webnovel

Chapter 407 : Efek Samping

Beberapa saat sebelumnya, di atap gedung tengah akademi, tempat Rid berada.

Tepat setelah nona Leirion pergi dari tempatku berada saat ini, aku melihat ada puluhan objek bercahaya yang sedang terbang di langit yang sebelumnya dilihat oleh nona Leirion.

"Objek bercahaya itu....apakah itu para Malaikat yang sebelumnya dibilang oleh wanita itu ?," pikirku.

Aku baru bisa melihat objek-objek bercahaya itu ketika objek itu sudah berada dekat dengan tempatku berada saat ini. Objek-objek bercahaya itu kini semakin dekat dengan tempatku berada.

Saat objek bercahaya itu baru terlihat olehku, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Di mataku, objek bercahaya itu hanya terlihat seperti sebuah cahaya yang bersinar terang yang sedang terbang menuju kemari. Namun ketika jarak objek bercahaya itu sudah semakin dekat denganku, aku baru bisa melihat objek itu dengan jelas meskipun agak samar-samar.

"Objek-objek bercahaya itu samar-samar terlihat seperti manusia yang memiliki sayap. Ternyata benar kalau objek-objek bercahaya itu adalah para Malaikat yang sedang menuju kesini. Ini pertama kalinya aku melihat ras Malaikat secara langsung meskipun masih samar-samar," ucapku.

Melihat para Malaikat itu yang semakin mendekat ke tempat ini, aku pun bersiap dengan menggunakan pedangku. Aku bersiap untuk menghadapi atau menahan serangan mereka apabila mereka tiba-tiba menyerang tempat ini.

"Selain pertama kali melihat mereka, ini juga pertama kalinya aku berhadapan dengan mereka. Aku tidak tahu apakah aku dapat menahan serangan mereka apabila mereka tiba-tiba menyerang tempat ini, tetapi aku tetap harus mencoba untuk menahan mereka," ucapku.

Lalu, disaat aku sedang bersiap untuk berhadapan dengan mereka, para Malaikat yang sebelumnya sedang terbang melesat untuk mendekati tempat ini, secara tiba-tiba mulai berhenti. Para Malaikat itu saat ini hanya berdiam saja sambil melayang di atas langit yang berada jauh dari daratan. Aku pun bingung ketika melihat mereka yang sebelumnya masih terbang melesat tiba-tiba langsung berhenti dan hanya terdiam saja di atas langit.

"Kenapa mereka tiba-tiba berhenti ?," pikirku.

Aku terus melihat dan memperhatikan para Malaikat yang hanya berdiam saja di atas langit itu. Setelah aku perhatikan dengan lebih teliti, di depan para Malaikat itu, ada sebuah cahaya yang bersinar lebih terang daripada para Malaikat itu.

"Cahaya itu, sepertinya para Malaikat itu berhenti karena di depan mereka ada cahaya yang bersinar itu. Tetapi cahaya apa itu ?," pikirku.

Aku lalu melihat dan memperhatikan ke arah cahaya yang bersinar lebih terang itu. Ketika aku melihat ke arah cahaya itu, samar-samar aku melihat seorang wanita yang memiliki 2 pasang sayap.

"Sepertinya cahaya yang bersinar itu juga merupakan Malaikat. Apa dia merupakan pemimpin dari para Malaikat itu ?," pikirku.

Setelah memikirkan itu, aku terus melihat ke arah para Malaikat yang masih terdiam itu. Sekitar 5 menit kemudian, para Malaikat itu tiba-tiba kembali bergerak. Tetapi mereka bergerak bukan untuk mendekat ke tempatku berada, melainkan mereka bergerak untuk pergi menjauh dari tempatku berada. Para Malaikat itu sedang terbang menuju ke arah yang sebelumnya mereka lalui untuk sampai ke tempat ini. Aku pun kembali bingung ketika melihat para Malaikat yang sedang terbang menjauh itu.

"Kenapa mereka malah terbang menjauh ? Apa mereka memutuskan untuk tidak jadi menghancurkan tempat ini setelah merasakan sihir kegelapan tingkat tinggi yang dilancarkan oleh tuan Duke Remy dan memilih untuk kembali ke tempat asal mereka ? Tetapi, apa alasan mereka memilih untuk pergi kembali ke tempat asal mereka ?," pikirku.

Setelah melihat para Malaikat yang terbang menjauh itu, aku kembali melihat ke langit tempat para Malaikat itu terdiam sebelumnya. Di langit itu masih ada satu Malaikat yang bersinar lebih terang daripada para Malaikat yang pergi menjauh itu.

"Malaikat itu masih ada disana ? Kenapa dia tidak pergi bersama dengan para Malaikat itu ?," pikirku.

Aku terus melihat ke arah Malaikat itu. Entah kenapa ketika aku sedang melihat ke arah Malaikat itu, aku merasa kalau Malaikat itu juga sedang melihat ke arahku. Tetapi aku tidak bisa memastikannya karena jarak aku dengan malaikat itu cukup jauh. Aku saja hanya bisa melihat sosok Malaikat itu dengan samar-samar. Lalu beberapa saat kemudian, Malaikat itu tiba-tiba langsung pergi menjauh ke arah para Malaikat yang sebelumnya sudah pergi lebih dulu.

"Malaikat itu juga ikut pergi menyusul para Malaikat yang telah pergi lebih dulu. Sepertinya mereka hanya memantau saja dan tidak berniat untuk menghancurkan tempat ini atau bahkan seluruh ibukota kerajaan ini. Itu berarti setidaknya situasi saat ini telah aman,"

"Karena para Malaikat itu telah pergi, lebih baik aku kembali ke bawah. Tetapi sebelum itu, aku harus menyimpan pedang ini terlebih dahulu," ucapku.

Setelah itu, aku menaruh kembali pedang berwarna putih dan bercahaya yang sedang aku pegang ke ~storage~. Kemudian, aku langsung pergi kembali ke arena turnamen akademi dengan melewati langit-langit yang sebelumnya dihancurkan oleh nona Leirion. Setelah aku sudah sampai di arena turnamen akademi, aku lalu menghampiri Duke Remy yang sudah tergeletak dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Kemudian, aku lalu melihat ke arah Duke Remy yang tergeletak itu.

"Meskipun aku tidak berhasil membunuh tuan Duke Remy dengan tanganku sendiri, tetapi yang terpenting beliau sudah tewas. Dengan ini, penyerangan yang dilakukan oleh tuan Duke Remy pun telah berakhir," ucapku.

Setelah mengatakan itu, aku masih memikirkan tentang nona Leirion yang tiba-tiba datang ke tempat ini.

"Wanita itu sepertinya memang tidak berniat untuk membunuhku. Saat serangan yang dia lancarkan pertama kali kepadaku, dia seharusnya bisa langsung menusuk jantungku yang berada di dada kiriku, tetapi dia malah memilih untuk menusuk dada bagian tengahku. Setelah itu, wanita itu pun hanya menyerangku dengan santai dan tidak serius seperti menandakan kalau wanita itu memang tidak berniat untuk membunuhku. Apa karena wanita itu mengenal orang tuaku maka dari itu wanita itu tidak mau membunuhku ? Wanita itu bahkan juga memberikan saran kepadaku. Ini benar-benar membuatku bingung," pikirku.

Aku memikirkan itu selama beberapa detik, setelah itu aku pun berhenti untuk memikirkan itu.

"Yah sudahlah, daripada terus memikirkan itu, lebih baik aku keluar dari gedung ini untuk menemui Yang Mulia Ratu dan nona Karina untuk memberitahu kalau tuan Duke Remy sudah dikalahkan," ucapku.

Setelah mengatakan itu, aku pun langsung berjalan meninggalkan Duke Remy yang masih tergeletak untuk menuju tangga yang mengarah ke lantai bawah. Tetapi baru sebentar aku berjalan, tiba-tiba tubuhku terasa lelah.

"Ada apa ini ? Kenapa tubuhku tiba-tiba terasa lelah ?," tanyaku.

Setelah itu, aku yang sebelumnya memutuskan untuk berjalan ke tangga, beralih ke dinding yang ada di sebelah tangga itu. Setelah sampai di dinding itu, aku langsung duduk bersandar di dinding itu.

"Rasa lelah ini, apa karena aku terlalu lama dalam menggunakan sihir cahaya ? Aku juga menggunakan beberapa sihir cahaya yang belum sempat aku kuasai karena sebelumnya aku hanya berlatih dengan menggunakan sihir-sihir ini sebentar saja. Sepertinya ini efek samping dari itu,"

"Sesuai dugaanku sebelumnya kalau sihir ini memiliki efek samping apabila menggunakan kekuatannya secara berlebihan karena sebelumnya aku tidak pernah berlatih dengan menggunakan kekuatan sihir ini dengan berlebihan. Padahal aku tidak pernah merasa lelah apabila menggunakan sihir lain dalam jumlah banyak, tetapi hanya dengan menggunakan sihir ini secara berlebihan dalam waktu yang cukup lama sudah membuatku lelah. Meskipun efek sampingnya hanya membuat lelah saja, tetap saja efek samping ini dapat membuatku dirugikan,"

"Sepertinya aku harus mengikuti saran wanita itu untuk terus berlatih menggunakan sihir cahaya agar aku lebih terbiasa lagi dalam menggunakan sihir cahaya. Selain sihir cahaya, aku juga harus terus berlatih dalam menggunakan sihir kegelapan. Memang selama di akademi ini, aku tidak pernah berlatih menggunakan kedua sihir itu sama sekali. Aku harus meningkatkan kemampuanku pada kedua sihir ini karena seperti yang wanita itu bilang, akan ada beberapa orang yang sangat kuat yang mungkin akan menghalangiku dalam menggapai impianku. Untuk melawan mereka, aku harus menggunakan kedua sihir ini,"

"Untuk sekarang, lebih baik aku kembali beristirahat saja," ucapku.

Setelah itu, aku terus bersandar di dinding yang berada di samping tangga selama beberapa menit.

-Bersambung