webnovel

Chapter 337 : Teknik Terlarang Keluarga San Lucia part 2

"Teknik itu terdengar konyol bagiku," ucap wanita itu.

Setelah itu, wanita itu terus melihat ke arah Duchess Arlet. Setelah itu, tiba-tiba Duchess Arlet melesat dengan cepat ke arah wanita itu dan langsung menebasnya. Duchess Arlet menebas wanita itu dengan cepat sampai tidak terasa kalau sekarang Duchess Arlet telah melewati wanita itu dan kini Duchess Arlet telah berada di belakang wanita itu. Setelah itu, sebuah bongkahan es yang cukup tebal muncul secara tiba-tiba dari tubuh wanita itu. Bongkahan es itu memanjang lurus dari ujung kepalanya hingga ke bawah perutnya. Wanita itu pun langsung berlutut dengan kedua lututnya setelah bongkahan es itu muncul secara tiba-tiba di tubuhnya itu. Wanita itu hanya berlutut saja dengan menundukkan kepalanya tanpa menjatuhkan dirinya ke tanah.

Setelah berhasil menyerang wanita itu, Duchess Arlet pun menoleh ke belakang untuk melihat wanita itu. Wanita itu terlihat masih berlutut, namun tidak lama kemudian wanita itu mulai bangkit kembali.

"Serangan ini mirip dengan serangan yang kamu gunakan ketika membekukan tubuhku sebelumnya, tetapi kekuatan sihir es pada serangan ini lebih kuat dari serangan sebelumnya. Kelihatannya teknik ~Armor of Ice Spirits~ yang kamu gunakan itu membuat kekuatan sihir esmu itu meningkat lebih banyak dari yang sebelumnya. Teknik yang mengesankan, meski begitu teknik itu masihlah konyol bagiku. Kenapa seorang manusia menggunakan nama Roh es pada teknik itu ?," tanya wanita itu sambil berdiri kembali secara perlahan.

Setelah berdiri, wanita itu mengcengkeram bongkahan es yang menempel di tubuhnya mulai dari ujung kepala hingga bagian bawah perutnya. Tidak lama kemudian, bongkahan es yang menempel di tubuhnya itu langsung hancur berkeping-keping setelah dia cengkeram. Setelah itu, wanita itu pun menoleh ke belakangnya untuk melihat ke arah Duchess Arlet.

"Serangan yang barusan itu cukup bagus, tetapi serangan itu tidak cukup untuk mengalahkank-," ucap wanita itu.

Tetapi sebelum wanita itu menyelesaikan perkataannya, Duchess Arlet dengan cepat langsung melancarkan tebasan jarak jauh dengan menggunakan rapiernya. Sebuah tebasan es berwarna putih pun muncul dari tebasan yang dilancarkan Duchess Arlet. Tebasan es itu langsung mengenai wanita itu dengan telak dan langsung menghempaskannya ke belakang hingga menghantam beberapa bebatuan dan bongkahan es yang ada di belakangnya.

*BUMMMMM

Suara benturan pun terdengar akibat wanita itu yang menghantam bebatuan dan bongkahan es. Selain itu, debu asap berwarna putih juga bermunculan di sekitar tempat wanita itu menghantam bebatuan dan bongkahan es. Kemudian, meskipun Duchess Arlet sudah menghempaskan wanita itu hingga menghantam bebatuan dan bongkahan es, Duchess Arlet terus melancarkan serangan jarak jauh secara bertubi-tubi ke arah tempat wanita itu menghantam bebatuan dan bongkahan es. Tebasan es beruntun terus dilancarkan ke arah wanita itu dan membuat suara benturan terdengar berkali-kali di tempat itu.

*BUMMMM *BUMMMM *BUMMMM

Debu asap yang menyelimuti tempat itu pun mulai bertambah banyak dari yang sebelumnya. Beberapa menit kemudian, Duchess Arlet menghentikan serangan beruntunnya itu. Duchess Arlet lalu melihat ke arah tempat wanita itu yang sedang diselimuti oleh debu asap berwarna putih. Terlihat Duchess Arlet sudah sedikit terengah-engah saat melihat ke arah tempat wanita itu. Mulut Duchess Arlet juga mengeluarkan asap putih lebih banyak dari yang biasanya saat dia sedang menghembuskan nafas.

Lalu, saat Duchess Arlet sedang melihat ke arah tempat wanita itu yang sudah diselimuti debu asap, tiba-tiba muncul serangan anak panah dari dalam debu asap itu. Serangan anak panah itu dengan cepat langsung mengarah ke Duchess Arlet, tepatnya ke arah kepalanya. Tetapi, Duchess Arlet dengan cepat langsung menghindari serangan anak panah itu dengan menggerakkan kepalanya ke samping. Namun, serangan anak panah itu sangat cepat dan membuat Duchess Arlet tidak bisa menghindari serangan itu sepenuhnya. Pipi kanan Duchess Arlet pun terkena serangan anak panah itu dan membuat pipinya itu terluka. Setelah itu, Duchess Arlet melihat ke arah tempat wanita itu kembali. Dari arah tempat wanita itu yang masih diselimuti oleh banyak debu asap, muncul serangan anak panah lagi yang diarahkan ke Duchess Arlet. Anak panah itu kembali melesat dengan cepat ke arah Duchess Arlet, tetapi Duchess Arlet dengan sigap langsung menahan serangan anak panah itu dengan menggunakan rapiernya. Duchess Arlet memilih untuk menahan serangan anak panah itu dengan menggunakan rapiernya karena menurutnya akan berbahaya apabila dia memutuskan untuk menghindar setelah sebelumnya dia malah terluka akibat menghindari anak panah itu. Setelah berhasil menahan serangan anak panah itu, datang serangan anak panah lagi ke arah Duchess Arlet dan serangan anak panah itu datang secara terus menerus satu persatu. Meski serangan itu terus datang secara terus-menerus, Duchess Arlet dapat menahan semua serangan yang datang ke arahnya itu secara satu persatu.

Beberapa menit kemudian, serangan anak panah itu pun berhenti. Meski begitu, Duchess Arlet masih terlihat bersiaga apabila ada serangan lagi yang datang ke arahnya. Debu asap yang menyelimuti tempat itu pun secara perlahan mulai menghilang. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat wanita itu sedang berjalan ke arah Duchess Arlet sambil memegang busur panah yang terbuat dari es. Busur panah itu terlihat mirip dengan busur panah yang wanita itu gunakan saat menembakkan anak panahnya ke arah para prajurit Duke San Lucia. Selain itu, terlihat wanita itu tidak mengalami luka sedikitpun meskipun sebelumnya Duchess Arlet telah menyerangnya dengan telak menggunakan tebasan es dan menyerangnya terus dengan tebasan es bertubi-tubi. Duchess Arlet tidak terlihat terkejut ketika melihat hal itu.

"Seperti yang diduga, serangan yang aku lancarkan belum berhasil untuk melukainya meskipun aku sudah menggunakan teknik ini. Serangan yang sebelumnya aku gunakan bukanlah sebuah serangan dengan daya hancur yang kuat, sepertinya kali ini aku harus menggunakan sebuah serangan dengan daya hancur yang kuat untuk mengalahkan wanita itu. 'Teknik itu' sepertinya cocok untuk digunakan, apalagi jika 'teknik itu' digunakan saat aku menggunakan teknik ini, daya hancurnya akan semakin kuat. Tetapi aku harus mencari momen yang tepat untuk menggunakan teknik itu agar bisa mengenai wanita itu dengan telak," pikir Duchess Arlet.

Duchess Arlet memikirkan hal itu sambil melihat ke arah wanita itu. Wanita itu terus berjalan untuk mendekati Duchess Arlet.

"Serangan yang kamu lancarkan tadi benar-benar kuat. Aku tidak menyangka kamu akan menyerangku secara bertubi-tubi begitu. Tapi yah, serangan itu tetap tidak berdampak apa-apa kepadaku karena seranganmu itu berasal dari sihir es. Aku ini adalah pemimpin dari Naga es, jadi serangan yang berasal dari es tidak berdampak apa-apa bagi tubuhku karena aku memiliki ketahanan terhadap sihir es," ucap wanita itu.

"Begitu ya, aku tidak menyangka kalau kamu akan memberitahuku tentang hal itu," ucap Duchess Arlet.

"Aku memberitahumu tentang itu untuk mempermudahmu dalam mengalahkanku. Jadi kalau kamu ingin mengalahkanku, setidaknya gunakan sihir lain selain sihir es. Meski begitu, sihir lain itu belum tentu juga dapat mengalahkanku," ucap wanita itu.

"Sayangnya aku tidak memiliki sihir lain yang lebih kuat ataupun setara dengan sihir es yang kumiliki," ucap Duchess Arlet.

"Aku tahu itu, para 'manusia berambut putih' yang aku lawan sebelumnya juga hanya menggunakan sihir es ketika melawanku. Karena itu, mereka tidak bisa mengalahkanku, begitupun juga kamu saat ini," ucap wanita itu.

"Benarkah ? Kalau begitu mungkin aku akan menjadi orang pertama sekaligus orang terakhir yang akan mengalahkanmu dengan menggunakan sihir es," ucap Duchess Arlet.

"Coba saja jika kamu bisa. Kalau begitu, mari kita lanjutkan," ucap wanita itu.

Wanita itu kemudian menembakkan beberapa anak panah yang terbuat dari sihir es ke arah Duchess Arlet. Duchess Arlet langsung menahan beberapa anak panah itu dengan rapiernya dan kemudian Duchess Arlet dengan cepat melesat ke arah wanita itu. Duchess Arlet melesat sambil mengarahkan dan menyeret ujung rapiernya ke permukaan tanah. Kemudian, Duchess Arlet mengibaskan rapiernya itu ke arah wanita itu. Setelah itu, sebuah bongkahan es yang besar muncul dari permukaan tanah tempat Duchess Arlet menyeret rapiernya. Bongkahan es itu dengan cepat mengarah ke wanita itu. Melihat bongkahan es yang sedang mengarah ke arahnya, wanita itu mengubah busur panah yang dia pegang menjadi sebuah pedang. Wanita itu pun menahan bongkahan es itu dengan pedangnya itu.

Saat wanita itu sedang menahan bongkahan es yang ada di hadapannya itu, Duchess Arlet kembali mengarahkan ujung rapiernya ke tanah. Kemudian, Duchess Arlet kembali mengibaskan rapiernya itu dari bawah ke atas. Setelah itu, sebuah bongkahan es kembali muncul dari bawah tanah. Bongkahan es itu kali ini muncul dari bawah tanah tempat wanita itu berdiri. Karena wanita itu saat ini masih sedang menahan bongkahan es yang ada di depannya, wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa terhadap bongkahan es yang tiba-tiba muncul dari bawahnya. Wanita itu pun terkena bongkahan es itu dan dia pun terhempas hingga ke atas.

"Selain meningkatkan kekuatan sihir es miliknya, sepertinya dia juga bisa memanipulasi es atau salju yang ada di sekitar tempatnya berada dengan lebih mudah daripada sebelumnya," pikir wanita itu.

Wanita itu nampak tenang meskipun sedang terhempas ke atas. Wanita itu terus melihat ke arah Duchess Arlet yang terlihat sedang melakukan sesuatu. Duchess Arlet terlihat sedang mengarahkan tangan kanannya ke atas. Wanita itu yang sebelumnya melihat ke arah Duchess Arlet, langsung melihat ke atas karena dia merasakan ada sesuatu yang muncul di atas. Dan benar saja, di atas wanita itu kini ada sebuah pedang besar yang terbuat dari es yang siap untuk menghujam wanita itu.

~Ice Magic : Create Magic Weapon : Giant Ice Sword of Ymir~

Setelah itu, pedang besar itu langsung melesat ke bawah untuk menghujam wanita itu yang sedang berada di bawahnya. Wanita itu terlihat santai ketika melihat pedang besar itu yang siap untuk menghujamnya. Saat melihat pedang besar itu, sebuah asap berwarna putih terlihat berhembus keluar dari mulut wanita itu. Lalu, saat pedang besar itu sudah berada dekat dengan wanita itu, wanita itu langsung membuka mulutnya dan menyemburkan sebuah semburan es yang sangat besar.

~Ice Dragon's Roar~

Semburan es yang dilancarkan wanita itu sangat besar, bahkan melebihi ukuran pedang besar yang dibuat oleh Duchess Arlet. Semburan es itu pun mengenai pedang besar itu dengan telak dan langsung menghancurkan pedang besar itu tanpa tersisa sedikitpun. Lalu, setelah menyemburkan semburan es itu, wanita itu pun kembali menutup mulutnya, tetapi asap berwarna putih terlihat masih keluar dari mulutnya itu.

"Hampir saja, jika aku terkena pedang besar itu, mungkin tubuhku akan hancur. Yah meskipun hal itu bukanlah masalah yang besar," ucap wanita itu.

"Kenapa kamu bilang kalau itu bukanlah masalah yang besar apabila tubuhmu akan hancur ?," ucap Duchess Arlet yang tiba-tiba sudah berada di samping wanita itu.

Wanita itu terlihat tidak terkejut dengan Duchess Arlet yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Setelah itu, Duchess Arlet langsung menyerang wanita itu dengan menggunakan rapiernya. Namun, wanita itu dengan cepat langsung menahan serangan itu dengan kedua tangannya. Serangan dari Duchess Arlet pun berhasil ditahan oleh wanita itu, tetapi wanita itu langsung terhempas ke bawah setelah menahan serangan Duchess Arlet.

*BUMMMM

Suara benturan pun terdengar akibat wanita itu yang terhempas ke bawah dan menghantam permukaan tanah. Tempat itu pun juga langsung diselimuti oleh debu asap. Setelah itu, Duchess Arlet pun langsung turun ke bawah. Setelah sudah turun ke bawah, Duchess Arlet terlihat sedang bersiap untuk melancarkan serangan selanjutnya.

"Teknik ini sangat berbahaya apabila digunakan dalam waktu yang lama karena jantung penggunanya bisa membeku sepenuhnya. Saat ini, aku bisa merasakan kalau sebagian jantungku telah membeku. Aku harus segera mengakhiri ini," pikir Duchess Arlet.

Kemudian, wanita itu pun keluar dari debu asap yang menyelimuti tempatnya berada. Wanita itu lalu berjalan untuk mendekati Duchess Arlet sambil memegang sebuah pedang es di tangan kanannya.

"Kamu kelihatannya sangat terburu-buru, sepertinya teknik yang kamu gunakan itu memiliki batas waktu. Entah batas waktu penggunaan atau batas waktu aman untuk digunakan," ucap wanita itu.

Wanita itu menyadari hal itu karena wanita itu melihat Duchess Arlet yang nampak sudah terengah-engah. Asap putih dalam jumlah banyak juga terus keluar dari mulut Duchess Arlet setiap dia menghembuskan nafasnya.

"Itu benar, teknik ini memang memiliki batas waktu. Karena itu, aku akan segera mengakhiri ini," ucap Duchess Arlet.

Duchess Arlet lalu meningkatkan kekuatannya. Terlihat sebuah aura sihir es yang sangat pekat sedang menyelimuti rapiernya. Aura sihir es itu, lebih pekat dari yang sebelumnya ketika Duchess Arlet baru menggunakan teknik ~Armor of Ice Spirits~ miliknya. Kemudian, setelah meningkatkan kekuatannya, Duchess Arlet dengan cepat langsung menyerang wanita itu. Wanita itu pun dengan sigap langsung berusaha menahan serangan Duchess Arlet dengan menggunakan pedangnya. Tetapi saat pedang wanita itu mulai bersentuhan dengan rapier milik Duchess Arlet, pedang wanita itu langsung terbelah hingga menjadi dua. Setelah pedang wanita itu terbelah menjadi dua, rapier Duchess Arlet langsung mengarah ke tangan kanan wanita itu dan langsung memotong tangan kanan wanita itu. Serangan yang dilakukan Duchess Arlet itu mulai dari memotong pedang milik wanita itu hingga tangan kanan wanita itu berlangsung sangat cepat.

Setelah melakukan serangan itu, Duchess Arlet kini sudah berada di belakang wanita itu. Wanita itu pun terkejut ketika melihat pedang dan tangan kanannya telah berubah menjadi dua. Selain itu, wanita itu juga terkejut saat mengetahui kalau Duchess Arlet sudah melewatinya dan kini sudah berada di belakangnya.

"Apa-apaan serangan itu ?! Serangan itu lebih cepat dan lebih kuat dari yang sebelumnya," pikir wanita itu.

Kemudian wanita itu menoleh ke belakang. Namun, saat wanita itu baru menoleh ke belakang, Duchess Arlet langsung memotong tangan kiri wanita itu dengan cepat. Wanita itu pun terkejut ketika melihat tangannya sudah melayang karena baru saja dipotong oleh Duchess Arlet.

"Kedua tanganmu mungkin sudah terpotong, tetapi hal itu pastinya belum cukup untuk mengalahkanmu. Aku akan mengalahkanmu dengan serangan terakhir ini," ucap Duchess Arlet.

Setelah itu, 6 buah rapier es tiba-tiba muncul dan meleyang mengelilingi Duchess Arlet dan juga wanita itu.

"Karena kamu adalah pemimpin Naga es yang merupakan seorang Naga, seharusnya serangan ini akan berdampak besar kepadamu," ucap Duchess Arlet.

~San Lucia Art Secret Technique : Ice Dragon Slayer's Seven Slashes~

Duchess Arlet langsung menyerang wanita itu dengan rapiernya, diikuti oleh 6 rapier es yang mengelilinginya. Wanita itu pun terkena serangan itu dengan telak dan beberapa bagian tubuhnya pun langsung terpotong setelah terkena serangan Duchess Arlet.

-Bersambung