Penghalang segala sihir di aktifkan, tidak akan ada lagi yang bisa menembus masuk untuk menggangu.
"Aiden, lihatlah dan pasrah, hanya ada kita berdua disini. Aku bisa memuaskan dirimu."
"Aku tidak bermaksud begitu."
Tapi aku mulai berpikir bahwa aku harus menipu, bahkan sekarang pikiran dan keinginanku tidak bisa di baca oleh Marie, itu jika aku harus mengaktifkan pelindung pikiran, ketika itu aktif, tidak akan ada yang bisa membaca pikiranku.
Ketika empat orang itu masuk, aku bahkan tidak tau siapa lagi tiga di sana, gadis-gadis yang baru dengan semua pakaian yang sama. Membuat Marie merasa terganggu dan marah, dia benar-benar merasakan hawa membunuh seketika dan itu terasa serius walau wajahnya tidak terlihat marah.
Mungkin itu sebabnya mereka semua ketakutan, kenapa hawa nya seperti hawa membunuh yang begitu kuat.
"Dan kenapa, ada tiga gadis lagi dengan pakaian yang sama dengan Valerie? Apakah ini siksaan ekstra untukku?"
"Semuanya adalah bawahanku, enam lainnya lagi berada di luar dunia iblis melakukan tugasnya."
"Tugas? Kamu! Jujurlah, kamu ini sebenarnya apa dan siapa? kenapa bisa memerintah siapapun sesuka mu?"
Tubuh mereka berdua yang masih saling menempel malah menjadi sangat dekat.
"Jika aku memberitahumu, apa jaminan yang bisa kamu berikan untukku?"
Aiden terdiam dan sulit menjawab, tidak mungkin dia akan menjawab untuk membiarkannya tinggal selamanya di rumah ini, lagipula identitas Marie semakin aneh, dia sangat berkuasa atas sihir iblis yang begitu kuat. Mengapa dia bisa mengendalikan pikiran orang lain.
"Jaminan? Sepertinya aku tidak memiliki sesuatu yang lain selain menuruti semua keinginanmu."
"Asal tahu saja, sebenarnya akulah yang memperbaiki gambar ini, kata-kata dengan darah di atas kertas, itu cukup menggunakan darahku, kamu begitu lucu."
"Tidak, tidak mungkin."
"Itu mungkin, lebih dari mungkin."
Kemudian Marie membuka pikiran ku membawanya melihat ke ingatan Marie sebelum semua terjadi. Dia tidak mengetuk pintu, bahkan sebenarnya tidak berada di luar.
Dia sudah berada di dalam ruangan itu sejak awal, bahkan kunci atau penghalang sihir tidak akan bisa melarangnya masuk kemana pun. Membuat dirinya menghilang seperti sebelumnya, lagipula hawa keberadaannya tidak akan terasa karena di sembunyikan dengan sempurna.
Aiden sudah pasti mengingat kejadian ini, kertas bertuliskan darah tanpa pensil atau apapun untuk menulis. Kebenaran setelah melihat ingatan itu membuatnya semakin mengerti kenyataan, Marie merobek ujung telunjuknya agar terus keluar darah yang tidak ada habisnya.
Menuliskan kalimat-kalimat itu di atas kertas putih bersamaan dengan tetesan darah lain yang menetes-netes untuk memberi kesan berbeda padanya.
Dengan kata lain, gambaran wanita itu tercipta dan menjadi sempurna atas kekuatan Marie, membuat pensil ini harus menuruti perintahnya, menggambarkan wajahnya disana, wajah sesungguhnya.
Ketukan pintu dan yang lain itu hanyalah ilusi.
Pada akhirnya, dia selesai melihat ke semua ingatan sebelumnya dan makin tahu bahwa kekuatannya memang mengerikan.
"Kamu sudah melihat nya bukan? sekarang aku akan bertanya, dimana kamu melihat gadis itu? karena aku menciptakan gambar ini sesuai keinginanmu, sekarang katakan atau aku tidak akan melepaskan diriku darimu."
"Baiklah, namanya adalah gadis mimpi, aku bertemu nya di dalam mimpiku tiga kali, tepat sebelum aku datang ke dunia ini."
"Entah ini kebetulan atau apa, tapi kamu tanpa sadar sudah memuja raja iblis."
Marie kemudian berdiri dari kasur, sementara Aiden masih harus menutup kembali matanya. Walau sebenarnya dia sudah melihat semuanya karena sengaja dan dorongan yang normal bagi seseorang untuk mengintip.
Pakaian yang muncul dengan sendirinya di tubuhnya tercipta, tanpa lapisan pakaian apapun di dalamnya. Hanya gaun merah yang seperti tipis dengan bulu-bulu hitam di sekelilingnya. Bagian lengannya yang tidak sepenuhnya memanjang ke tangan kiri seperti pakaian yang kekuarangan kain.
Rambut nya kemudian di ubah sedikit sesuai poni aslinya, perubahan kecil pada rambut ini sudah bisa mengubah wajahnya dan menyembunyikan identitasnya. Sampai akhirnya, tanduk iblis dari kepalanya tumbuh dengan sangat cepat, berwarna hitam gelap.
"Kamu bisa membuka matamu sekarang."
"Apakah akan ada tipuan lagi? Kamu hanya memamerkan tubuhmu padaku sejak tadi, itu hanya akan menggodaku, aku tidak mau."
"Kalau begitu, sayang sekali, karena gadis itu sudah berada di depanmu sekarang."
Dengan cepat, dia menyingkirkan kedua tangan yang menutup wajahnya, membiarkan matanya terbuka lebar tanpa tipuan lagi pada padangan di depannya.
"Tidak salah lagi, wujud ini, sosok ini ... tapi kenapa kamu? Marie? Kamu tidak mungkin gadis itu."
"Ini adalah wujud asliku, memangnya kenapa? Keberatan? Atau kamu lebih suka melihatku tanpa pakaian satupun seperti tadi?"
"Tidak! Seperti ini cukup, aku ... a-aku menyukainya."
Marie begitu bosan mendengar kata "Siapa sebenernya kamu dan semacamnya" Dia tidak bisa lagi menahan dirinya di depan Aiden. Berpura-pura itu mungkin membosankan baginya. Tidak ada yang perlu di sembunyikan sekarang.
"Kamu? Raja iblis? Kamu tidak bohong kan?"
"Seberapa jauh kamu harus mengujiku untuk membuktikan betapa luar biasanya diriku ini?"
Aiden bangun dari kasur, duduk di kasur dan membiarkan kedua tangannya memegang kepalanya dengan erat, kenapa dengan semua ini, apa yang terjadi, rasanya begitu aneh. Terungkap begitu saja di depannya dengan jelas. Tidak ada ilusi lagi. Marie mendekatinya dengan sosok aslinya sekarang, mencoba membuat Aiden tenang.
"Apa lagi yang bisa kamu lakukan? Lakukan tiga perkataanku, maka aku akan benar-benar percaya bahwa tidak ada lagi ilusi."
PTEK!
Hanya dengan petikan jarinya, mereka berdua terpindah ke suatu tempat, tempat yang begitu luas di penuhi bangunan tua yang seperti berhantu, pegunungan yang di penuhi awan merah.
"Marie dimana kita?"
"Ini adalah alam roh iblis, tempat dimana seluruh iblis yang mati di berbagai jagat raya akan menghabiskan sisa hidup mereka disini untuk sementara, hingga panggilan dari Akhirat akan datang."
Alam roh iblis berada di bawah first nature, atau dunia iblis lantai pertama, mereka adalah dunia dimana iblis yang sudah mati dan tidak bisa bangkit kembali akan berada disini, sekalipun mereka adalah iblis yang tersesat jauh di luar sana. Semua roh iblis akan di kumpulkan disini, hingga satu persatu akan di panggil ke tempat selanjutnya yang di sebut Akhirat.
Tentu saja tempat ini juga berada dalam jangkauan Marie, begitu mudah untuk mengacak-acak nya. Seorang raja iblis bebas mengubah aturannya.
Tidak dengan yang satu ini, kehadirannya saja sudah akan menghapus semua roh di alam roh iblis ini, membuat mereka semua ketakutan. Rasa penindasan yang begitu kuat bisa menjadi tidak terduga dengan sosok aslinya.
"Sekarang, katakan apa yang kau inginkan?"
"Apa yang kuinginkan untuk mengujimu, tapi aku tidak tahu seberapa besar kekuatan seorang raja iblis, tidak mungkin, aku bahkan masih merasa tidak percaya bahwa raja iblis disini bukanlah lelaki, melainkan wanita, apalagi itu wanita seperti dirimu."
Langit mulai menjadi merah, di tutupi oleh awan-awan merah dan hitam yang begitu tebal.
Kemudian dia mengarahkan jari telunjuknya dengan santai ke arah gunung di kejauhan sampai membuat seluruh gunung terbelah dalam sekejap dan langsung meledak seperti ledakan nuklir yang menciptakan awan jamur ke langit.
Hanya dengan ledakan besar itu, gelombang angin dari kejauhan menjadi terlalu kuat karena efek ledakannya, hampir membuat seluruh bangunan tua ini rubuh seketika.
"Apa lagi? Katakan saja."
"Aku bisa membuat pintu ke dunia iblis mana saja, dunia iblis mana yang ingin kamu kunjungi, beritahu aku, akan kuturuti."
Aiden mendekatinya lagi tanpa rasa takut sekarang, dan hanya ada satu lagi yang ingin dia uji. Ini sangat singkat.
"Aku hanya punya satu hal untuk mengujimu."
"Katakan~"
Aura Aiden tiba-tiba menjadi sangat kuat, hampir setara dengan aura Marie. Dia mendekati Marie perlahan, dan membuat Marie memundurkan langkahnya karena aura yang ada di depannya secara tiba-tiba.
"Kamu."
Tangan Aiden menyentuh dagu Marie kemudian satu kata singkat di keluarkan.
"Ubah aku menjadi wanita."
Rasanya seperti tabung gas yang akan meledak karena menahan permintaan aneh itu, bahkan sang ratu iblis akan merespon aneh dengan permintaan konyol seperti itu.
"A-A-Apa?? Wanita? Apa yang akan kamu lakukan??"
"Turuti saja keinginanku, dan sebelum itu, bawa dulu kita kembali ke rumah."
Marie membawa dirinya dan Aiden kembali dalam waktu singkat, kembali ke kamar mereka berdua.
"Baiklah, aku hanya akan membuatnya bertahan lima menit."
"Okeh, lakukan untukku. Buktikan bahwa kami adalah raja iblis."
"Kamu tidak bisa meminta seperti itu seenaknya, aku punya syarat yang harus kamu penuhi dulu sebagai imbalannya. Sebagai raja iblis, aku tidak akan memenuhinya begitu saja."
"Baiklah, katakan."
"Ini mudah, kamu hanya perlu mengatakan 'Marie aku mencintaimu menikahlah denganku yoshh! Seperti itulah, ucapkan sampai seribu kali."
PFTTTTTT!!!!!
"Apa?!?! Banyak sekali! Itu membuang waktu."
"Bukankah kamu memang ingin menguji? Kalau begitu lakukan."
"Bisakah aku mengucap ya sambil berbaring? ini hanya akan memakan waktu lama, sungguh aturan yang konyol."
Tidak-tidak! Bukan aturan yang konyol, aku hanya berbohong, baiklah aku benar-benar mencintai Marie sekarang, karena dia adalah gadis iblis mimpiku yang jahat, aku akan berusaha memilikinya jika sudah seperti ini.
Sifat lain dari dirinya mengatakan hal ini dalam hati, keinginan sebenarnya yang tidak menolak.
Aku selalu suka sifat yang jahat, gadis iblis mimpi kesukaan ku ternyata nyata, sungguh nyata, sebenarnya sifat terbuka nya padaku adalah kesukaanku, aku hanya terus membohongi seluruh dunia tentang diriku yang penakut.
Setelah masuk ke dunia iblis, aku seharusnya akan menempuh jalan raja iblis, menjalankan hidupku sesuka hatiku, aku begitu kuat sekarang, entah siapa Fyrena itu. Aku juga bisa melakukan apa yang dia lakukan secara tak terduga. Seharusnya itu bisa, karena semua yang telah kulihat, sudah ku lakukan di dalam mimpiku ketika aku masih menjadi manusia dengan mimpi yang begitu tinggi.
Aku akan selalu menggangap bahwa mimpi-mimpiku itu indah.
.
...
Aiden naik ke kasur dan menempatkan kepalanya pada kedua paha Marie dengan bau gaun merah scarlet yang begitu harum.
"Marie aku sangat mencintaimu, menikahlah denganku dan jadilah ratuku."
"Marie aku sangat mencintaimu, menikahlah denganku dan jadilah ratuku."
"Marie aku sangat mencintaimu, menikahlah denganku dan jadilah ratuku."
"Marie aku sangat mencintaimu, menikahlah denganku dan jadilah ratuku."
"Marie aku sangat mencintaimu, menikahlah denganku dan jadilah ratuku."
"Tunggu, kamu mengubah kata-kataku?"
"Apakah salah??"
"Tidak Aiden, tidak~ aku sangat senang mendengarnya, kuharap ini adalah pernyataan nyata untukku."
Sambil mengelus-elus kepala Aiden yang tidur padanya, dengan menyapu rambutnya ke arah acak untuk membuatnya merasa nyaman.
Pada akhirnya, dia hanya mengucapkan
"Marie aku sangat mencintaimu, menikahlah denganku dan jadilah ratuku" sampai sembilan ratus empat puluh enam kali, dia tidak tahan dengan terus mengatakan itu hingga membuat matanya tertutup, terlelap dalam tidurnya ketika tidak kuat lagi menahan rasa mengantuk.