webnovel

I

Suara alarm berdering memenuhi ruangan, membangunkan Celine yang terlelap dikasur, tangannya meraba mencari sosok yang harusnya masih ada di sampingnya, tapi sepertinya Celine tidak mengharapkan banyak karena tangannya dengan cepat terhenti karena sadar suaminya Adrian sudah tidak disana.

Entah ada urusan apa sampai membuat Adrian sudah pergi sepagi ini.

Celine menyeka rambutnya, mengusap wajahnya, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Ia duduk di tepi kasur sejenak menatap kekosongan sisi kasur Adrian.

Memory ketika mereka masih di awal pernikahan, Adrian merupakan pria yang hangat, meskipun pernikahan mereka bukanlah berdasarkan cinta. Ya, pernikahan mereka adalah perjanjian bisnis. Tapi hal ini sudah biasa di kalangan old money, terlebih jika kalian terlahir dari pengusaha yang sudah memiliki perusahaan 3 generasi.

Act of service Adrian sungguh diluar ekspektasi Celine. Tindakan kepedulian Adrian seperti membawakan makanan kesukaan Celine ke Galeri tempat dulu Celine bekerja, menjemput setiap Adrian ada waktu lebih dan masih banyak tindakan Adrian yang membuat Celine akhirnya jatuh hati padanya.

Dulu Celine bekerja di sebuah galeri lukisan ternama, sudah tak terhitung lukisan yang sudah ia hasilkan menjadi lukisan termahal setiap kali pameran. Ya dulu, karena kini ia sudah tidak bekerja disana lagi. Adrian melarang Celine untuk bekerja lagi tahun lalu, meskipun itu membuat pecahnya pertengkaran pertama kali dalam pernikahan mereka. Karena melukis adalah jiwa Celine, ia sudah melukis sejak usia dini. Meskipun Celine tetap aktif melukis dirumah, tapi ada rasa yang berbeda saat ia bisa bekerja di galeri.

Setelah termenung cukup lama, Celine beranjak menuju kamar mandi. Menyegarkan dirinya, mencoba menenangkan pikirannya yang kalut. Hari ini ia akan kerumah orang tuanya, karena akan ada makan siang bersama crycle sosialita ibunya. Meskipun ia sangat membenci acara seperti ini karena isinya hanya saling adu kekayaan.

Celine memilih dress floral berwarna pink pastel karena temanya garden lunch.

"Masih ada waktu untuk mampir ke galeri" ucapnya setelah selesai merias dirinya.

Celine memutuskan untuk pergi tanpa supir, meskipun Adrian melarang hal itu entah kenapa hari ini ia ingin sekali membantah larangan Adrian. Batinnya sudah muak dengan berbagai larangan Adrian. Mulai dari tidak boleh kerja, tidak boleh kemanapun tanpa supir dan harus dengan mobil yang sudah ia pilihkan, memutuskan beberapa hubungan baiknya dengan teman prianya yang sudah lama terjalin.

"Persetan dengan larangan Adrian, bisa gila lama-lama aku kalau begini" ucapnya sambil mengambil kunci mobil kesayangannya yang bahkan ia tidak ingat kapan terakhir ia memakai mobil ini.

Ada rasa yang menggetarkan jiwanya ketika mesin mobil dengan jenis BMW seri i8 dua pintu berwarna jet black. Entah karena rasa rindu Celine akan mengendarai mobil ini atau ada rasa terbebas dari ruang yang selama ini mengurungnya.

Tanpa menunggu lama, Celine menancapkan gas menuju galeri tempat ia bekerja dulu. Tak lama berselang, ponselnya berdering tertara nama Adrian pada layar. Celine hanya melirik sebentar dan melempar ponselnya ke kursi kosong sampingnya. "Pasti dia mau protes karena ada laporan kalau aku pergi tanpa supir" ucapnya sambil mengernyitkan senyum sinis.

Celine memarkirna mobilnya, namun ia tertegun melihat pemandangan yang sungguh menyentakkan dirinya. Bahkan ia mengucek-ngucek matanya berkali-kali merasa tidak percaya apa yang ia lihat dihadapannya. Mobil Adrian terparkir di parkiran basement yang gilanya lagi Adrian sedang bercumbu begitu mesranya dengan seorang perempuan. Celine tidak mengenali perempuan itu. Tapi jelas perempuan itu pasti penyebab kenapa sikap Adrian berubah. Untungnya mobil Celine terutup tiang bangunan basement jadi Adrian tidak menyadari kehadiran mobil Celine. Setelah selesai bercumbu, mobil Adrian meninggalkan area parkiran.

Pikiran Celine berkecamuk kacau, entah apa yang harus ia lakukan. Ia belum memiliki cukup bukti, akan sangat bodoh jika ia bertindak sembrono. Memang dirinya terbakar amarah, dirinya seperti ingin meledak. Tapi Celine mencoba menenangkan dirinya, mengatur nafas, dan berusaha perkir jernih. "You messed with the wrong girl Adrian" batinnya.

Celine melihat jam tangannya, ternyata sudah hampir siang, daripada ia telat dan dapat pertanyaan tambahan dari ibunya, ia memilih untuk meninggalkan parkiran dan menuju rumah orang tuanya

Selama di perjalanan, Celine mencoba merangkai rencana apa saja yang harus ia ambil untuk mengumpulkan bukti perselingkuhan Adrian. Ia akan mengembalikan berkali lipat dan bukan hanya rasa sakit tapi juga rasa malu dan kehancuran Adrian.

Dia akan memulai dari mengumpulkan bukti transaksi ilegal yang pernah ia temukan di notifikasi email yang tidak sengaja ia lihat saat meminjam laptop Adrian. Meskipun ia hanya melihat sekilas, tapi ia tau dengan pasti itu bukan transaksi legal karena lokasi transaksi itu ada di Macau, everyone knows what can be happened in Macau, batin Celine. Celine memutuskan memulai dari sana, karena bukan hanya membalaskan dendam atas perselingkuhan Adrian, ia bisa menghancurkan karir Adrian di perusahaan miliknya.

Seingat Celine, laptop itu masih ada dirumah. Dengan cepat ia ubah arah dari rumah mamahnya menuju kembali kerumahnya. Sambil menelpon, ia memacu mobilnya "Mah, aku gak bisa ikut acara lunch, tiba-tiba aja aku ngerasa gak enak badan, ini lagi di jalan pulang" ucapnya beralasan

"Ohh, iya kamu hati-hati dijalan, kamu pakai supir kan?" Tanya mamah

"Iya mah, gak perlu khawatir" balas Celine berbohong

"Yaudah kalau gitu" tutup mamah

Celine pun menancap gas lebih agar bisa lebih cepat sampai rumah. Ia harus memanfaatkan moment ini karena besok pasti laptop itu dibawa Adrian.

Untung saja jalanan hari ini tidak begitu padat. Entah keberuntungan atau kemalangan yang sedang ia dapatkan. Tak pernah sedikitpun Celine berfikir kalau Adrian bisa melakukan hal semenjijikan itu. Selama ini ia hanya berfikir ada yang salah pada dirinya sampai membuat Adrian berubah.

Tanpa ia sadar, air mata sudah berlinang.

Dengan bodohnya ia dulu menyalahkan diri sendiri, padahal Adrian yang mengkhianati pernikahan ini. Celine pun segera memarkirkan mobil ke garasi. Langkahnya tergesa menuju ruangan kerja Adrian.

Supir dan asisten rumah juga hanya bisa terdiam melihat reaksi Celine yang tidak biasa. Dengan acuh Celine mengabaikan pertanyaan supir yang menanyakan dari mana ia kenapa tidak memintanya untuk mengantarkannya seperti biasa.

Dengan sedikit gemetar, tangan Celine membuka pintu ruangan kerja Adrian, arah matanya mencari letak laptop yang biasa Adrian letakkan di atas meja kerja. Ia membuka lemari, yess gotcha

Celine membuka laptop, Shit... Laptopnya di password, ia berfikir keras password apa yang kira-kira Adrian gunakan. Hmmm oke think Celine think... Celine mulai mengetik memasukkan password namun masih salah. Oke let's try this one, kali ini ia mencoba mengetik plat nomer mobil kesayangan Adrian, boom dan halaman password terbuka, Celine berhasil membuka password.

Tanpa mengulur waktu lebih lama, Celine membuka email yang masih ter login. Ia mencari email bukti transaksi fuck, sudah dihapus. Ternyata data itu sudah di hapus bahkan di bagian sampah juga sudah dikosongkan Adrian.

Celine berfikir sejenak, karena tidak mugkin Adrian membuang begitu saja transaksi-transaksinya. Celine mencoba membuka folder yang ada di laptop itu, sampai ia menemukan folder yang sengaja Adrian sembunyikan. Yess, you fool Adrian 

Celine segera mengcopy semua data yang ada di folder itu. Tanpa ia lupa mengembalikan semua seperti sedia kala tanpa ada perubahan sedikitpun, bahkan tata letak laptop itu sebelumnya.

Kini Celine hanya perlu menyelidiki lebih dalam bukti yang sudah ia dapatkan. Sangat salah jika Adrian berpikir bisa bebas dari pembalasan Celine.

....

Bersambung