webnovel

Chapter 434 : Pengejaran Orang Mencurigakan

Keesokan harinya, pukul 7 pagi, di gerbang depan kediaman Duke Louis.

Aku dan Irene saat ini sedang berada di gerbang depan kediaman Duke Louis untuk mengantarkan Duke Louis dan Duchess Arlet yang akan pergi menuju ibukota San Estella, tepatnya menuju istana kediaman Ratu Kayana. Tidak hanya aku dan Irene saja yang mengantar kepergian Duke Louis dan Duchess Arlet, para pelayan, prajurit dan anggota keluarga San Lucia lainnya juga ikut mengantar kepergian mereka berdua.

"Hati-hati di jalan, ayahanda, ibunda," ucap Irene.

"Hati-hati di jalan, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

"Iya, kalian berdua juga hati-hati karena meskipun kalian berada di kediaman ini, bisa saja ada yang menyerang kediaman ini ketika kami berdua pergi. Terutama kamu, Rid, karena kamu nanti akan pergi kembali ke tempat itu, kamu harus hati-hati dan waspada," ucap Duke Louis.

"Baik, paman," ucapku.

"Hati-hati ya kalian berdua. Kalau begitu kami berdua pergi dulu," ucap Duchess Arlet.

"Iya, ibunda," ucap Irene.

"Kalian semua, kami pergi dulu. Tolong jaga kediaman ini baik-baik selagi kami berdua pergi. Selain itu, tolong laporkan apabila ada sesuatu yang mencurigakan di sekitar kediaman ini atau di seluruh kota San Lucia," ucap Duke Louis.

"Baik, tuan Duke," ucap para pelayan dan para prajurit yang ikut mengantar mereka berdua.

Setelah itu, Duke Louis dan Duchess Arlet pun membalikkan badan mereka dan mereka pun mulai berjalan ke kereta kuda yang ada di depan mereka. Di depan mereka ada 3 buah kereta kuda. Duke Louis dan Duchess Arlet memilih untuk mendekati kereta kuda yang berada di tengah. Setelah Duke Louis dan Duchess Arlet sudah berada di samping kereta kuda itu, komandan Mina yang juga sedang berada di samping kereta kuda itu langsung membukakan pintu kereta kuda itu. Setelah pintu itu terbuka, Duchess Arlet pun langsung masuk ke dalam kereta kuda itu lalu disusul dengan Duke Louis.

"Ayo kita segera berangkat, Mina," ucap Duke Louis yang sudah berada di dalam kereta kuda itu.

"Baik, tuan Duke," ucap komandan Mina.

Setelah itu, komandan Mina pun juga ikut masuk ke dalam kereta kuda itu dan kemudian pintu kereta kuda itu pun ditutup. Setelah pintu kereta kuda itu sudah ditutup, ketiga kereta kuda itu secara perlahan mulai bergerak pergi meninggalkan gerbang depan kediaman Duke Louis. Beberapa saat kemudian, ketiga kereta kuda itu pun sudah pergi menjauh dari kediaman Duke Louis. Setelah ketiga kereta kuda itu sudah pergi menjauh, para pelayan dan penjaga yang sebelumnya mengantarkan kepergian Duke Louis dan Duchess Arlet pun mulai kembali untuk mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Aku dan Irene pun juga memutuskan untuk kembali ke dalam kediaman Duke Louis.

"Rid, kamu akan pergi berlatih di tempat itu jam berapa ?," tanya Irene.

"Mungkin jam 9, sama seperti kemarin. Memangnya ada apa, Irene ?," tanyaku.

"Sebelum kamu berlatih di tempat itu, bisakah kamu berlatih denganku terlebih dahulu ? Aku tidak akan ikut denganmu untuk latihan di tempat itu karena tempat itu merupakan tempat latihan rahasia untuk melatih teknik dan sihir rahasia milikmu. Kamu bilang kalau kamu belum bisa memberitahu teknik dan sihir rahasiamu itu jadi pastinya aku tidak diperbolehkan untuk ikut berlatih di tempat latihan itu. Jadi saat ini, sebelum kamu pergi ke tempat itu, aku pikir ini waktu yang tepat bagiku untuk memintamu berlatih denganku," ucap Irene.

"Baiklah. Mulai sekarang, sebelum aku berlatih di tempat itu, aku akan berlatih denganmu terlebih dahulu," ucapku.

"Terima kasih, Rid," ucap Irene.

"Iya, sama-sama, Irene," ucapku.

Setelah itu, aku dan Irene pun langsung bergegas masuk ke kediaman Duke Louis. Setelah sudah berada di dalam kediaman Duke Louis, kami lalu bergegas pergi ke kamar kami masing-masing untuk mengambil senjata kami. Setelah kami sudah mengambil senjata kami, kami berdua pun langsung pergi ke tempat latihan prajurit Duke San Lucia untuk berlatih bersama.

-

Pukul 9 pagi.

Saat ini, aku sudah berada di gerbang belakang kediaman Duke Louis setelah sebelumnya aku berlatih bersama dengan Irene terlebih dahulu. Aku saat ini sudah mengenakan jubah yang sama dengan yang kemarin aku pakai. Aku pun juga sudah membawa senjata milikku. Alasan aku berada di gerbang belakang kediaman Duke Louis saat ini adalah karena aku mau bersiap untuk kembali pergi ke tempat latihan rahasia milikku.

Saat ini, di gerbang belakang kediaman Duke Louis tidak hanya ada aku dan para prajurit yang menjaga gerbang itu saja, Irene juga ada di gerbang itu. Tetapi Irene ada disitu bukan untuk ikut pergi denganku menuju tempat latihan rahasia milikku, melainkan Irene hanya mengantarkan kepergianku saja.

"Kamu nanti akan pulang jam berapa, Rid ?," tanya Irene.

"Mungkin seperti kemarin. Aku akan pulang pada sore menjelang malam hari," ucapku.

"Baiklah. Karena aku sudah tahu tempat latihan rahasiamu, apabila kamu tidak pulang tepat waktu, aku akan pergi menyusulmu ke tempat latihanmu. Aku khawatir kalau ada sesuatu yang terjadi kepadamu apabila kamu pulang tidak tepat waktu," ucap Irene.

"Kamu tenang saja, Irene, aku akan pulang tepat waktu. Aku tidak akan membiarkanmu untuk menyusulku karena tempat latihanku itu cukup berbahaya. Aku nanti akan khawatir kepadamu apabila kamu menyusul ke tempat itu," ucapku.

"Baiklah, pokoknya kamu harus pulang tepat waktu," ucap Irene.

"Iya, aku janji. Kalau begitu, aku pergi dulu," ucapku.

"Iya. Hati-hati, Rid," ucap Irene.

"Iya," ucapku.

Setelah itu, aku pun pergi menghampiri para prajurit yang menjaga gerbang belakang kediaman Duke Louis, sementara Irene hanya diam saja sambil melihatku yang berjalan pergi. Setelah aku sudah menghampiri para prajurit itu, aku pun langsung berbicara dengan para prajurit itu.

"Tuan prajurit, aku minta tolong untuk membuka kan gerbangnya lagi. Aku ingin pergi lagi," ucapku.

"Baik, Ri-," ucap prajurit itu.

Tetapi sebelum prajurit itu menyelesaikan perkataannya, aku langsung mendekatkan jari telunjuk tangan kananku ke bibirku sebagai kode untuk diam. Prajurit itu pun langsung diam setelah mengetahui kode yang aku tunjukan. Setelah prajurit itu diam, aku pun mulai berbicara lagi.

"Aku minta maaf tuan prajurit, tetapi ke depannya aku minta tolong untuk tidak menyebutkan namaku lagi ketika aku meminta untuk membukakan gerbang ini. Aku khawatir kalau ada orang di luar gerbang belakang ini yang mendengar perkataan kalian yang sedang menyebut namaku," ucapku.

"Baiklah. Kami minta maaf karena sebelumnya telah menyebut namamu," ucap prajurit itu.

"Tidak apa-apa, kalian tidak perlu minta maaf," ucapku.

"Baiklah jika kamu bicara begitu. Kami akan segera membukakan gerbangnya," ucap prajurit itu.

Setelah itu prajurit itu pun membukakan gerbang itu.

"Terima kasih karena telah membukakan gerbang ini, tuan prajurit," ucapku.

"Sama-sama," ucap prajurit itu.

"Kalau begitu, aku izin pergi dulu. Sampai nanti, tuan prajurit sekalian," ucapku.

"Iya, sampai nanti dan juga hati-hati," ucap prajurit itu.

Setelah itu, aku pun langsung pergi meninggalkan gerbang belakang kediaman Duke Louis. Namun, baru beberapa langkah aku pergi meninggalkan gerbang belakang kediaman Duke Louis, aku melihat beberapa orang yang terlihat familiar di sekitar gerbang belakang kediaman Duke Louis. Orang-orang itu adalah orang-orang yang sama yang kemarin juga berada di sekitar gerbang belakang kediaman Duke Louis.

"Orang-orang itu lagi. Apa sebenarnya tujuan mereka berada di sekitar gerbang belakang kediaman paman Louis ? Apa mereka sedang memata-mati seseorang seperti aku atau orang lain yang berada di dalam kediaman paman Louis atau mereka sedang memeriksa situasi di gerbang belakang kediaman paman Louis karena mereka berencana untuk melakukan penyerangan ?," pikirku.

Meskipun aku memikirkan itu, aku tidak terlalu memikirkannya karena begitu aku melihat orang-orang mencurigakan itu lagi, aku tetap terus melanjutkan langkahku untuk menuju ke tempat latihan rahasiaku. Ketika aku sedang berjalan, aku merasakan kalau orang-orang mencurigakan itu sedang melihat dan memperhatikanku. Meski begitu, aku tetap melanjutkan langkahku sambil menundukkan sedikit kepalaku agar wajahku tidak terlihat oleh mereka.

Beberapa saat kemudian, aku pun kini sudah berada jauh dari mereka yang masih berada di depan dan sekitar gerbang belakang kediaman Duke Louis. Setelah berada jauh dari mereka, aku terus berjalan sambil memikirkan sesuatu.

"Aku tidak merasakan kalau mereka sedang mengikutiku. Itu berarti sepertinya tujuan mereka bukanlah untuk memata-matai orang yang tinggal di kediaman paman Louis. Jika itu adalah tujuan mereka, seharusnya mereka langsung mengikutiku setelah aku pergi keluar dari kediaman paman Louis. Sepertinya mereka memiliki tujuan lain yang tidak diketahui," pikirku.

Setelah memikirkan itu, aku terus melanjutkan langkahku untuk menuju tempat latihan rahasiaku. Tetapi, baru beberapa langkah aku berjalan setelah memikirkan itu, aku merasakan kalau orang-orang yang berada di depan dan sekitar gerbang belakang kediaman Duke Louis mulai bergerak. Aku merasakan mereka mulai bergerak mengikutiku.

"Sepertinya pemikiranku yang sebelumnya telah salah. Jadi tujuan mereka adalah untuk memata-matai orang yang tinggal di kediaman paman Louis. Mungkin tujuan mereka yang sebenarnya adalah aku. Ketika melihat aku yang baru saja keluar dari kediaman paman Louis, mereka memutuskan untuk mengikutiku dan mungkin mereka juga akan mencoba untuk menangkapku untuk mencari tahu informasi tentangku. Mereka saat ini belum tahu identitasku, mereka hanya menganggap kalau aku merupakan seseorang yang tinggal di kediaman paman Louis. Aku tidak boleh membiarkan identitasku diketahui oleh mereka. Jika mereka tahu kalau aku tinggal di kediaman paman Louis, ke depannya mereka akan terus datang ke kediaman paman Louis. Aku harus segera berlari ke tempat itu agar mereka tidak bisa mengejar dan menangkapku," pikirku.

Setelah memikirkan itu, aku langsung berlari dengan cepat menuju tempat latihan itu. Sementara itu, orang-orang yang mencoba mengikuti Rid terlihat sedikit terkejut ketika melihat Rid yang berlari.

"Hei, orang itu mulai berlari, sepertinya dia sudah tahu kalau kita sedang mengikutinya,"

"Cepat kejar orang itu," ucap orang-orang itu.

Orang-orang itu pun langsung berlari untuk mengejar Rid.

Sementara itu, ketika aku sedang berlari untuk menuju tempat latihan rahasiaku, aku masih merasakan kalau orang-orang itu masih mengejarku.

"Ternyata benar kalau tujuan mereka adalah untuk mengejarku. Tetapi dengan kecepatan mereka yang seperti itu, mereka tidak akan bisa untuk mengejarku," pikirku.

Kemudian, aku meningkatkan kecepatan lariku agar mereka tidak bisa mengejarku.

Sementara itu, orang-orang yang sedang berlari mengejar Rid terlihat terkejut ketika Rid mempercepat larinya. Jarak antara mereka pun kini secara perlahan semakin menjauh.

"Apa-apaan orang itu, larinya cepat sekali,"

"Padahal kita sudah berlari dengan sekuat tenaga, tetapi kita tidak bisa mendekat sedikitpun ke arah orang itu. Justru jarak kita semakin menjauh," ucap orang-orang itu.

Setelah mereka mengatakan itu, tiba-tiba di samping mereka ada perempuan yang mengenakan jubah yang sedang berlari mendahului mereka. Perempuan itu adalah biarawati yang bernama Elsie. Saat ini Elsie sedang mengenakan pakaian biasa di dalam jubah miliknya. Dia saat ini tidak mengenakan pakaian biarawati seperti biasanya. Orang-orang itu terlihat terkejut ketika melihat Elsie yang sudah mendahului mereka.

"Nona Elsie ?!," ucap salah satu dari orang itu.

"Kalian lambat sekali. Dengan kecepatan kalian itu, kalian tidak akan bisa mengejarnya. Kalau begitu, aku pergi duluan untuk mengejar orang itu," ucap Elsie.

Setelah itu, Elsie pun meningkatkan kecepatan larinya untuk mengejar Rid yang sudah berada cukup jauh di depannya.

Sementara itu, ketika aku masih terus berlari, aku merasakan ada seseorang yang perlahan mulai mendekat.

"Ada seseorang yang perlahan mulai mendekat. Kecepatan orang ini kelihatannya lebih hebat dari orang-orang yang lainnya yang sedang mengejarku. Selain itu, aku merasakan aura yang sedikit aku kenal dari orang yang perlahan mulai mendekatiku ini. Aku harus memastikan siapa orangnya," pikirku.

Setelah memikirkan itu, aku yang masih terus berlari pun secara perlahan mulai menoleh ke belakang. Ketika menoleh ke belakang, aku melihat seorang wanita yang sedang berlari sangat cepat untuk mengejarku. Wanita itu berlari sambil mengenakan jubah. Tetapi meski mengenakan jubah, aku tahu siapa identitas wanita itu karena wajahnya sedikit terlihat ketika dia sedang berlari. Wanita itu adalah biarawati yang sebelumnya melihat aksiku yang sedang menyembuhkan senior Nadine dan senior Gretta.

"Biarawati itu..., ternyata orang-orang itu adalah orang-orang dari gereja Sancta Lux. Itu berarti tujuan mereka sudah jelas yaitu aku. Tetapi saat ini mereka belum tahu siapa aku, jadi lebih baik aku terus berlari agar tidak terkejar dan tertangkap oleh mereka. Aku hanya perlu berlari sebentar lagi karena aku sudah berada dekat dengan hutan perbatasan yang merupakan tempat masuk menuju tempat itu. Setelah aku sudah masuk ke hutan perbatasan dan berlari menuju tempat itu, mereka mungkin akan berhenti untuk mengejarku karena aku tidak yakin kalau mereka akan terus mengikuti hingga ke tempat itu," pikirku.

Setelah itu, aku terus berlari untuk menuju hutan perbatasan. Beberapa saat kemudian, aku pun kini telah tiba di depan hutan perbatasan. Setelah tiba di depan hutan perbatasan, aku pun langsung masuk ke dalam hutan itu dan terus berlari untuk menuju ke tempat latihan rahasiaku yang berada di sisi lain dari bagian depan hutan perbatasan.

Sementara itu, beberapa saat setelah Rid masuk ke dalam hutan perbatasan, Elsie pun kini tiba di depan hutan perbatasan. Elsie pun memutuskan untuk berhenti di depan hutan perbatasan itu dan tidak melanjutkan untuk mengejar Rid yang pergi ke dalam hutan perbatasan itu. Setelah berhenti di depan hutan perbatasan itu, Elsie pun mulai melihat dan memperhatikan hutan itu.

"Hutan ini, kenapa orang itu memutuskan untuk pergi ke dalam hutan ini ?," pikir Elsie.

Lalu, beberapa saat setelah Elsie berhenti di depan hutan perbatasan itu, orang-orang yang ikut mengejar Rid Archie pun kini juga sudah berada di depan hutan perbatasan untuk menyusul Elsie. Orang-orang itu terlihat kelelahan setelah berlari untuk mengejar Rid dan menyusul Elsie.

"Lari anda cepat sekali, nona. Ngomong-ngomong, pergi kemana orang yang sebelumnya kita kejar ? Dan kenapa anda berhenti disini, nona ?," tanya salah satu dari orang itu.

"Orang itu pergi ke dalam hutan ini," ucap Elsie sambil melihat ke arah hutan itu.

Setelah mendengar perkataan Elsie, orang-orang itu langsung menoleh ke arah hutan itu.

"Orang itu pergi ke dalam hutan ini ? Tunggu hutan ini kan....," ucap salah satu dari orang itu.

"Iya, hutan itu merupakan hutan masuk menuju tempat yang cukup berbahaya di bagian utara kota San Lucia. Hutan ini memang tidaklah berbahaya, tetapi tempat yang ada di ujung hutan ini cukup berbahaya karena tempat itu merupakan tempat tinggal beberapa hewan buas atau monster. Orang yang ada di kota San Lucia atau yang berada di sekitar tempat itu pun menjauhi tempat itu," ucap Elsie.

"Lalau bagaimana, nona ? Orang itu telah masuk ke tempat yang cukup berbahaya, apa lebih baik kita tidak usah mengejar orang itu ?," tanya salah satu dari orang itu.

"Tidak, kita akan terus mengejar orang itu," ucap Elsie.

Orang-orang itu terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Elsie.

"Apa ?!,"

"Tapi kan, tempat itu cukup berbahaya, nona Elsie," ucap orang-orang itu.

"Tidak ada tapi-tapi, kita tetap harus mengejar orang itu karena orang yang mencurigakan itu kemungkinan adalah Rid Archie. Jika orang itu bukanlah Rid Archie, kita bisa mendapatkan informasi tentang kediaman tuan Duke dari orang itu. Kita bisa bertanya dan memastikan apakah Rid Archie tinggal di kediaman tuan Duke atau tidak. Karena sebelumnya aku melihat Rid Archie bersama dengan nona Duchess dan putri Irene, aku jadi berpikir kalau Rid Archie kemungkinan tinggal di kediaman tuan Duke. Tetapi itu hanyalah kemungkinan, kita membutuhkan bukti yang jelas tentang Rid Archie yang memang tinggal di kediaman tuan Duke,"

"Tetapi jika orang itu memang benar adalah Rid Archie, sesuai perkataan tuan Julian semalam, kita harus mendapatkannya dengan cara apapun," ucap Elsie.

-Bersambung