webnovel

Chapter 377 : Permintaan Terakhir Duchess Arnett

Saat Duchess Arnett menjatuhkan tubuhnya ke permukaan tanah yang sudah dipenuhi oleh bunga-bunga Lily, nona Violetta terlihat sangat terkejut. Nona Violetta sangat terkejut karena dia baru saja mendengar Duchess Arnett berbicara.

"Ibunda!!!," ucap nona Violetta.

Nona Violetta lalu bergegas menghampiri Duchess Arnett. Namun baru beberapa langkah dia bergerak, nona Violetta tiba-tiba berhenti karena dia merasakan rasa sakit yang cukup parah di dadanya. Dia lalu melihat ke arah dadanya dan kemudian dia baru menyadari kalau dadanya saat ini masih tertusuk oleh cambuk milik Duchess Arnett. Nona Violetta lalu menarik cambuk itu agar tidak lagi menusuk dadanya. Dia menarik cambuk itu dengan menggunakan kedua tangannya. Kedua tangan nona Violetta pun terluka akibat tertusuk oleh duri-duri yang menyelimuti cambuk itu. Nona Violetta mencabut cambuk itu dari dadanya secara perlahan sambil menahan rasa sakit yang dialaminya. Tidak lama kemudian, cambuk itu pun berhasil dicabut dari dadanya. Nona Violetta lalu meletakkan cambuk itu di bawahnya dan kemudian dia bergegas kembali untuk menghampiri Duchess Arnett.

"Ibunda!!," ucap nona Violetta.

Kini nona Violetta sudah berada di samping Duchess Arnett yang sudah terbaring di tanah yang telah dipenuhi oleh bunga-bunga Lily. Kondisi Duchess Arnett terlihat sudah sangat lemah. Kedua matanya pun sudah mau terpejam seluruhnya. Nona Violetta yang berada di samping Duchess Arnett hanya terdiam saja sambil melihat ke wajah Duchess Arnett. Air mata terlihat masih mengalir keluar dari kedua mata nona Violetta.

"Ibunda," ucap nona Violetta.

Nona Violetta lalu memegang kedua tangan Duchess Arnett dengan kedua tangannya.

"Ibunda tadi bilang kalau ibunda akan selalu menyayangiku, aku pun juga sama. Aku akan selalu menyayangi Ibunda,"

"Sekarang, ibunda sudah terbebas dari kendali orang itu. Jadi ibunda sudah bisa pergi dengan tenang," ucap nona Violetta.

Duchess Arnett lalu menoleh dan menatap wajah nona Violetta setelah mendengar perkataan nona Violetta.

"Violetta.....," ucap Duchess Arnett.

Nona Violetta terlihat sangat terkejut setelah mendengar perkataan Duchess Arnett. Nona Violetta tidak menyangka kalau dia masih bisa mendengar perkataan Duchess Arnett. Nona Violetta pikir apa yang dikatakan oleh Duchess Arnett sebelum dia menjatuhkan dirinya adalah perkataan terakhir dari Duchess Arnett yang dia dengar. Lalu tidak lama setelah mendengar perkataan Duchess Arnett, nona Violetta pun langsung menanggapinya.

"Ada apa, ibunda ?," tanya nona Violetta.

"Sepertinya...aku masih belum bisa pergi....sebelum aku mengatakan ini. Terima kasih karena telah.....memberikanku kematian yang indah.....dengan membuatku mati di atas hamparan.....bunga-bunga Lily ciptaanmu. Bunga-bunga Lily ciptaanmu.....tetap sangatlah indah seperti dulu...Aku tidak menyangka....kalau kamu masih mengingat perkataanku waktu itu," ucap Duchess Arnett.

"Tentu saja aku masih mengingatnya, ibunda. Karena itu adalah kenangan yang sangat berharga bagiku, jadi aku harus terus mengingatnya," ucap nona Violetta.

"Begitu ya. Aku juga ingin....meminta maaf kepadamu karena aku sebelumnya telah melukaimu....dan bahkan berniat untuk membunuhmu. Saat itu.....entah kenapa aku seperti tidak bisa mengendalikan....pergerakan tubuhku sendiri. Bahkan aku....tidak bisa mengendalikan pikiranku," ucap Duchess Arnett.

"Tidak apa-apa, ibunda. Ibunda tidak perlu minta maaf karena aku sudah mengetahui kalau ibunda sedang dikendalikan paksa oleh orang itu," ucap nona Violetta.

"Orang itu ? Siapa....yang kamu maksud ?," tanya Duchess Arnett.

"Ayahanda," ucap nona Violetta.

Duchess Arnett lalu terdiam selama beberapa saat. Tidak lama kemudian, Duchess Arnett kembali berbicara.

"Ah benar juga.....aku baru mengingatnya. Sebelum aku merasa....tidak bisa mengendalikan tubuhku dan juga pikiranku, ayahandamu.....tiba-tiba menyuntikkan sebuah cairan berwarna merah ke dalam....tubuhku," ucap Duchess Arnett.

"Dia lah yang telah membuatmu menjadi seperti ini, ibunda. Dia memang dulunya merupakan ayahandaku, tetapi kali ini dia bukan ayahandaku lagi karena aku sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya setelah aku pergi meninggalkan keluarga San Quentine. Apalagi, setelah mengetahui kalau dia lah yang membuat kamu menjadi seperti ini, aku semakin membenci dia, ibunda," ucap nona Violetta.

"Meski kamu membencinya...dan tidak mau mengakuinya lagi sebagai.....ayahandamu, tetapi dia tetaplah ayahandamu, Violetta," ucap Duchess Arnett.

Nona Violetta lalu terdiam setelah mendengar perkataan Duchess Arnett.

"Aku punya satu permintaan.....terakhir, Violetta," ucap Duchess Arnett.

Nona Violetta yang sebelumnya terdiam, kini langsung menanggapi perkataan Duchess Arnett.

"Permintaan apa itu, ibunda ?," tanya nona Violetta.

"Tolong hentikanlah ayahandamu, Violetta," ucap Duchess Arnett.

Nona Violetta lalu kembali terdiam selama beberapa saat. Tidak lama kemudian, nona Violetta pun kembali berbicara.

"Baiklah, ibunda. Aku akan menghentikan dia seperti apa yang ibunda minta," ucap nona Violetta.

"Terima kasih. Kalau begitu.....sepertinya aku harus mengucapkan selamat tinggal lagi,"

"Selamat tinggal, Violetta. Terima....kasih karena telah menemaniku.....disaat-saat terakhirku," ucap Duchess Arnett.

"Iya, selamat tinggal, ibunda," ucap nona Violetta.

Air mata nona Violetta terlihat masih mengalir keluar saat dia mengatakan itu. Setelah itu, kedua mata Duchess Arnett pun mulai terpejam secara perlahan. Tidak lama kemudian, kedua mata Duchess Arnett pun telah terpejam. Duchess Arnett pun tidak bergerak maupun bersuara lagi. Duchess Arnett kini telah meninggal dunia. Duchess Arnett meninggal dunia dengan senyuman di wajahnya.

Sementara itu, nona Violetta yang masih memegang kedua tangan Duchess Arnett, tidak lama kemudian mulai melepaskannya. Nona Violetta lalu meletakkan dan memposisikan kedua tangan Duchess Arnett di dada Duchess Arnett. Setelah itu, nona Violetta berbicara ke Duchess Arnett yang sedang terbaring.

"Sampai bertemu lagi di tempat yang lain, ibunda," ucap Duchess Arnett.

Kemudian, nona Violetta membasuh kedua matanya yang mengeluarkan air mata dengan tangannya. Setelah itu, nona Violetta kembali berdiri dan kemudian dia menatap kembali ke Duchess Arnett yang sedang terbaring.

"Sekarang, aku akan pergi untuk menyelesaikan permintaan terakhirmu itu, ibunda. Aku akan menghentikan orang itu....dengan membunuhnya," ucap nona Violetta.

-

Di tempat Rid berada, di saat yang sama ketika nona Violetta sedang bertarung dengan Duchess Arnett.

Saat ini, komandan Dayne dan senior Vyn terus menyerangku secara bersamaan dengan menggunakan pedang mereka. Tetapi aku dapat dengan mudah menghindari dan menahan serangan-serangan yang dilancarkan oleh mereka. Aku juga beberapa kali dapat menyerang mereka berdua dengan pedangku dan juga beberapa pukulan dan tendangan. Tetapi serangan yang aku lancarkan kepada mereka tidak begitu berefek karena saat ini mereka sedang mengenakan armor besi berwarna hitam di seluruh tubuh mereka.

Sementara itu, kedua Naga besi yang diciptakan oleh senior Vyn terlihat masih bertarung dengan keenam Naga yang sebelumnya aku ciptakan. Meskipun kedua Naga itu terlihat kewalahan karena mereka sedang dalam posisi yang kalah jumlah, tetapi kedua Naga itu masih bisa bertahan dari serangan-serangan keenam Naga ciptaanku hingga saat ini.

"Kedua Naga itu cukup tangguh juga. Selain itu, aku tidak menyangka kalau armor yang dikenakan oleh komandan Dayne dan senior Vyn itu sangat kuat. Beberapa serangan yang aku lancarkan kepada mereka jadi tidak begitu berefek kepada mereka karena adanya armor itu,"

"Jika kedua Naga dan armor yang mereka kenakan itu hanyalah besi biasa, mungkin aku bisa menyerangnya. Tetapi karena mereka telah bercampur dengan ~Dark Magic~, mereka bertambah jadi lebih kuat daripada biasanya. Mungkin aku harus menyelimuti seluruh tubuhku dengan Mana yang lebih kuat agar aku bisa menyerang kedua Naga dan juga mereka berdua yang mengenakan armor," pikirku.

Setelah aku memikirkan itu, komandan Dayne dan senior Vyn kembali menghampiriku dan menyerangku. Tetapi aku dapat menghindari serangan itu dengan mudah. Setelah menghindari serangan itu, aku langsung menyerang mereka berdua.

~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Dragon Slayer Slash~

Mereka berdua yang kebetulan saling berdekatan pun terkena seranganku dengan telak. Mereka berdua pun langsung terhempas hingga menghantam dinding pohon yang berada cukup jauh di belakang mereka. Setelah menghantam dinding pohon itu, mereka berdua pun langsung bangkit kembali. Terlihat tidak ada luka pada tubuh mereka setelah terkena serangan itu, yang ada hanyalah bekas goresan pada armor mereka setelah terkena serangan itu. Bekas goresan itu terlihat cukup dalam.

"Bahkan dengan ~Dragon Slayer Technique~ pun aku tidak mampu untuk langsung menebas armor mereka. Jika itu hanyalah besi biasa, aku yakin armor itu dapat aku tebas dan mereka yang mengenakan armor itu pun juga akan terluka. Sepertinya aku memang harus meningkatkan Mana yang menyelimuti tubuhku agar aku dapat menebas dan menghancurkan armor itu, atau...aku harus menggunakan sihir 'itu'," pikirku sambil melihat ke arah komandan Dayne dan senior Vyn yang baru saja bangkit kembali.

Setelah itu, aku menoleh ke arah jalan penghubung tempat nona Violetta melawan Duchess Arnett.

"Pertarungan antara nona Violetta dengan nona Duchess Arnett sepertinya belum selesai. Itu berarti, nona Violetta belum akan kembali ke tempat ini. Kalau begitu, sepertinya tidak apa-apa kalau aku menggunakan sihir 'itu',"

"Aku bisa saja mengalahkan mereka berdua tanpa menggunakan sihir 'itu', tetapi sepertinya itu akan memakan waktu yang cukup lama. Saat ini, aku harus secepatnya mengalahkan mereka berdua agar aku bisa segera mengejar Charles dan Chloe. Maka dari itu, aku terpaksa menggunakan sihir 'itu', ~Light Magic~," pikirku.

-Bersambung