Dari dalam rumah, Marie duduk di sofa di temani kedua pelayannya dengan memproyeksikan gambaran yang sedang terjadi antara Aiden dan Valerie.
Rasa tidak tertahankan untuk terus mengawasi Aiden. Setiap perkembangan dari Aiden yang terus meningkat membuatnya senang. Karena efek kutukannya baru saja bekerja beberapa waktu yang lalu.
"Akhirnya, dia sudah mulai meningkat."
Sambil menggenggam kedua tangannya di dada dengan rasa senang.
Wanda dan Eugene hanya melihat dari belakang nya, tapi mereka tidak bisa lama untuk terus melihat. Ketika Aiden pulang, mereka sudah harus menyediakan makanan kesukaannya, itu adalah tuntutan Marie.
Disisi lain, Valerie yang sedang bersama Aiden merasa bahwa ratu iblis yang seharusnya sangat jahat dan berambisi untuk keinginannya menghabisi dunia lain malah mulai menghabiskan hari-harinya sebagai orang biasa demi orang yang dia suka.
Lagipula, tidak heran jika dia jatuh ke dalam lautan cintanya sendirinya, Aiden ini adalah orang yang di pilihnya karena suatu alasan.
Tapi kutukan itu sudah terjadi, sudah berjalan. Waktu tidak akan berhenti, kekuatan Aiden akan terus meningkat setiap hari tanpa batasan. Suatu saat dia akan melampaui seluruh orang di dunia iblis ini, jika mungkin waktu nya akan butuh lebih lama lagi.
Valerie kembali menarik pedangnya yang hampir meleleh terkena bilah pedang yang panas. dia segera mundur beberapa langkah menjauh untuk memperbaiki pedangnya. Membuat bagian pedang yang hancur beregenerasi kembali.
Selain bisa meregenerasikan dirinya dari luka kecil atau luka fatal, Iblis-iblis Scarlet bisa dengan mudah membuat sebuah benda rusak beregenerasi kembali.
"Sayang sekali, aku bisa membuat pedang ini kembali normal."
"Bagaimana kamu melakukan itu??"
"Kemampuan khusus iblis, kamu pasti bisa memulihkan dirimu dari luka, semua iblis bisa, cobalah kemampuan itu."
Valerie sambil memegang pedang nya ke langit, tetap berdiri di tempatnya tanpa bergerak kemana pun. Menunjukkan pedang itu ke arah Aiden. Membuat gelombang angin yang sangat cepat mengenai Aiden, lengannya tiba-tiba lecet dan mengeluarkan darah yang mengalir secara perlahan.
"Apa lagi yang kamu lakukan??"
"Aku hanya mengarahkan pedang ini padamu."
"Jadi kamu tidak serius??"
"Hmmm ... hahahaha untuk apa aku bertarung serius jika sebenarnya aku adalah gurumu? aku harus bertarung dengan sungguh-sungguh hanya ketika berada di luar dunia iblis."
Valerie mendekati Aiden yang terluka karenanya.
"Alirkan mana mu pada tubuh yang terluka, biarkan mereka mengalir dan memperbaiki lukamu secara perlahan."
Aiden diam dengan pandangan yang belum mengerti. Tapi Valerie akan menunjukan bagaimana hal itu di lakukan, dia merobek bagian lengannya dengan lebar goresan yang sama seperti Aiden. Perlahan darah mulai mengalir dengan cepat, karena robekan ini besar, seperti di sayat oleh pisau yang begitu tajam.
Dia memejamkan kedua matanya, membuat mana di dalam tubuhnya bekerja secara supranatural untuk menghubungkan kembali seluruh sel-sel di dalam tubuhnya, darah yang keluar akan di kembalikan dari dalam.
Pengunaan mana bagaikan penggunaan energi, menggunakan mana terlalu banyak bisa mengakibatkan seseorang tidak mampu berdiri lagi, pingsan, dan bahkan tidak mampu membuat dirinya beregenerasi.
"Lakukanlah hal yang sama, rasakan bahwa tubuhmu harus terhubung kembali, sel-sel kulitmu, dan bagian terluka itu, hubungkan semuanya."
Aiden mencoba seperti apa yang di katakan Valerie, walau lebih lambat, luka nya sembuh perlahan dan darah yang mengalir mulai berhenti. Robekan yang panjang dan tipis itu terus mengecil sampai tidak terlihat.
"Bagaimana jika aku bisa beregenerasi dengan cepat suatu hari nanti? Sampai sejauh mana aku bisa membuat tubuhku pulih?"
"Beregenerasi yah, itu tergantung dari seberapa kuat dirimu dan mana yang ada, kekuatanmu untuk menghubungkan kembali semua bagian tubuhmu yang terluka bahkan putus."
"Tidak, aku tidak ingin bagian tubuhku putus, itu pasti sakit."
"Kamu ingin menjadi raja iblis bukan? Setidaknya kamu perlu merasakan rasa sakit itu."
"Tidak, setelah menjadi raja iblis, akulah yang akan menyakiti semua orang. Aku akan menyakitimu, bahkan menyakiti Marie."
"Tapi kamu harus menunggu lama."
"Cepat atau lambat, aku pasti akan sampai ke masa depan memenuhi keinginanku, hahahaha!"
Dia mulai percaya diri sekarang, lagipula entah mengapa, dia tiba-tiba merasa bahwa aliran energi iblis pada tubuhnya menjadi semakin kuat setiap waktu.
Selama tujuh bulan, Aiden tidak diizinkan untuk pergi ke sekolah, dia akan terus menerima siksaan dari Marie dan Valerie. Dia harus terus berlatih meningkatkan kekuatannya.
Setelah Valerie selesai dengannya, itu sudah cukup untuk hari ini, setidaknya dia benar-benar mudah mengerti. Valerie meninggalkannya di lapangan lembah luas itu. Sebelum dia meninggalkannya, Aiden berlari mengejarnya untuk ikut masuk ke dalam lingkaran hitam itu.
Valerie tidak mengizinkannya kembali, sampai dia harus paham sesuatu yang menarik hari ini untuknya.
"Valerie! Tunggu!"
Valerie hanya membalikan sedikit pandanganya dan dengan pelan berjalan ke arah lingkaran teleportasi nya.
"Cobalah keluar dari tempat ini dan kembali dengan selamat, okeh?"
"Tidak! Jangan tinggalkan aku!!"
Dia membuat ukiran di udara yang menggambarkan lingkaran sempurna dan rune-rune yang sulit di mengerti di bawah kaki Aiden yang berlari, kakinya berhenti di tempat tepat di atas lingkaran itu. Mereka berpisah, Valerie kembali bersama Marie bahwa tugas nya di hari kedua telah selesai.
Selanjutnya, Aiden malah di pindahkan ke tempat yang begitu jauh, tempat yang penuh salju dan pegunungan, namun tidak ada perasaan dingin sedikit pun. Rasanya benar panas, tempat ini tidak sama dengan suhu udaranya yang di harapkan, terlihat seperti berada di bagian kutub dengan suhu sepanas di gurun, namun lebih panas dari berada di tengah gurun pasir tanpa minuman.
"Sial! Dimana aku sekarang!!"
Dia bahkan meninggalkan Aiden tanpa satupun pelajaran untuk bertahan dari tempat ini. Setelah suhu yang begitu panas membuat seluruh bajunya basah, suhu nya berubah lagi menjadi dingin yang benar-benar ekstrim. Kemungkinan besar suhu nya adalah -100 derajat celcius.
Badai salju mulai turun perlahan dan semakin terasa deras menerpa seluruh bagian tubuhnya yang kepanasan, awal nya itu terasa baik-baik saja ketika panas berlebihan dihujani oleh hujan salju yang dingin, membuatnya sedikit stabil.
tapi itu tidak akan bertahan lama, setelah hujan salju menjadi badai salju sedikit demi sedikit, angin yang menjadi semakin kencang seperti akan membuatnya terbang dari pijakan salju ini.
Seluruh tubuhku mulai terasa dingin, tulang-tulang dan tubuhku seperti mati rasa, aku menggerakkan tubuhku, namun hampir tidak merasakan mereka.
Dia berjalan semakin melambat sambil menahan diri dari terjangan badai salju ini, begitu dingin sampai memenuhi wajahnya dengan salju, dia merasa seperti akan mati.
"Jika aku berhasil keluar dari sini, aku mungkin akan membunuh Valerie!"
Dia binggung harus berjalan kemana, tempat latihan mereka saja entah berada dimana, yang pastinya semuanya sangat jauh dari rumahnya. Dia terus meraih pepohonan besar yang di penuhi dengan salju, setiap tangannya meraih ranting, dia sedikit terpeleset karena begitu banyak salju yang memenuhi pohon.
Bagaimana cara membuka portal itu, dia tidak tahu, tidak ada siapapun disini, dia sudah tahu kesimpulan nya. Percuma saja berteriak sekeras mungkin tidak akan ada yang mendengar.
Tubuhnya makin mati rasa seperti akan mati sambil kedinginan menahan cuaca dingin yang begitu ekstrim. Sebuah suara muncul di kepalanya dengan pelan.
Berdirilah, kenapa kamu terlihat menyedihkan seperti ini?? bukankah aku sudah mendorong sedikit potensimu??
"Siapa itu? apakah kamu, raja iblis?"
"Tepat sekali, kamu bisa memanggilku Fyrena mulai sekarang."
Mereka saling membalas kata di dalam pikiran.
Aiden mencoba memohon padanya untuk suatu pertolongan, walau memalukan, dia sangat ingin meminta tolong agar di bantu keluar dari kondisi nya saat ini.
"Fyrena, Fyrena ... tolong... aku..."
"Aku tidak akan menolongmu, wahai calon raja iblis, bukankah aku sudah membantumu sebelumnya?"
"K-Kamu membuatku hampir mati."
"Tidak, aku membantu meningkatkan tubuh lemah mu ini, kamu bisa melakukan apa saja, asal kamu tahu, ucapkanlah namaku, dan memohonlah."
"Memohon bantuan? T-t-tolong s-selamatkan a-a-akuu..."
Dia mulai tidak mampu berdiri dan terjatuh di tanah penuh salju, berada di ambang kematian.
Marie dan Valerie melihat ini semua sekarang.
"Ratu, haruskah kita menolongnya?? Dia hampir mati!!"
"Kupikir yah, kita terlalu keras padanya, jangan sampai dia mati, cepat!! Aku akan membunuhmu jika dia benar-benar mati."
"Baiklah!"
Dengan sangat cepat, Valerie pergi menghilang untuk kembali ke tempat dimana dia membuang Aiden.
Aiden masih berbincang dengan suara Fyrena yang di kirim ke kepalanya. Tapi Fyrena masih menolak untuk membantunya lagi, dengan bermaksud mengubah kata permohonan itu menjadi...
"Atas nama Fyrena, raja iblis tirani pencipta alam iblis dan seisinya, leluhur dari segala iblis dan bencana, berikanlah aku kekuatanku, wujudkan lah keinginanku."
Suara Fyrena mengatakan kalimat itu, dan menyuruh Aiden untuk mengulanginya tanpa salah. Kesempatan hanya di berikan satu kali.
"Ucapkanlah, ucapkan dengan segenap hatimu, memohonlah padaku."
"Dan ingatlah satu hal, apapun yang kamu inginkan bisa terwujud jika kamu selalu mengucapkan kalimat ini untukku, puja lah aku."
Kemudian Aiden mulai mengucapkan kalimat yang sama, dari pantauan mata iblis yang jauh, Marie mendengarnya berbicara lagi dengan sesuatu yang tidak dia ketahui. Kedua pelayan yang selesai menyiapkan segalanya juga sempat melihat adegan ini.
"Atas nama Fyrena, raja iblis tirani pencipta alam iblis dan seisinya, leluhur dari segala iblis dan bencana, berikanlah aku kekuatanku, wujudkan lah keinginanku."
Marie dan lainnya melihat kalimat ini di ucapkan dari kejauhan, sementara Valerie sudah sampai dan melihatnya yang sekarat mengucapkan kalimat itu.
"Siapa Fyrena??"
Valerie bertanya-tanya, kemudian kata raja iblis tirani pencipta alam iblis dan seisinya, dia merasa bahwa raja iblis satu-satunya sekarang adalah ratunya, Kisaragi Marie, hanya tunggal, dan tidak ada yang lain. Tidak mungkin ada iblis biasa yang berani mengakui dirinya sebagai raja iblis, bahkan menyebut dirinya seorang tirani.
Di hadapan mereka semua, kalimat telah di ucap dengan sempurna, walau nada itu di ucapkan dengan kalimat yang sekarat. Lingkaran ungu yang begitu silau melingkari Aiden dengan lingkaran yang besar, membuat tubuhnya bercahaya ungu dan dalam sekejap membuat nya menghilang ke suatu tempat.
"Dimana! Dimana dia pergi??"
Marie memerintah Valerie untuk kembali segera. Hanya dalam tiga detik, Valerie kembali secara instan dan bahkan tidak tahu apa yang terjadi, yang pastinya tidak ada alasan jelas bagi Marie untuk membunuh Valerie.
"Ratuku, maafkan aku, aku terlambat, sesuatu membawanya pergi."
"Lingkaran sihir! Fyrena itu, siapa orang ini??? Berani-beraninya dia membawa Aiden dari hadapanku."
Marie kemudian menjentikkan jarinya dan memanggil para Ibis-iblis Scarlet yang tersisa. Semuanya muncul secara satu persatu, Verda, Elysie, Isabel. Datang dari cahaya hitam yang begitu cepat seperti kilat.