaca di dekat seseorang yang juga mungkin tidak di kenalnya.
Beberapa buku acak yang di ambilnya adalah buku-buku tentang bagaimana iblis merubah wujud mereka.
Hal itu adalah sebuah transformasi kedua atau mungkin bisa lebih tinggi lagi, seperti yang dia baca, setiap iblis mampu menciptakan transformasi kedua mereka seperti perubahan kedua yang meningkatkan stamina, kekuatan, dan kemampuan mereka.
Berbeda dengan evolusi, wujud iblis atau demon form adalah perubahan dari wujud biasa mereka, menjadi wujud kedua yang mereka tentukan sendiri dan memperkuat diri mereka, setiap iblis bisa melakukan itu, dimana mereka membuat itu dalam keadaan terdesak dan harus melindungi diri mereka dari ancaman dengan mengubah wujud mereka untuk menjadi lebih kuat lagi.
Aiden melihat beberapa wujud-wujud kedua iblis yang pernah di kenali sebagai raja iblis sebelumnya. Beberapa raja iblis yang merubah wujud mereka dengan perubahan kedua atau ketiga, perubahan yang ketiga biasanya lebih kuat dari perubahan kedua daripada sekedar mengubah penampilan mereka.
"Sepertinya setiap iblis yang berubah wujud akan benar-benar terlihat sebagai iblis dengan wujud-wujud mengerikan ini."
Kata Aiden dalam hati.
Beberapa waktu sambil membaca, Marie datang di depannya entah darimana. Tapi dia bukan menghilang atau semacamnya, jelas dia normal berjalan kaki seperti biasa melewati pintu untuk berjalan masuk dan keluar.
"Apa yang kamu baca?"
"Entahlah, ini adalah salah satu buku yang menjelaskan soal perubahan wujud iblis, aku mengambilnya tadi secara acak."
"Mungkin itu berguna untukmu."
"Berguna?"
"Karena kamu sudah membacanya, jelas kami pasti tau apa keunggulan dari iblis yang merubah wujud mereka dengan demon form ketika mereka saling bertarung dengan serius."
"Serius? Maksudnya serius untuk bertarung saling membunuh?"
"Benar."
"Perubahan wujud iblis itu memiliki banyak macam, wujud kedua adalah perubahan iblis yang sudah pasti bisa di lakukan semua iblis biasa. Lalu ada lagi wujud iblis ketiga yang lebih kuat daripada wujud mereka sebelumnya."
Berubah ke wujud selanjutnya adalah mempertaruhkan kesadaran dan jiwa mereka, semakin tinggi tingkat perwujudannya, semakin hilang juga kesadaran orang itu. Terkecuali dia benar-benar kuat dan mampu mengendalikan dirinya sendiri dari hilangnya akan dan jiwa nya.
Marie menunjukan beberapa padanya di buku itu. Sebelum itu dia sudah mengatakan beberapa kata yang benar-benar hampir seratus persen mirip dengan yang ada di dalam buku ketika Aiden membacanya.
"Lalu ada berapa tingkat semua perubahan iblis itu?"
"Yang aku tahu hanyalah dua, tiga bahkan sampai perubahan wujud keempat."
"Iblis mana yang berubah sampai wujud keempat seperti itu?"
"Iblis lantai pertama hingga tak terbatas."
"Hah? Apa maksudnya itu?"
"Mereka adalah iblis yang berasal dari dunia bawah ini, karena mereka sudah terlalu kuat, mereka akan naik sebagai iblis tingkat tinggi di dunia iblis yang lebih tinggi lagi."
"Apa? Dunia iblis bukan hanya satu? bagaimana bisa?"
"Dunia iblis itu sangat banyak, Aiden, dari satu sampai tak hingga, jumlahnya adalah tidak terbatas. Karena setiap dua detik waktu akan melahirkan dunia iblis baru yang lebih tinggi lagi di atas tanpa batas, dunia baru yang tidak pernah ada penghuninya satu orang pun, iblis di dunia yang lebih tinggi bagaikan iblis yang jauh lebih kuat dari dunia dibawahnya, mereka yang tidak memiliki kekuatan cukup, akan sulit menjangkau iblis-iblis dari hierarki yang lebih tinggi, itu sebabnya mereka bisa saja di takuti hanya dengan auranya."
"Lalu ... apa gunanya dunia-dunia itu terus tercipta? Lagipula penghuni nya tidak pernah ada."
"Ada, beberapa dari lantai kedua dan seterusnya masih di huni oleh iblis-iblis dengan kekuatan yang luar biasa, mereka memiliki kemampuan dan stamina yang mungkin tidak terbatas juga, mencapai kekuatan seperti itu mungkin benar-benar sangat sulit bagi semua iblis, membutuhkan waktu puluhan ribu tahun, itupun jika mereka mampu hidup sampai sejauh itu."
"Iblis-iblis itu tidak sepenuhnya tinggal disana, andai kau tahu, mereka semua turun ke lantai terdasar untuk tinggal disini, kamu harus berhati-hati, tidak semua iblis tangga itu baik, banyak dari mereka adalah orang jahat."
"Satu hal yang bisa kuberitahu sekarang padamu, adalah..."
"Apa?"
"Kamu tidak perlu khawatir dalam belajar sihir, kamu harus terus mempelajarinya, datanglah seringkali ke perpustakaan dan ambillah beberapa buku sihir yang mungkin berguna untuk kau pelajari, pelajari sebanyak mungkin hingga kamu menjadi kuat suatu saat nanti, kamu tahu soal tanda leher itu bukan?"
"Ah, soal itu, entah bagaimana, mungkin nanti aku akan merobek sedikit daging leherku dan mencoba menghapus nya."
"Tidak bisa!! Itu tidak akan bisa! Walau kamu beregenerasi kembali dengan memotong kepalamu dan menyembuhkannya kembali, walau tandanya hilang, itu tidak akan hilang darimu, tidak akan hilang dari tubuh astral mu, selamanya akan ada."
"Em ... Marie, kamu marah padaku yah? Maaf jika aku mengatakan hal yang tidak seharusnya soal tanda ini."
Marie tiba-tiba terdiam, karena dia memang barusan berkata dengan nada yang cepat dan marah, seperti ingin menampar nya.